EP2 : Pria Sejati

225 13 11
                                    

Mellyna sudah berganti baju, pakaian yang tadi sudah banyak terkena noda darah, Mellyna duduk di ruang tunggu oprasi di temani Farhat, Lina dan tuan Salman dan dua orang tua Mellyna juga datang menemani Mellyna, sedang Nyonya Bahiya di rumah bersama Maryam.

Mellyna menyesali ketololannya yang memaksa Madan untuk pulang, dia istri yang bodoh yang tidak mengetahui apapun tentang suaminya.

"Mel, aku baru beberapa hari mengenal suamimu, tapi papa tau, dia orang yang baik, makanya tanpa persetujuanmu, papa menikahkan kalian, karena aku yakin dia akan menjagamu dengan baik." Mellyna yang dari tadi hanya menangis di peluk oleh mamanya.

Flashback by Papa Mellyna

Saat itu papa sedang bekerja, datang dua orang yang asing menurutku.

"Assalamualaikum, pak anda pak Herlambang Mulia??" Tanya salah satu pemuda yang bersama tuan Salman.

"Iyaa... Anda siapa??" Tanya ku pada pria yang menanyaiku.

"Saya Madan, Madan Kahil Seikh, dan ini kakak sulung saya Salman Mohammad Seikh, saya datang dari Indonesia pak." Dia menjeda ucapannya.

"Sebelumnya saya sudah mencari alamat rumah bapak, tetapi alamat yang saya miliki adalah alamat rumah bapak yang lama, dan kata mantan tetangga bapak, anda bekerja di Mustapha Shoping Center, jadi kami menemui bapak di sini." Mungkin dia tidak enak hati menemui ku di tempat kerja, untungnya dia menemuiku di jam istirahat.

"Ada perlu apa ya, anda datang jauh-jauh dari Indonesia menemui saya di sini??" Aku sekarang merasa tidak asing dengan wajah pemuda India ini.

"Hemm begini Pak, adik saya ini adalah ayah biologis dari cucu anda Maryam, kedatangan kami ini akan melamar putri bapak." Aku sangat emosi mendengar kata-kata dari kakak orang yang mengaku ayah biologis dari Maryam, pantas saja wajahnya tidak asing bagiku, Mellyna meski tidak berani pulang ke Singapura karen dia hamil tanpa suami, tapi kami masih bertukar kabar, termasuk aku tau bagaimana wajah cucuku.

Bugggh
Bugggh

Beberapa pukulan aku layangkan ketubuh pria tadi, dia tak bergeming, dia berdiri dengan dua lututnya.

"Maafkan saya pak, putri anda menderita karena saya, ijinkan saya mempertanggungjawabkan semuanya pak..." Pria tadi memelas. Aku melihat penyesalan yamg mendalam di wajahnya, namun tak sebanding dengan penyesalanku gagal mendidik putriku.

"Mudah sekali kamu berkata seperti itu, dimana kamu lima tahun ini??? Putriku sampai menderita membesarkan anaknya sendiri!" Aku semakin bersemangat menghajar pria India itu sampai berulang kali, dan kakaknya hanya melihat adiknya yang duduk di lantai dengan tampang mengenaskan.

Baru saja aku akan meninggalkan pria brengsek yang terkapar tadi, Roland anak buahku yang baru saja di pecat karena ketahuan mencuri datang.

"Herlambang!!! Berani sekali kamu melaporkan kasus pencurian itu ke bos!! Aku di pecat gara-gara kamu!!! Sekarang kamu harus menerima balasanku!!!". Roland mengeluarkan pistol yang di arahkan padaku. Kejadian begitu cepat aku tak sempat menghindar dan Madan yang ada di sampingku menubruk Roland dan terjadi saling merebut pistol.

Doorrr...
Dorrrr....

Dua kali suara tembakan berbunyi, dan Madan terkapar di lantai dengan dua luka tembakan di tangan dan perut sampingnya, meski di perut pelurunya meleset tidak bersarang di perutnya, namun lukanya cukup panjang. Dan luka yang lain ada di tangan kirinya. Dia terluka karena membelaku.

Roland kehabisan peluru dan berhasil di bekuk, dia menerima ganjarannya.

Madan di larikan di Rumah Sakit, Papamu ini sampai saat ini masih hidup karena Allah mendatangkan suamimu untuk menolongku. kakaknya Madan, tuan salman menceritakan semua kepada ku, bagaimana dia selama lima tahun mencarimu, dan kamu membohonginya tentang anaknya yang keguguran sampai membuat makam anaknya, dan dia seperti orang gila karena penyesalannya.

End flashback

"Tiga hari dia koma, hari ke empat dia siuman, dan dia kembali meminta ijin menikahimu Mel."

"Dan papa langsung setuju??" Tanya Mellyna dengan pandangan berkaca-kaca, mendengar cerita papanya masih selamat karena Madan yang menyelamatkannya.

"Hemmm... Tidak, papa meminta tiga malam untuk papa sholat istiqoroh, meminta petunjuk dari Allah, papa takut gagal menikahkan putri papa dengan pria yang tidak  diridhoi  olehNya, dan setelah tiga hari papa mendapatkan jawaban, dia pria terbaik untukmu." Mellyna memeluk papanya, seraya mengucapkan terimakasih telah menerima Madan menjadi suami Mellyna.

Ruang oprasi terbuka, dan dua perawat mendorong seorang pria yang tidur di krip operasi baru selesai setelah empat puluh lima menit lamanya, ternyata bekas jahitan di perut Madan terbuka lagi karena guncangan di mobil, sebelumnya pihak dokter di singapura belum mengizinkan Madan kembali ke Indonesia, namun dia ngeyel, akhirnya lukanya belum sembuh kembali terbuka, dan harus di jahit ulang.

Karena kondisi Madan sudah membaik, dan dalam status aman meski belum sadar, Mellyna meminta seluruh keluarganya untuk pulang, dan dia akan menjaga Madan sendiri.

Sebenarnya Mellyna juga capek dan ngantuk, namun semua rasa itu kalah dengan rasa syukur karena suaminya terselamatkan.

Mellyna menggenggam tang Madan dan menciumnya dalam, air matanya mengalir, dia sangat berayukur Allah menyatukan mereka.

Mellyna menatap wajah damai suaminya dan beberapa kali menyentuh pipi suaminya, mengelus rambutnya, dan mencuri ciuman di pipinya.

"Mel.....". Madan mulai sadar dan menatap istrinya yang tiba-tiba menangis melihatnya siuman.

"Dan... Kamu butuh apa?? Mau minum??" Madan menggeleng dan tersenyum.

"Aku butuh kamu, aku tidak butuh apa-apa selain kamu.". Jawab Madan lirih sambil tersenyum tipis khasnya yang bikin dua pipinya memamerkan lesung pipitnya.

"Aku milikmu, aku akan selalu bersamamu, terimakasih... Kamu meyelamatkan papaku." Mellyna memeluk pria yang masih tertidur di brankar rumah sakit.

"Apa ini artinya kamu mau menerimaku Mel???" Tanya Madan meyakinkan ucapan Mellyna.

"Iya... Lahir batin aku menerimamu."

.
.
.

.

Gimana, perlu EP3 gak ni?????

Serpihan Kaca √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang