Tranggggggg!!
Kursi besi itu berubah bengkok. Hyunjae memukuli Juyeon dengan benda itu yang seakan melayang tanpa ampun. Kini rupa mereka sudah babak belur, lebam. Belum lagi dengan luka-luka goresan lainnya.
"Sialan kau Lee Juyeon!!!!!!"
Mata mereka saling memburu. Tatapan permusuhan terlihat dimata penuh tipu daya itu. Juyeon yang terjerembab kembali bangkit dan menendang tubuh Hyunjae. Ia sangat gesit sehingga bisa meraih kursi itu dengan cepat, lalu memukulnya ke tubuh Hyunjae. Cowok itu meringis, terhempas ke aspal. Sial, lengan kirinya yang pernah patah jadi terasa kaku. Tentu karena terhempas mendadak seperti ini.
Sementara itu Lee Juyeon sudah hampir hilang akal, ia seperti kerasukan setan dan sulit dihentikan. Ia tak memikirkan hal lain lagi saat itu. Di dalam hatinya, dalam segenap perasaannya, ia selalu merasa kesakitan saat berkelahi dengan Hyunjae. Mau bagaimana juga cowok itu adalah sahabatnya. Walaupun Hyunjae sendiri sama sekali tak ingin mengubah persepsi terhadapnya. Di setiap kesempatan cowok itu selalu ingin menyalahkan Juyeon, melampiaskan kemarahan padanya.
Sebenarnya apa yang aku harapkan?
Yang ada kini hanya dirinya yang terus dianggap bersalah dan tak pantas hidup damai, sesuatu yang mengecewakan. Sekarang Juyeon melangkah mendekati Hyunjae dengan benda itu ditangannya, menggenggam penuh lengan reot kursi itu dengan pikiran kosong dan bersiap melemparnya dengan keras, menghabisi Hyunjae. Dia sungguh hilang kendali. Sialnya Hyunjae sudah tak bisa bergerak, ia kalah cepat dan rasanya tak mungkin untuk menghindari Juyeon disaat yang bersamaan.
"Berhenti Lee Juyeon!"
Tiba-tiba tubuh mungil itu datang dan menghalangi niat Juyeon. Kedua lengannya refleks mencengkeram kedua pundak bidang Hyunjae, melindungi cowok itu dengan tubuhnya dari serangan Juyeon.
"Jangan diteruskan."
CHAPTER 3 : TENTANG
SEBUAH ALASANNapasnya berderu sangat kencang saat ia sudah berlutut memunggungi cowok itu. Sunhee tampak tak peduli dengan kedua lututnya yang perih karena tergores lantai, baginya biarlah pertikaian itu berhenti dari pada keduanya saling menyakiti lebih dari ini. Itu juga adalah tanggung jawabnya untuk memisahkan mereka.
Hyunjae terdiam menatap cewek itu telah tepat berada dihadapannya, diantara benderangnya terik matahari yang menyengat di tengah lapangan. Berlutut memegangi dirinya seperti ini, apa yang dipikirkan oleh cewek itu?
Tanpa sadar Juyeon refleks menahan lemparannya saat melihat Sunhee. Cewek itu menatap wajahnya yang berubah semakin dingin. Tatapan di kedua mata Juyeon yang kelam itu penuh benci, namun seketika api yang sejak tadi berkobar dikedua bola matanya itu langsung lenyap. Apapun alasannya, Juyeon sebenarnya tampak tak ingin melakukan semua ini, meskipun amarahnya begitu besar. Tanpa ia sadari matanya memerah dan basah. Semakin matanya berkedip, hal itu semakin mengundang sesak di dadanya. Ingatan-ingatan yang selalu ingin ia redam itu terus bermunculan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First Lead || Lee Juyeon
FanfictionBerawal sejak melihat salju pertama turun bersama cowok asing bernama Lee Juyeon, siapa sangka Han Sunhee akan bertemu dengannya lagi dengan cara yang mengejutkan? Pertikaian antara cowok itu dan seseorang bernama Lee Hyunjae, menyebabkannya harus b...