09 🍖

648 69 26
                                    

Main Cast
- Monkey D. Luffy ( 20 )
- Trafalgar D. Water Law ( 23 )

Boy X Boy
Boys Love
M - preg ( 18+ )

ONIISAN SUKIDAYO 🍖 🍙

Di balik rumah berlantai dua itu, terdapat seorang pria berperawakan mungil tengah berjalan mondar-mandir seorang diri di tengah lenggangnya ruang tamu. Sofa disana seakan hanya sebuah pajangan apik nan berharga sehingga pemiliknya enggan mengistirahatkan diri sejenak dari acara meminimalisir rasa gelisah dalam dada.

Luffy, baru beberapa menit lalu menginjakkan kaki di rumah. Tapi, rehat sejenak tidak melintas disaat kekalutan mendera raganya saat ini. Yang dipikirkan sekarang adalah bagaimana dia harus menghadapi kakak-nya bila mengetahui kondisi dirinya nanti. Takut sudah pasti. Karena jika semua terungkap ke permukaan, sudah dipastikan segalanya akan berubah. Dan itu membuatnya harus berpikir keras menemukan segala cara agar semuanya tetap seperti semestinya.

Hidupnya tidak boleh direnggut. Cintanya tidak boleh lenyap. Harapannya tidak boleh terlepas. Law-nya adalah dunianya, segalanya. Haruskah Luffy mengambil langkah itu agar semuanya tidak berubah menjadi ambang kehancuran?

Sibuk dengan pemikirannya membuatnya tidak sadar bahwa seseorang telah membuka pintu rumah beserta seorang lainnya. Law baru saja sampai dengan pria lainnya yang mengenakan jas putih formal. Dia adalah Shachi. Datang ke kediaman pria Trafalgar itu guna memeriksakan dirinya serta Luffy.

"Luffy-ya..." sontak tubuhnya menegang sempurna. Kaku bagai patung ketika suara berat itu menyapa kedua telinga.

Sekuat tenaga Luffy menggerakan lehernya. Teramat kaku karena demi Kami-sama deguban di jantungnya kian tidak terkendali. Sesaat Luffy terdiam. Memandang sosok lain berjas putih di sebelah kiri kakak-nya. Ah, tanpa menerka pun Luffy sudah tau. Law-nya pasti tadi memanggil Shachi setelah Luffy mengatakan perihal kondisi tubuhnya di sambungan telepon.

Baik. Sekarang peluh serasa membasahi dahinya. Tapi, sebisa mungkin Luffy tetap menampilkan senyum terbaiknya dibalik wajah pucat pasinya. Menyambut kedatangan laki-laki selaku orang paling Luffy cintai tersebut.

"A-ah..k-kau sudah sampai rupanya. Dan juga..bersama.. S-shaci. Hehee." kentara sekali nadanya terdengar gugup. Pasti. Karena siapapun dia bila dihadapkan pada situasi seperti ini, jangan mengelak kalau rasa takut dan gugup akan mendominasi.

"Hm. Aku langsung menghubunginya setelah memutus panggilan mu. Beruntung sekali dia tidaklah sibuk mengurus pasien lainnya. Jadi, dia tidak merasa keberatan untuk datang kemari, memeriksakan keadaanmu." tutur Law lembut seraya menerbitkan senyum teramat tampan.

Bukannya senang, sebaliknya Luffy semakin gelisah. Nampak dari tubuhnya bergetar kecil, belum siap melakukan pemeriksaan seperti yang Law katakan.

"Baiklah. Kalau begitu, bisakah kita mulai saja pemeriksaannya? Di kamar mu sebagai tempat pemeriksaan, Law." itu suara si Shachi. Meminta ijin supaya dirinya bisa menggunakan ruangan privasi keduanya untuk menjalankan tugasnya sebagai Teman dan dokter?.

"Oh. Tentu. Mari, kita ke kamar sekarang. Yuu Luffy-ya" Law memberitahu lewat gerakan pada kepalanya. Meminta Luffy mengikuti keduanya ke dalam kamar.

Sejenak, Luffy merenung setelah menutup pintu kamar begitu pelan. Kepalanya sedikit menunduk, tidak mengindahkan dua orang di depannya yang sedang berbincang. Kini, kepalanya telah dipenuhi berbagai kemungkinan negatif yang sebentar lagi akan terjadi.

"Luffy-ya. Ada apa denganmu?" suara Law menyentak raga Luffy. Secepat itu juga kepalanya mendongak, menatap kakaknya yang baru saja menanyakan keadaannya.

Oniisan, Sukidayo [ LawLu ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang