12 : Rain in a Long Dry

35 8 4
                                    

Lee Juyeon, cowok tinggi dengan tubuh tegap itu memarkirkan motor kesayangannya di seberang jalan, tepatnya berseberangan dengan pintu keluar sekolah utama. Dari kejauhan ia sudah mendapati cewek bernama Han Sunhee itu baru saja keluar dengan terburu-buru. Tentu saja Juyeon bergegas turun dan setengah berlari mengejar cewek mungil itu hingga ia terperanjat. Dari mana asalnya cowok ini?

"Han Sunhee, kau masih disini?" Tabik pertama Juyeon.

Sunhee mendongak, memandangi cowok tinggi itu. Sekarang ia yang lebih penasaran kenapa Juyeon masih berada di sekolah setelah sekitar 3 jam-an lebih bel pulang berbunyi. Matanya mulai menyoroti sekujur tubuh anak itu, melihat hal-hal yang mungkin mencurigakan. Namun justru hari ini Juyeon terlihat normal-normal saja. Seperti biasa, tampan. Bahkan seragamnya yang berada disebalik sweater itu masih tampak rapi.

"Aah~ aku ada urusan.." jawab Sunhee ragu. "Kau sendiri ngapain masih di sekolah? Masih mau belajar?"

"Nggak, ada yang lagi aku tunggu." responnya terlalu dingin.

Sunhee mengangguk, tersenyum kaku karena tak ada lagi yang bisa ia katakan untuk sekedar basa-basi pada Juyeon. Melihat anak itu tanpa memar sudah cukup membuatnya lega. Ia sudah terlalu trauma bila harus melihat kondisi babak belur muridnya lagi. Sejenak, Sunhee menyadari tatapan Juyeon yang sedingin es masih menatapnya lekat, mungkin juga masih menunggu mulutnya mengatakan sesuatu.

"Ehm baiklah, kalau gitu aku pergi dulu." Sudah Sunhee canggung.

Secepatnya Sunhee melangkah, ingin melepaskan diri dari cowok SMA itu sebelum ia merasakan hal aneh lagi pada jantungnya karena pesona tak biasa Juyeon. Ia lebih baik cepat pergi atau jika bukan karena tampangnya, lantas karena ia tak ingin jadi teringat dengan tragedi 'malam itu' yang benar-benar ingin ia lupakan. Sebenarnya, ia benci dengan tatapan prihatin Juyeon waktu itu. Kini ia melangkah, menarik napasnya gugup sambil memejamkan mata.

"Sunhee,"

Langkah Sunhee terhenti serentak saat ia membuka matanya, seperti tersekat saat namanya seolah disenandungi oleh Juyeon. Suara lembut dan berat itu membuatnya tertegun sekali lagi.

"Kau masih menghindari aku?" Tanya Juyeon.

Sunhee memeluk buku-buku dalam dekapannya makin erat. Kenapa ia mesti bertanya? Sejak awal Juyeon selalu melibatkan diri dengannya, tentu saja ia sangat ingin menghindar. Sekarang Sunhee berbalik, menatap polos wajah Juyeon yang terus menunggu jawabannya.

"Tidak, memangnya aku terlihat begitu?"

Juyeon tersenyum kecil sembari memasukkan kedua tangannya ke saku sweaternya, "Sikapmu menunjukkan segalanya dengan jelas."

Sunhee terkejut dengan reaksi santai Juyeon yang seolah mengetahui semuanya, "Ne?"

Tiba-tiba dalam sekejap hujan turun begitu deras tanpa disangka di hari yang semula cerah. Sontak mereka berdua menatap langit bersamaan. Namun dengan gerakan yang cepat Juyeon langsung menyeret Sunhee ke tubuhnya hingga cewek itu tak mampu berbuat apa-apa. Sunhee hampir kehilangan akal sehat saat berada di dekapan Juyeon. Tanpa sengaja, ia menatap cowok itu dari jarak sedekat ini. Dia bukan manusia.

Serentak, dalam waktu bersamaan Juyeon merangkul dan menutupi tubuh mungil Sunhee dengan sweater yang melekat padanya. Berlari secepatnya begitu saja. Aroma tubuh Juyeon yang has dan mahal kembali menyeruak mengerumuni Sunhee.

CHAPTER 12 : HUJAN
DI KEMARAU PANJANG

Mereka berhenti tergesa-gesa tepat di depan pintu dimana pertama kali Juyeon melihat Sunhee. Tak bisa dipungkiri kalau keduanya jadi mendadak canggung. Sunhee mengibas rambutnya yang sedikit basah, lebih tepatnya sekarang ia sedikit keki. Deg! Apaan sih? Ia menggeleng, sepertinya lama-lama ia jadi tak waras semenjak mengajar di sekolah ini. Ia kembali menyadarkan dirinya. Sedikit kesal pada hujan yang belum reda. Sementara Juyeon kembali memerhatikan tingkah lugu Sunhee yang jelas kelabakan itu, ujung bibirnya menyungkit, tersenyum diam-diam.

The First Lead || Lee JuyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang