Secrets : Chapter 7

410 38 3
                                    

Pada jam 7 malam, Jovan benar-benar mengiyakan permintaan Mike. Sebuah restoran yang cukup mewah dan megah, dipesanlah satu meja khusus atas nama Jovan Son. Dikarenakan dia tiba-tiba disibukkan oleh beberapa pekerjaan di JS Corporation, Jovan mengirimkan pesan singkat kepada Mike bahwa dia mungkin akan datang terlambat.

Terkait keinginan adiknya kepada si mafia, Julia mulai merasa khawatir. Julia sebenarnya tidak ingin melakukan ini, tetapi karena kepeduliannya terhadap sang adik, dia pun terpaksa harus melakukannya.

Di hari itu juga, Julia meminta izin libur kepada atasannya. Susan terheran, karena selama ini Julia tidak meminta izin libur, bahkan dikala tidak ada jadwal pun pegawai kesayangannya justru meminta diberi pekerjaan. Namun setelah Julia begitu banyak memberi omset melalui tarian-tariannya, Susan memberikan izinnya.

Sepulang dari kuliahnya, Julia segera mengganti pakaian lalu berangkat ke alamat yang dikirimkan oleh Jovan (Jovan sengaja memberi alamat tersebut agar jika Julia ingin bergabung, maka dia bisa datang).

Mike sendiri sudah berada di tempat restoran, dia bahkan sudah diberi berbagai minuman. Dia ingin minum beer, tetapi karena usianya belum legal, dia hanya meminum soda.

Hanya sedikit terlambat 10 menit, Jovan datang dengan membawa beberapa barang.

“Terimalah. Ada baju, sepatu dan lainnya.”

“Tuan memberikan semua ini untuk saya?” tanya Mike memastikan.

Jovan mengangguk, “iya, sebenarnya saya juga ingin membelikan barang-barang lain untuk kakakmu. Tetapi karena saya ragu dia akan datang, jadi saya tidak membelinya.”

Mike tersenyum senang saat menerima pemberian dari pria yang dikaguminya, “terima kasih banyak, Tuan Jovan.”

“Saya akan menerima ucapan terima kasihmu, asalkan kau tidak menganggil saya dengan sebutan Tuan.”

“Itu berarti saya boleh memanggil Tuan dengan sebutan kakak?” tanya Mike lalu diangguki oleh Jovan.

“Baiklah, kalau begitu terima kasih banyak kak Jovan.”

Jovan terkekeh mendengar sebutan tersebut, tetapi dia menyukainya juga.

Keduanya pun menyantap makanan yang telah dihindangkan seraya sesekali membicarakan sesuatu.

Semua berjalan baik, sampai beberapa menit berikutnya, Jovan mendengar ada keributan antara pegawai restoran dengan seseorang. Telinganya yang tajam membuatnya langsung beranjak dari duduknya.

“Biarkan dia masuk. Dia adalah kakak dari orang yang duduk bersama saya.” tutur Jovan.

Pegawai restoran yang sempat menahan lengan Julia pun perlahan melepaskannya. Julia berjalan masuk melewati Jovan tanpa berniat menyapanya.

“Mike, ayo kita pergi.” Julia memegang tangan adiknya namun langsung dilepas.

“Jika kakak datang hanya untuk merusak makan malamku dengan kak Jovan, lebih baik kakak pulang saja!”

Saat Julia hendak bicara lagi, Jovan mendahuluinya, “sudahlah, Julia. Memang apa salahnya jika adikmu ingin makan malam dengan saya?”

Julia tidak memberi respon, dia bahkan tidak menyahuti perintah dari Jovan yang menyuruhnya duduk di kursi sebelahnya.

Jovan sebisa mungkin menahan emosinya saat menghadapi sikap keras kepala dari wanita yang dicintainya. Jovan kembali bangun dari duduknya, lalu secara lembut mengarahkan Julia untuk duduk.

“Duduklah. Ini hanya makan malam biasa. Saya tidak akan berbuat jahat padamu dan adikmu.”

“Kak Jovan sudah baik dengan kita. Jadi apa salahnya jika kakak menuruti perkataannya. Atau paling tidak, lakukan demi adikmu ini.” Mike ikut berbicara.

Secrets [EUNBO] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang