Pada akhirnya hubungan Jovan dengan Xeena pun berakhir juga. Sudah berakhir? Ya, Jovan menganggap semua itu telah berakhir, tetapi tidak dengan Xeena. Terlihat saat dia hendak keluar dari ruangan sang mafia, sorot mata tajamnya seakan menunjukkan bahwa dia tidak akan pernah bisa menerima kenyataan ini.
“Lihat saja, Jovan. Aku akan membalasnya!”
Saat Xeena hendak memasuki mobilnya, Kedric menahan lengannya seraya menanyakannya. Kemarahannya terasa membutuhkan media untuk dilampiaskan, dan Xeena pun menggoda sekaligus merayu Kedric agar ikut dengannya.
Kedric Xu, asisten lain dari Jovan telah menjadi kekasih baru (?) Xeena. Dikala dia membutuhkan Jovan, pria itu terkadang tidak menghiraukan sehingga hati Xeena pun ikut beralih. Pada dasarnya keduanya memang sudah tidak sejalan lagi, jadi jika tetap diteruskan itu sama saja menyia-nyiakan waktu, kan?
Jovan bernapas lega saat dia telah lepas dari genggaman Xeena, dan dia juga merasa semakin senang karena dengan begini dia dan Julia bisa saling menghabiskan waktu bersama tanpa memikirkan hal lain. Ada sedikit kekhawatiran dalam diri Jovan terkait Harvey, pria yang memiliki marga sama seperti Julia itu terkadang tidak akan menyerah untuk hal-hal yang patut dia pertahankan.
“Kuharap mereka bisa menyelesaikannya dengan damai.”
Jovan beranjak dari duduknya untuk memasuki ruangan bawah tanah, yang dimana tempat tersebut adalah tempat bagi barang-barang illegal miliknya.
Saat masuk ke dalam, dia terheran dengan kehadiran Jason, “apa yang kau lakukan?”
Jason yang tengah memeriksa beberapa barang merasa terkejut mendengarnya, “saya memeriksa barang untuk dikirimkan besok, tetapi setelah saya periksa ada beberapa barang yang hilang, Tuan.”
Jovan pun bergegas mendekatinya dan Jason memberikan dokumen pendataannya kepada sang atasan.
“Bagaimana bisa ini terjadi?! Saya memberi akses masuk ke ruang bawah hanya kepada orang-orang yang saya percayai!” Jovan marah karena dari dokumen pendataan tersebut menunjukkan beberapa karung kokain hilang.
“Untuk sekarang saya belum tahu mengapa ini terjadi, Tuan. Tetapi saya akan segera mencaritahu melalui beberapa penjaga di luar.”
Jovan melempar dokumen itu lalu pergi keluar disertai wajahnya yang memerah.
Setelah mengambil sebotol wine dari ruangan sebelah, Jovan kembali ke ruangannya, dan saat dia baru membuka pintunya dia dikejutkan oleh seorang wanita yang tengah menduduki kursi miliknya.
“Julia? Kenapa kamu ada disini? Ini sudah hampir tengah malam, seharusnya kamu pulang, adikmu pasti menunggumu.”
Julia memutar kursi yang didudukinya seraya melemparkan beberapa foto wanita yang tadi dilihatnya.
“Kamu bilang kamu mencintaku, tetapi apa semua ini?! Kamu masih menyimpan banyak foto wanita? Bahkan ada yang tanpa busana?!”
Jovan memejamkan matanya menyesali perbuatannya sendiri karena lupa untuk membuang foto-foto tersebut. Didekatilah sang kekasih seraya bibirnya terus memberi penjelasan, dan saat Jovan berniat memberi kecupan berharap amarah Julia bisa mereda, justru hal tersebut membuat Julia menampar wajahnya.
“Aku sudah menjelaskannya, tolong maafkan aku.”
“Sifat seseorang tidak ada yang berubah secepat itu. Dan kamu akan selalu menebar pesona pada wanita-wanita di luar sana.”
Cemburu? Ya, mungkin, jika tidak lantas mengapa Julia marah-marah seperti itu.
Jovan kembali meminta maaf sekaligus berjanji bahwa dia tidak akan melakukan hal itu lagi. Percaya? Jelas Julia tidak mempercayainya! Julia yang pada awalnya datang untuk membahas terkait perbincangan anatara dirinya dan Harvey, terpaksa ditunda karena saat dia masuk ke ruangan Jovan dan tidak sengaja melihat ada laci terbuka, kedua matanya melihat foto-foto wanita tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets [EUNBO]
Fanfiction• BxG VERSION • Rahasia adalah sesuatu hal yang sengaja disembunyikan supaya tidak dikethaui orang lain. Dan rahasia inilah juga yang membuat seorang pria tampan bernama Jovan mengalami banyak masalah. Apa yang telah disembunyikannya sangat sensiti...