04 : Breakable Heaven

56 8 7
                                    

"Kalian dengarkan?" Tanya pria bernama Choi kijoon itu dengan paras garang yang persis di depan mereka.

"Kalian dengarkan?" Tanya pria bernama Choi kijoon itu dengan paras garang yang persis di depan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nee, kyojangnim." Jawab tiga bujangan itu serentak.

Sunhee melirik tiga siswa yang duduk sejajar berhadapan dengannya dan Mr. Inseol. Terutama kedua wajah memar itu. Ekspresi dingin yang mengatakan bahwa semuanya belum usai begitu saja.

Diantara Hyunjae dan Juyeon, Sunwoo duduk ditengah-tengah mereka. Ekspresinya datar seakan sudah benar-benar terbiasa dan siap dengan situasi ini. Menatap hal itu kepala sekolah hanya bisa menghela napas panjang, kesabarannya benar-benar diuji oleh tiga berandal ini yang beruntungnya adalah anak para donatur di sekolah. Kalau tidak, tentu saja sudah lama ia maki.

"Sekarang minta maaf pada guru kalian." Perintahnya, "Kalian sudah begitu merepotkan mereka."

Tiga siswa itu segera berdiri menghadap Sunhee dan Mr. Inseol dengan lesu seraya membungkuk tiga puluh derajat.

"Maafkan kami." Ucap mereka serentak.

Lalu hening-

"Sudah, kembali lah belajar." Titah pria itu hampir naik pitam,

Sekarang ketiga anak itu mulai melangkah keluar ruangan, menghilang dalam sekejap, hanya beberapa detik.

"Aigoo, anak-anak ini terlalu bersemangat."

Pria tua yang menjabat sebagai kepala sekolah di SMA Siloam itu mengernyit. Keningnya tampak berkerut. Sesekali ia menggeleng. Berkat hal ini dia sudah membulatkan tekatnya untuk pergi mengecek tensi darah ke rumah sakit hari itu juga. Selain cukup bosan, ia juga tak berani melakukan hal lain selain hanya memarahi. Tentu saja itu membuatnya semakin sakit kepala karena tidak bisa menyalurkan emosinya dan memberi hukuman yang wajar pada mereka. Bukankah perlakuan husus itu memang berlaku bagi anak orang kaya walaupun sudah membuat banyak masalah?

"Maaf Kyojangnim, lagi-lagi siswa kelas saya membuat masalah. Mewakili mereka, saya benar-benar minta maaf. Hal ini akan saya usahakan gak terjadi lagi kedepannya. Saya janji." Jelas Mr. Inseol, ekspresi kecewa itu sangat kelihatan diwajahnya.

"Seperti biasa, kali ini pun anak-anak itu diluar kendalimu ya.."

Mendengar itu Sunhee meremas tangannya, "Kesalahan itu bukan karena Mr. Inseol, Kyojangnim."

Tanpa sadar mulutnya mulai bicara hal-hal yang ia tidak sangka. Semua terjadi begitu saja seperti tanpa kendali.

"Itu karena kelalaian saya sebagai guru yang mengajar saat itu. Jujur, saya gak bisa menghentikan mereka. Seharusnya hari ini di kelas 3-2 para murid melakukan ulangan, namun semuanya jadi terkendala karena saya tidak bisa bertindak cepat."

"Anda benar Miss Sunhee." Ucap kepala sekolah, "Itulah kenapa saya dengan berat hati memanggil anda. Seharusnya saya tak perlu melakukan ini karena kita semua tahu ini sesuatu yang tak bisa dihindari dan mereka memang sulit di kendalikan. Tapi tadi saya mendapat panggilan dari beberapa orangtua murid, mereka berkomentar tentang kejadian ini. Lain kali, jika ini terjadi lagi sebaiknya anda mengabaikan mereka saja."

The First Lead || Lee JuyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang