17. GHÉMAA

26 7 0
                                    

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

"Syukurlah masalah Marvin udah selesai, semoga masalah Raka juga selesai," batin Ghea.

Natasha dan Ghea berjalan melewati ruang kepala sekolah, tidak lama mereka melihat seorang pria berjas keluar dari ruangan tersebut disusul dengan Arkan dan teman-temannya.

Natasha terkejut, "itu kan kepala sekolah SMA Merah Bangsa."

Ghea menatap Natasha, "serius Nat?"

"Iya, Ghe. Arkan sama rombongannya pasti udah diintrogasi. Dia orangnya terkenal killer banget. Reza sampe ketar-ketir noh, liat."

Kalimat itu sampai ke telinga Reza, Reza langsung menaikkan kepalanya dan jalan dengan tegas seperti tidak ada yang terjadi pada dirinya, "anjir lo warga sekolah. Ketar-ketir mata mu," batin Reza masih ingin terlihat sok keren menatap Natasha sinis.

Ghea tertawa kecil melihat tingkah Reza, begitu banyak tingkah tapi juga lucu.

"Arkan, gimana masalah lo? Udah kelar?"

Arkan menatap seseorang yang bertanya itu dengan menaikkan satu alisnya, apa orang itu tidak mengerti jika Arkan sedang kesal jika dia bukan perempuan, Arkan akan langsung memukuli wajahnya.

"Arkan, jawab gua. Gua peduli tau sama lo!"

"Peduli mata lo kotak, ini bukan masalah lo. Lo ga ada urusan tentang ini. Awas lo, kami mau lewat" ketus Reza kepada orang itu.

"Apa banget lo, gua nanya Arkan jelas."

"Tapi, Arkan ga mau denger kata-kata lo, kocak."

"Gua peduli sama Arkan."

Mendengar perdebatan itu membuat Arkan tambah kesal terlihat tangannya mengepal kuat.

"Arkan! Jawab gua."

"DIEM LO. GUA GA KENAL LO, GA USAH SOK ASIK LO CEWEK. BERANI-BERANINYA LO BENTAK TEMEN GUA. ANAK MANA LO? MAU GUA HAJAR?"

Perempuan itu terdiam karena Arkan membentak keras dirinya.

Ghea dan Natasha yang masih berdiri didekat area itu terkejut melihat Arkan se marah itu.

"Woi ngapain lo jalan kek maling."

"Oh ini Ghea. Cupu."

"Jangan deketin Arkan dan juga anak Scornavior. Ngerti lo!"

"Dia orang yang dorong gua waktu itu, dia juga yang ngelarang gua deket-deket sama Arkan. Siapa sih dia?" Batin Ghea menatap perempuan itu dari bawah sampai atas.

Perempuan itu menyadari jika dirinya sedang ditatap dari arah lain.

"APA LO LIAT-LIAT, BUBAR LO BERDUA," perempuan itu berbalik membentak Ghea dan Natasha. Arkan dan teman-temannya ikut menoleh ke arah Ghea.

Raka mendorong pelan perempuan itu, "apa maksud lo bentak-bentak orang kek gitu? Berani lo? Hebat lo? Lawan gua sini."

"Elena! Elena!"

Dua orang perempuan berlari kearah satu perempuan itu.

"El, ngapain lo? Haduh."

"Arkan, gua peduli sama Arkan," jawab perempuan yang dipanggil dengan nama Elena itu.

"Waktunya ga pas El, bodoh ya lo? Yang ada lo malu."

"Balik woi malu gua," jawab salah satu teman Elena.

Mereka berdua menarik Elena untuk pergi dari tempat itu.

"Udah Ghe, ga penting disini. Ke kelas aja atau ke kantin kek," ucap Natasha.

GHÉMAA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang