08 🍙

692 64 8
                                    


Main Cast
- Monkey D. Luffy ( 20 )
- Trafalgar D. Water Law ( 23 )

Boy X Boy
Boys Love
M - preg ( 18+ )

ONIISAN SUKIDAYO 🍖 🍙

Tak ada yang dapat menebak pergerakan bumi selama ini. Dari siang, kemudian beralih menjadi malam. Semua berlalu begitu saja, begitu cepat berubah hingga 30 hari di dalam kalendar sekejap langsung habis. Dan lembaran baru pun tersingkap untuk mereka kembali menjalani hari-hari, melakukan aktifitas sebagaimana mestinya.

Sebulan setelah kejadian di kediaman keluarga Trafalgar, baik Law maupun Luffy nampak biasa saja dalam berkegiatan setiap harinya. Ah bukan! Justru mereka semakin erat dan kuat tiap harinya. Menghabiskan waktu malam bersama dengan berolahraga panas di atas ranjang. Layaknya pasangan suami-istri di tengah-tengah lingkupan hormon mereka yang menggebu-gebu.

Setiap malam selama hampir 30 hari terlewati begitu hikmat penuh peluh. Tapi darisanalah hubungan mereka benar-benar mengikis jarak dan status diantara mereka. Tidak peduli pada suatu hal yang berkaitan dengan hubungan kakak-adik. Yang terpenting, mereka selalu bersama. Selalu berada dalam jangkauan dekat. Selalu ada disaat sama-sama membutuhkan.

Tapi, tetap saja. Sesuatu serasa mengganjal di dalam hati. Tidak memungkiri bahwa batinnya berkoar meminta sebuah hal pasti. Mungkin, setiap malam boleh menyebut nama satu sama lain dalam damba penuh pemujaan. Namun disini, realita seolah mengejek mereka. Menampar mereka dengan fakta yang ada sehingga bibir pun terasa kelu untuk berbicara.

Luffy selama ini merenungi hal itu. Memikirkan segala kemungkinan saat melewati tiap detik, menit, jam, hingga habis; berganti menjadi hari selanjutnya. Dia turut senang karena Law bisa dibilang seutuhnya adalah miliknya. Karena perjodohan itu nampaknya tidak dilanjutkan oleh pihak keluarga. Terlihat dari tidak adanya semacam gangguan apapun lagi berasal dari keluarganya.

Terlepas akan hal itu, dibalik kesenangannya. Terdapat hal lain yang seringkali membayangi. Mendesak ia untuk secepatnya membuka perbincangan serius. Menanyakan hubungan mereka ke depan. Katakan saja tentang bagaimana nasib mereka berdua untuk masa depan kelak.

Sudah sebanyak ini mereka menghabiskan waktu. Tapi, mereka tetap berada pada titik ini. Tiada progres terlihat sama sekali. Luffy resah, juga gelisah. Mereka takkan selamanya bisa bersama karena ada waktu lain kali orang lain bisa menghancurkan kebersamaan mereka berdua. Oleh karena itu, status harus diperjelas dan ditekankan disini. Persetan dengan hubungan persaudaraan. Yang jelas, Luffy harus memperjuangkan apa yang selama ini benaknya kemukakan.

Cintanya.

"Oiii, Luffy-ya. Kau terus saja melamun. Dan ada apa dengan wajahmu? Pucat sekali. Apa kau sedang sakit? Perlu aku panggilkan Law?" itu suara Usopp yang menusuk indra pendengarannya.

Luffy berjengit di sofa ruangan. Lalu dahi mengernyit penuh tanya setelah Usopp menyelesaikan ucapannya barusan. Nampak pucat? Wajahnya? Benarkah? Tadi, sebelum berangkat, Luffy sempat bercermin dan pantulannya berbicara bahwa ia tampak baik. Tidak sesuai dengan rentetan kata milik Usopp. Apa maksudnya pria berhidung panjang ini menuduh wajah cantiknya seperti itu?

"Apa maksudmu? Aku baik-baik saja, Usopp. Dan pucat? Terakhir kali, cermin di rumahku mengatakan bahwa aku adalah manusia tercerah yang sudah paling cocok menjalani semangatnya hari ini"

"Katakan itu nanti setelah kau melihat sekali lagi dirimu di pantulan kaca milikku." tukas Usopp sedikit garang, merasa geram sekaligus kesal karena kekeras-kepalaan sahabat sejurusan-nya itu.

Tidak ada sahutan terdengar setelah Usopp memilih untuk melenggang. Meninggalkan Luffy di ruang tamu, menyerap kata-kata Usopp tadi sebelum terlonjak dari sofa. Menuju ke tempat dimana ia bisa melihat refleksi dirinya. Sekaligus, mematahkan pendapat milik sahabatnya itu bahwa Luffy tidak dalam kondisi buruk.

Oniisan, Sukidayo [ LawLu ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang