🌻🌻🌻🌻🌻
Helikopter berhenti di atas gedung yang baru di ketahui Mellyna kalau itu atap gedung SS Group saat melihat orang yang berjajar atap gedung memakai seragam bertuliskan SS Group, Mellyna mengira akan mendarat di rumah Madan, ternyata mendarat di Pabrik Seikh Sukses Group.
"Dokternya sudah ada??". Tanya madan pada salah satu laki-laki yang ada di atap gedung.
"Sudah pak, ada di klinik". Jawab dari pria tadi dan di jawab anggukan oleh Madan.
Madan terlihat dingin dan berwibawa di hadapan bawahannya, dia menggendong Mariam hanya dengan tangan kiri, Mariam memeluk leher Madan dan tangan kanan Madan menggandeng Mellyna yang ada di belakangnya sambil menunduk.
Mellyna mendengar bisik-bisik dari karyawan yang yang mengatakan
"oh kui to bojone pak Madan?"
(Oh itu to istrinya pak Madan)"Bojo opo??? Pak Madan ki jeh bujang kok!" (Suami apa? Pak Madan masih bujang kok)
Untungnya Madan tidak paham dengan bahasa Jawa, namun Mellyna yang hidup di Semarang dia paham bahasa jawa, meski dia tidak bisa mengucapkan dengan benar, dia bisa tau arti dari percakapan dua orang tadi.
Mellyna berfikir seandainya Madan tau dia sedang di gibah pasti orang tadi akan di pecat oleh Madan.
Madan yang langkahnya lebar dan cepat membuat Mellyna agak kesulitan mengimbangi langkah kakinya.
"Dan jalannya pelan sedikit, kamu menarikku terlalu cepat." Mellyna melepas genggaman tangan Madan.
Madan melihat Mellyna yang ngos ngosan, Madan teringat pas Mellyna pendarahan karena mengikuti langkah Madan.
"Oh... Maaf Mel, aku terlalu cepat jalannya ya??." Madan kini
lebih peka dengan apa yang di rasa Mellyna."Iya, kakimu terlalu panjang, dan langkah lebar mu membuat aku tak sanggup mengikuti."
"Maaf". Madan tersenyum dan kembali melangkah pelan.
Mereka sampai di klinik perusahaan, dan ternyata Madan memanggilkan dokter anak untuk Mariam.
"Dokter, tolong periksa anak saya, dari semalam dia demam, sudah minum Paracetamol tapi masih demam." Madan, dalam memberi perhatian kepada Mariam memang totalitas, mengalahkan Mariam, sering dia kalah start melakukan hal untuk Mariam.
"Saya beri obat ini dulu ya pak, kalau sampai besok panasnya belum turun, tolong segera di laborat ya, khawatirnya tifus atau demam berdarah." Obat tiga jenis berupa puyer dan sirup.
Setelah selesai di periksa mereka keluar, dan sampai di pintu depan sudah ada mobil menjemput mereka.
"Kita kemana lagi Dan???" Tanya Mellyna yang duduk di samping Madan.
"Kerumahku. Tenang saja aku tidak akan berbuat macam-macam padamu." Madan menepuk punggung tangan Mariam, memastikan bahwa dia tidak akan berbuat macam-macam.
"Ada Nyonya Bahiya dan tuan Salman?"
"Iya, kamu tidak usah khawatir, aku pastikan, mereka tidak akan menyakitimu"
Sebenarnya Mellyna ragu dan juga masih takut dengan kakak iparnya Madan, tapi dia tau kemana lagi, posisinya saat ini dia butuh tempat tinggal untuknya dan putrinya yang sedang sakit.
Mellyna menatap Hp nya ada notifikasi chat WA dari Fariz
Fariz
Mel, kamu ngungsi di mana??Me
Aku, bersama Madan, dia memberiku tumpangan.Fariz
Modus tu Babanya Mariam.Me
Kayaknya iya Riz.Fariz
Tapi sepertinya emaknya Mariam seneng di modusinMe
😡Fariz
Kalau gak seneng, sore nanti ketemuan sama mamahku ya.Me
Riz, Mariam lagi sakit, gak mungkin ku ninggalin dia.Fariz
Tapi mamahku pingin ketemu pacarku Mel😭Me
Plis jangan aku.
aku gak sanggup Riz buat ngebohongi orang tua.Fariz
Trus gimana dong Mel, aku udah bilang aku punya pacar.😭😭😭Me
😓
Stop kekanak-kanakan deh Riz, aku udah tua buat main-main, aku punya anak, mungkin kalau aku masih muda seumuran Risa, gak punya anak, aku gak masalah, aku punya Mariam yang harus aku jaga perasaannya Riz😡Fariz
Minta nomor WA Risa dong Mel.Me
081325022066Mellyna jengah dengan Fariz yang menerornya, padahal saat ini kondisinya dia juga memprihatinkan, dia akan menumpang hidup di rumah ayah dari anaknya tanpa ada ikatan apapun, dan di sana ada kakak dan kakak ipar dari ayah anaknya yang sangat membenci Mellyna, rumit sekali kondisi yang di alami Mellyna.
Madan melirik Mellyna yang mematikan hpnya kesal. Berbanding terbalik dengan Madan yang bahagia karena Mellyna dan Fariz tidak ada hubungan apapun seperti yang di kira selama ini.
Mobil hitam Madan memasuki gerbang perumahan elite di BSB Semarang, sebuah rumah bergaya spanyol bercat putih menjadi tujuan pemberhentian mobil yang mereka tumpangi.
Madan membopong Mariam turin dari mobil, Mellyna dengan wajah kucelnya mengikuti Madan.
Dan, Mellyna dibikin kaget setengah mati melihat sepasang suami istri yang Mellyna ingin hindari ada di depannya.
"Mel, apa kabarmu?" Nyonya Bahiya mendekat, menatap Mellyna lekat kemudian dia memeluk Mellyna, dan entah siapa yang memulai dua wanita itu menangis bersama.
"Mel... Maafkan adik iparku yang berbuat kurang ajar padamu, semalam aku baru tahu dari Lina, wanita hebat yang melahirkan Mariam adalah kamu" Nyonya Bahiya menangkup dua pipi Mellyna sambil menunduk malu.
"Iya... Saya sudah memaafkannya Nyonya." Mellyna yang biasanya arogan luluh dengan ibu dari sahabatnya ini.
"Terimakasih Mel, terimakasih, maafkan kami yang tidak bisa mendidik adik kami dengan baik". Tuan salam mendekat dan menyatukan dua telapak tangan di dadanya.
Mellyna menjadi sungkan sendiri, karena dua orang yang sangat Mellyna hormati meminta maaf padanya atas dosa-dosa adik mereka.
"Tuan, Nyonya tolong jangan membuat saya merasa tidak enak, bukan kalian yang berbuat jahat padaku, tolong kalian jangan seperti ini padaku." Madan hanya mampu meringis ketika mendapat lirikan tajam dari kakak ipar dan kakaknya.
"Kalau kamu meminta aku matahkan pedangnya Madan akan kulakukan untukmu Mel!" Ucapan tuan Salman langsung membuat Madan ketakutan.
"Kak... Jangan, kasihan Mellyna, dia kan calon istriku, nanti bagaimana kalau pedangku kamu patahkan, bagaimana kami akan membuat Yusuf??" Mellyna membulatkan matanya atas ucapan Madan.
"Yusuf???" Tanya Mellyna melongo.
"Anak kita yang kedua adiknya Mariam, kita buatnya setelah kita menikah"
"Siapa yang mau menikah dengan mu???
☀️
☀️
☀️
☀️
☀️
☀️
☀️
☀️
☀️
☀️
☀️
☀️
Bersambung
Jangan lupa Vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Kaca √
Ficción GeneralEND Dulu aku pernah punya akun Atharaz. Salah satu judul novel yang pernah aku buat berjudul 30 Hari Untuk Selamanya. dan ini Sequel dari novel tersebut. namun kisah ini bukan dari anak Lina & Farhat, namun kisah si Antagonis Mellyna. yang belum tau...