Secrets : Chapter 13

536 48 5
                                    

Setelah Jovan dan Julia pada hari itu kembali bertengkar, dan sang pujaan hati selalu memaksanya untuk segera mempertemukannya dengan sang Ibu. Jovan memutuskan untuk membawa Julia ke tempat tinggal Ibunya.

Hal ini bukan tanpa persetujuan dari Nyonya Serena, apa yang diputuskan oleh Jovan itu juga dia kembali memohon kepada Ibunda dari kekasihnya agar bisa menemuinya, setidaknya untuk sekali. Butuh waktu untuk memikirkannya, dan selama kurang lebih hampir 3 minggu, Nyonya Serena memberitahu Jovan bahwa dia siap bertemu dengan Julia.

Dan sekarang, baik Jovan maupun Julia tengah merapihkan beberapa barang yang diperlukan selama di Roma.

Mike Kim tidak hampir tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh kakaknya, saat Jovan mencoba meyakinkannya, akhirnya sang bungsu akan ikut bersama mereka berdua.

“Itu pesawat milikmu?” tanya Julia kagum.

“Ya, dan jika nanti kamu menjadi istriku, maka pesawat itu juga milikmu.”

Julia tidak meresponnya, dia lebih memilih merapihkan rambut adiknya yang sedikit berantakan. Mike yang tengah diperhatikan oleh kakaknya melihat ke arah Jovan yang sepertinya tengah merasa cemburu.
Tidak lama setelah masuk, pesawat pun akhirnya lepas landas.

Entah mengapa, Mike tiba-tiba tertidur di tempatnya. Melihat sang adik tidur dengan posisi yang tidak nyaman, Julia berniat membangunkannya lalu menyuruhnya untuk pindah ke kursi lain, hanya tinggal beberapa langkah lagi tangannya tiba-tiba ditarik oleh Jovan.

Disinilah Jovan membawa sang kekasih, ke bagian ruangan yang hanya bisa ditutupi oleh sebuah gordeng.

“Aku tidak bisa menahannya lagi, Julia.” bisik Jovan menggoda sang kekasih dengan gigitan kecil di daun telinga kirinya.

Helaan napas yang dirasakan di leher Jovan dapat diartikan bahwa sang kekasih seakan tidak ingin melakukan apa yang diminta olehnya. Dan sebelum hal itu ditolak, Jovan segera meraih tangan sang kekasih lalu mengarahkanya ke bagian miliknya yang sensitf.

Kedua mata Julia sedikit melebar saat tangannya merasakan sesuatu milik sang kekasih mengeras.

“Kamu jangan gila ya, Jovan. Disini ada asisten dan juga adikku.”

“Oh ayolah, adikmu tertidur pulas. Dan asistenku? Dia tidak akan memperdulikan tentang apa yang tengah dilakukan oleh atasannya.”

Julia menggeleng cepat lalu saat dia hendak menyingkir dari hadapan Jovan, sang kekasih langsung memaksanya untuk duduk di sofa. Julia semakin dikejutkan oleh sikap Jovan yang terlalu gegabah. Ya, pria mafia yang kini tengah berdiri di depannya, baru saja membuka dan melepaskan setengah celananya.

Julia menggertakkan gigi saat sesuatu milik kekasihnya menyentuh hidung mancungnya.

“Jovan…”

“Lakukan atau aku akan memaksamu.”

Dua pilihan yang diucapkan oleh Jovan, sama sekali tidak terdengar baik. Melakukan sendiri atau dipaksa, tetap saja Julia akan melakukannya, kan? Daripada dipaksa lalu ujung-ujungnya Jovan semakin tidak terkontrol, Julia terpaksa memilih pilihan kedua dengan caranya sendiri.

“Aku akan melakukannya, tapi kamu harus bisa menahan desahanmu dan juga jangan coba-coba untuk berbuat lebih.”

Jovan menyeringai puas mendengar perkataan dari sang kekasih.

Dimainkanlah dua jari dari tangan kanan Julia ke dalam mulutnya, lalu saat dua jarinya telah dibasahi oleh air ludahnya sendiri, perlahan dia menyentuh sekaligus mengelus bagian ujung milik sang kekasih yang telah berdiri dan menegang.

Hanya perlakuan semacam itu telah membuat Jovan memejamkan matanya disertai napasnya yang mulai terengah.

“Kamu menyukainya, kan?” tanya Julia kembali menggoda hanya dengan menggunakan dua jarinya saja.

Secrets [EUNBO] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang