chapter 3

376 96 9
                                    

     Akhirnya setelah beberapa menit perjalanan menuju cafe Genta telah sampai di tujuan.

Genta langsung turun dari motor nya dan menuju ke dalam cafe itu. "Assalamualaikum semua, gimana nih kabarnya" ucapnya sambil bertos ala-ala laki-laki.

Fajar pun menoleh saat mendapati Genta datang "Waalikumsallam, Alhamdulillah baik" jawab nya.

•jadi yang dimaksud Genta teman dari Bandung itu anggota inti geng vanzaros ya gays, jadi mereka itu kebandung karna ada urusan yang urgent jadi ada beberapa problem yang harus diselesaikan dan mereka udah balik ke Jakarta lagi tapi kecuali fajar karna memang dia di Bandung ya dia di pesantren Nurul Azmi.

Setelah itu Genta duduk "Gimana nih udh selesai urusan yang urgent nya?" Tanya Genta lagi.

Arvan menoleh saat mendengar perkataan Genta "udah kemarin baru selesai" jawabnya mewakili fajar sambil memakan makanan nya.

Galang yang mendengar itu pun menoyor kening arvan, "ye elu main nyaut ae" saut Galang.

Genta yg melihat itu geleng-geleng sendiri "Shhhh, sakit bego. Ya terserah gue lah kan gue mewakili fajar, soalnya keliatan nya fajar tidak minat untuk menjawab nya" ringis arvan.

Fajar pun berdecak "Ck, kalian ini udah dong kalian ini setiap hari ribut mulu" ujarnya.

Angkasa yang melihat itu pun ikut angkat bicara "bener tuh kata fajar kalian ini udah besar harusnya jangan sering ribut" jelas angkasa.

Galang dan arvan pun saling pandang yah kek pandangan pertama gitu.

Galang:ye author mah dikira apaan
Author:ya maap Lang bercanda doang, oke kembali kecerita.

Galang dan arvan pun saling pandang dan akhirnya mereka terlihat bingung.

Galang pun angkat bicara "iya deh kita yang salah padahal kan mau bikin kalian ngakak" ucapnya bersalah.

"Iya kita kan pengen liat kalian semua ketawa gitu biar fajar ma angkasa gak kek keliatan mukanya triplek gitu" lanjut arvan.

Genta yang melihat itu tertawa terbahak-bahak " hahahhaha benar juga si fajar sama angkasa ga berubah ternyata tetep datar mukanya" lanjut Genta sambil masih tertawa.

Fajar yang melihat itu memutar bola matanya malas dengan wajah yang terlihat murung akibat perjodohan yang dibicarakan Abinya.

Genta yang melihat itu pun bertanya kepada fajar "kenapa lhu jar?"

Fajar yang melihat itu menggeleng "gakpp bang" jawabnya.

"Bener gakpp gue paham lhu lagi bohong" lanjut Genta.

"Jadi gini bang" sebelum melanjutkan arvan memotong omongan nya "apa gimana" Galang yang melihat itu jengah dengan arvan.

"Gue mau dijodohin sama anaknya temen Abi gue" to the point fajar membuat semua sahabat nya melongo melihat nya kecuali angkasa karna dia sudah tau terlebih dahulu.

Tak berselang lama Genta menjawab "APA!! kok bisa sama kayak adek gue?" Pekik Genta.

Galang pun menoyor kening Genta "ye bang jangan keras-keras dikira ada apa" jawab Galang.

Fajar pun menjawab "gue ga tau bang, tapi tadi umi mau kerumah calon menantunya katanya"

Genta melihat nya pun melongo "lah kata bunda mau kerumah gue" sahutnya.

"Wah wah wah Ndak bener nih jangan bilang neng Aisyah mau di embat fajar" ujar Galang.

Fajar yang mendengar nya jengah Galang "gak ya enak aja" jawabnya.

𝐃𝐈𝐀 𝐅𝐀𝐉𝐀𝐑 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang