Secrets : Chapter 18 [END]

880 49 19
                                    

Waktu mungkin terasa lambat dan juga cepat, namun kali ini bagi Julia waktu seakan berjalan lambat. Dia memang setia menunggu tetapi dia merasa semakin tidak tega melihat kondisi kekasihnya yang masih berada di penjara.

Sisa hukuman Jovan memang bisa dibilang sebentar lagi akan berakhir, dan di sisa-sisa masa hukumannya, Jovan sangat aktif mengikuti beberapa kegiatan yang jarang dilakukan oleh pidana lainnya.

Kegiatan itu adalah penyuluhan tentang menangani masalah atau kecenderungan terhadap sesuatu, orang-orang itu juga memberi penjelasan lain agar para pengidap bisa mengontrol keinginan yang seharusnya dipendam.

Tidak banyak dari pidana mendengarkan dengan seksama, dan hanya beberapa orang saja yang memperhatikannya termasuk Jovan, sorot mata seriusnya menandakan bahwa dia sepertinya akan mengubah jalan hidupnya agar lebib baik lagi.

Tidak banyak dari pidana mendengarkan dengan seksama, dan hanya beberapa orang saja yang memperhatikannya termasuk Jovan, sorot mata seriusnya menandakan bahwa dia sepertinya akan mengubah jalan hidupnya agar lebib baik lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Salah satu orang yang berteman baik dengan Tuan Hubert selalu mengawasi dan memperhatikan setiap kegiatan yang dilakukan Jovan. Dan hal tersebut akan dia beritahukan kepada sang atasannya. Dia ikut merasa senang melihat perubahan sikap Jovan, dia sangat berharap saat Jovan sudah bebas nanti, agar putra dari atasannya itu tidak mengulangi kesalahan yang sama.

"Bagaimana laporannya? Apakah dia berbuat sesuatu kepada pidana lainnya?" tanyanya berbisik kepada penjaga di sebelah.

"Dari awal dia datang sampai sekarang, dia tidak melakukan apapun. Namun terkadang dia adu mulut dengan beberapa pidana."

Jovan sempat menoleh ke arah dua orang yang tengah memperhatikannya, dan dia juga sudah tahu bahwa pria pemimpin di penjara itu selalu memberi informasi kepada Ayahnya.

Menjelang petang, Jovan didatangi oleh penjaga dan mengatakan bahwa ada seorang pria ingin bertemu dengannya. Merasa penasaran dengan sosok pria yang disebutkan penjaga, Jovan pun bergegas ke ruang depan.

Tatapan tajam langsung ditujukan pada pria yang tengah duduk di kusi sana.

"Bagaimana kabarmu, Jovan? Maaf saya baru bisa menjengukmu sekarang."

Jovan menaikkan satu alisnya bingung, "untuk apa kau datang kemari?"

Harvey tersenyum kaku karena mungkin apa yang akan dikatakannya terdengar aneh dan tidak biasa, tetapi mau bagaimana pun hatinya harus bisa merelakan Julia.

Kedatangan Harvey itu bukan hanya sekedar menjenguk, tetapi dia juga ingin memberikan beberapa nasehat dan permintaan pada Jovan. Dia sudah tidak memiliki hak untuk menjaga, menyayangi bahkan mencintai Julia, jadi apa yang belum dilakukannya, dia harap Jovan bisa melakukannya.

"Tolong jangan pernah membuat hati Julia kecewa. Berikanlah semua cinta, kasih sayang dan perhatianmu kepadanya. Jika Julia bahagia denganmu, maka saya akan ikut bahagia juga."

Jovan mengalihkan pandangannya saat Harvey hendak menatapnya, setelah mendengarkan ucapannya barusan, Jovan mulai merasa bersalah karena telah merebut Julia dari Harvey. Tapi apakah hal tersebut bisa dikatakan seperti itu? Jika Jovan dan Julia saling mencintai, bukankah itu justru menunjukkan bahwa mereka memang cocok satu sama lain?

Secrets [EUNBO] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang