GHÉMAA [ON GOING]

13. GHÉMAA

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Dipertengahan jalan, Ghea melihat Justin. Entah apa yang dipikirkan Ghea, dia menghampiri Justin.

"Kak, kak Justin. Dimana Marvin?" Tanya Ghea.

"Marvin? Ga masuk."

"Kenapa ga masuk kak kalo boleh tau?"

"Sakit."

"Oh ok. Makasih kak, permisi," ucap Ghea dengan ekspresi wajah kecewa dan pergi menghampiri Natasha lagi, Justin pun segera pergi dari tempat itu dan memilih kembali ke ruang osis.

"Ngapain Ghe?" Mendengar pertanyaan itu Ghea hanya menggeleng.

➳༻❀✿❀༺➳

"Woi bro, gua ditanya-tanya mulu sama anak lain tentang Marvin. Gua ga tau harus jawab apa," ucap Justin kepada Azka dengan duduk disebelah Azka.

Tidak ada balasan yang diucapkan Azka, dia hanya menatap memandangi sebuah artikel tentang temannya itu.

"Justin, coba lo telpon Marvin."

Justin mengangguk, tanpa basa-basi Justin langsung menelpon Marvin beberapa kali tapi tidak bisa dihubungi. Marvin memutuskan untuk spam chat dan sama sekali tidak ada balasan.

"Ga bisa Ka, handphonenya ga aktif," ucap Justin.

"Ga ada cara lain, pulang sekolah kita harus kerumahnya," tegas Azka.

➳༻❀✿❀༺➳

"Lo dari tadi cuma tiduran dirumah? Gimana pendapat lo tentang kabar viral lo disekolah? Bangga?"

"Ha? Bentar, lo ngomongin apa sih? Kabar viral apaan, jelas-jelas gua sakit. Gua ga buat kesalahan ap-" ucapan Marvin berhenti tiba-tiba dan mengingat sesuatu.

"Tawuran?" Ucap Azka dengan menatap tajam kearah Marvin.

Azka dan Justin benar-benar mendatangi rumah Marvin, kini mereka berada didalam kamar Marvin.

Mendengar ucapan dari mulut Azka, Marvin yang sedang duduk ditempat tidur membulatkan matanya dan menatap Azka yang sedang berdiri di depannya.

Justin menunjukkan berita dirinya yang tersebar di sekolahnya sendiri.

Marvin membuang muka setelah membaca berita itu dan membuat nafas berat.

"Gua jelasin."

"Silahkan," ucap Azka menjawab ucapan Marvin.

"Kemarin, waktu gua mau pulang sekolah..."

Marvin menceritakan semuanya yang sudah terjadi kepadanya secara jujur dan tidak menyembunyikan apapun.

"Jadi, lo dituduh sebagai Arkan karena lo pake jaket Scornavior? Kocak gila."

Marvin mengangguk, "Gua harap kalian ngertiin gua, gua sama sekali ga pernah ada niatan untuk ikut aksi konflik mana pun. Kalian tau gua kan."

"Kita ngerti lo tapi gimana pendapat guru terutama kepala sekolah? Lo siap ngadepin mereka?"

"Gua siap, gua ga salah. Gua cuma bales apa yang mereka lakuin ke gua, mereka gebuk gua ya gua bales."

Azka menepuk pundak Marvin.

"Ok, istirahat lo. Gua sama Justin pulang dulu."

Marvin tersenyum, "Hati-hati, thank you bro!"

"Yo!"

Setelah kedua temannya pergi, Marvin mengaktifkan kembali handphonenya. Dan benar saja, handphonenya penuh dengan notifikasi dari sebagian orang yang tidak Marvin kenali di setiap akun media sosial.

"Anjir lah, jadi ribet gini, yakali gua gabung geng motor-geng motor ga jelas kek gitu" Marvin mengacak-acak rambutnya.

➳༻❀✿❀༺➳

08.21

Saat menuju kelas, pikiran Ghea langsung teringat mimpi yang dia alami semalam. Tersadar, Ghea langsung menggeleng dan berusaha untuk tidak mengingat mimpi itu kembali.

"Raka apa kabar ya?

Ghea terus saja melihat berita yang berada di Tweet itu, dia prihatin dengan kondisi kesehatan yang dialami Raka.

"Mereka semua pasti bakal dihukum, atau sampai dikeluarin dari sekolah? Ga mungkin. Ghea, positive thinking aja please." 

Mata Ghea tertuju kepada seseorang dengan menggunakan hoodie berwarna hitam tidak lupa yang menutupi bagian kepalanya. Orang itu berjalan dengan memainkan handphone sehingga tidak terlihat jelas wajahnya.

"Marvin?"

"MARVIN!" Ghea mencoba memanggil orang itu, Ghea menghampirinya dengan berlari kecil.

"Marvin? Akhirnya lo masuk," ucap Ghea.

Dia menoleh, "Ghea?" ucapnya.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Thank you for reading, please vote if you like it and comment for your suggestions.

See you in the next chapter!