Berawal sejak melihat salju pertama turun bersama cowok asing bernama Lee Juyeon, siapa sangka Han Sunhee akan bertemu dengannya lagi dengan cara yang mengejutkan? Pertikaian antara cowok itu dan seseorang bernama Lee Hyunjae, menyebabkannya harus b...
Hfffttt... Ia menarik napas dalam. Menatap tajam ke arah sebilah cermin di toilet. Kini memaksakan matanya berkedip lalu kembali mengolesi lagi dan lagi krim di kantung mata yang terlanjur gelap itu. Satu-satunya kebiasaan buruk yang hampir tidak hilang dari hidupnya.
"Apaan sih, masa iya aku gak bisa tidur karena mikirin itu juga?" Gumamnya.
Sejak kemarin setelah bertemu dengan cowok itu di SMA Siloam, ia tak henti-hentinya mendengus kesal. Bisa-bisanya ia kedapatan pernah mabuk oleh cowok yang jelas-jelas sekarang adalah muridnya. Semalaman ia mengingat kembali kejadian memalukan itu. Saat malam dengan salju pertama yang perlahan turun itu, ia tak menyadari apapun lagi hingga terbangun keesokan hari di kamarnya.
"Dia kan yang mengantarku pulang?" Sunhee memijat kepalanya.
Sudah jam segini. Lirihnya sambil menatap jarum jam ditangannya. Sudah hampir pukul delapan pagi, ia akan segera masuk ke ruang kelas 3-2. Memikirkan hal itu saja sudah membuatnya tak tenang karena sejak kemarin ia sudah overthinking tentang kelas itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi, namanya Lee Juyeon ya..." Ia menghela, "Dia sama sekali gak kelihatan seperti anak SMA!"
Matanya masih memandangi absen kelas yang menampilkan wajah siswanya itu, menggerutu lalu segera beranjak pergi. Semuanya tak ada yang berbeda, sama seperti saat pertama kali ia masuk ke setiap kelas kemarin. Tatapan asing penuh penasaran masih mengekori kemana ia pergi, dan hal yang paling menyebalkan adalah hal itu membuatnya harus terbiasa menebalkan muka dan memutuskan urat malu. Meskipun untuk cewek sepertinya, berusaha membiasakan diri dengan hal semacam itu adalah layaknya sebuah pekerjaan. Begitu melelahkan. Apa boleh buat?
Sunhee membuka daun pintu kaca itu perlahan, suara bising yang hampir kedengaran dari ujung koridor tadi mendadak hilang. Hanya ada keheningan saat ia mulai memasuki ruangan, sepasang matanya yang sudah bersiap begitu penasaran dan menjelajah ke sekeliling kelas. Harapan terbesarnya tentu saja agar anak bernama Lee Juyeon itu tidak datang, karena itu jugalah ia sengaja menunggu selama 30 menit sebelum masuk untuk memastikannya.
Ia tahu niatnya itu sungguh tidak masuk akal sebagai seorang guru. Namun sukurlah karena mungkin hari ini ia bisa bernapas lega. Bangku di posisi pojok kanan belakang itu masih kosong. Kalau dipikir-pikir cowok itu juga tidak tampak seperti murid yang rajin ke sekolah. Ia bahkan baru tahu anak-anak SMA di Seoul suka bermain di Club malam, itu sudah jelas kelihatan sekali nakalnya. Tanpa sengaja Sunhee membuat teori itu dikepalanya sendiri.
"Selamat pagi, hari ini kita akan mengadakan ulangan mingguan. Sesuai dengan perjanjian guru Biologi yang sebelumnya. Jadi harap seluruh buku dan Hp disimpan."
"Baik Miss.."
Anak-anak segera mengemasi buku dan ponselnya ke dalam lemari. Kelas kembali bising oleh kesibukan itu, aroma apel yang tersebar di ruang kelas juga terasa seperti membangun semangat baru. Sunhee melirik arlojinya, memberi kesempatan pada murid-muridnya untuk berkemas. Matanya bersiap pada selembar kertas berisi sepuluh pertanyaan. Namun siapa sangka sebuah kegaduhan besar akan terjadi setelahnya.