16 🍖

443 49 13
                                    

Main Cast
- Monkey D. Luffy ( 20 )
- Trafalgar D. Water Law ( 23 )

Boy X Boy
Boys Love
M - preg ( 18+ )

ONIISAN SUKIDAYO 🍖 🍙


"Tidak masalah Aku mengerti, Arigatou." sambungan telepon itu diputus saat dirasa tidak ada lagi hal yang ingin dibicarakan.

Udara dingin saat malam memang benar-benar menusuk kulit. Walau tubuh besar berlekuk-nya telah terbalut rajutan benang mahal. Namun tetap saja ia dapat merasakan hawa yang diberikan oleh gelapnya langit penuh bintang.

Sebelumnya, Law sudah diberi ijin keluar sebentar. Guna mengangkat panggilan dari salah satu koleganya. Dan sekarang, Law harus kembali lagi ke ruangan. Jika tidak ingin orang-orang berubah khawatir. Sebab sudah cukup lama Law telah pergi keluar meninggalkan acara.

Baru saja tubuhnya berbalik. Namun secepat itu ia mematung. Setelah matanya menangkap seseorang yang paling tidak ingin Law lihat batang hidungnya. Monet. Wanita itu sudah berdiri tak jauh darinya berada. Entah kenapa wanita itu berada disini. Atau jangan-jangan wanita itu mengikutinya hingga kemari? Kalau memang begitu, berarti wanita bernama Monet itu sudah kehilangan akalnya.

Kedua orang berbeda jenis kelamin itu saling melempar tatapan dalam diam. Dimana Law hanya menampakkan raut datar dan dingin. Seperti biasa bila sudah berhadapan dengan wanita keras kepala itu.

Sedangkan Monet, memperlihatkan sorotan sendu di kedua iris-nya. Juga, tersirat sebuah harapan juga cinta disana. Benar-benar masih berpikir bahwa Monet masihlah memiliki kesempatan besar untuk mendapatkan pria bertubuh jangkung itu.

Beberapa menit diisi dengan desisan dari angin di sekitaran mereka. Namun, setelahnya Monet menggerakan kedua tungkai jenjangnya. Mendekat ke arah Law begitu anggun dan perlahan. Seakan ia tengah memastikan bahwa jaraknya dan Law tidaklah jauh untuk digapai.

Tidak lama kemudian, mereka kini sudah berdiri berhadapan. Dengan hanya dipisahkan satu jengkal jarak di antara mereka berdua.

"Law..." panggilannya hampir setara bisikan. Tapi Law masih bisa mendengarnya. Dan dia hanya bungkam di posisi. Memperhatikan saja wanita yang menatapnya lamat-lamat.

Perlahan, salah satu tangan Monet terulur menuju rahang tegas itu. Menyentuhnya begitu sedikit, namun sudah memberikan efek luar biasa bagi tubuhnya. Dimana Monet bisa merasakan bagaimana bergetarnya ia setelah menyentuh kulit orang yang dirinya cintai itu.

Si pria tetaplah tak bergeming. Tetap membiarkan apa yang hendak wanita itu utarakan kepadanya. Karena dari gelagatnya saja Lae sudah tau. Wanita bernama Monet itu memiliki hal yang ingin dikatakan padanya.

"Kenapa.." mulai Monet dengan nafas terputus-putus, "Kenapa kita tidak bisa menciptakan hubungan itu? Kenapa kau tidak bisa menerima perasaanku? Apa alasan mu sebenarnya? Dimana letak kekurangan ku sampai-sampai kau tidak sudi menjadikan ku sebagai pendamping mu?" setitik air mata telah terjatuh membasahi pipinya.

Mimik muka Law tidaklah berubah. Ia masih mengunci rapat bibirnya. Mungkin saja Law sangat enggan menjawab hal yang wanita itu sudah ketahui. Karena berulangkali Law telah menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah menjadi apa yang ada dalam bayangan wanita bernama Monet itu. Sebab, hati Law telah mengukir nama seseorang yang sudah lama ia damba dan puja sepenuh jiwanya. Meski sebesar apapun Monet berusaha, maka jawaban tetaplah sama. Yakni tidak bisa mengabulkan keinginan sang wanita. Itu sudah keputusan akhir yang tidak bisa ditawar lagi.

Akan tetapi, Monet bukanlah wanita mudah. Kekeras-kepalaan dalam dirinya benar-benar menggiringnya agar tidak menyerah begitu saja. Sehingga, ia tidak mau menghentikan sikapnya yang betul-betul membuat Law risih dan muak. Jangan salahkan Law bila hubungan mereka tidak lagi dalam keadaan baik, seperti dulu.

Oniisan, Sukidayo [ LawLu ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang