Secrets : Chapter 14

558 47 6
                                    

Julia Kim memang memancing nafsu kekasihnya, tapi alih-alih ingin melanjutkan rencananya, justru sang kekasih kembali menjadikannya di bawah. Jelas Jovan tidak membiarkannya, dia lebih menyukai dirinya sendiri yang memajakan tubuh sang kekasih. Dia mungkin bisa membiarkan Julia, tapi tidak untuk sekarang.

Seperti biasa, Jovan terus membuat kekasihnya bergeliat mendesahkan namanya saat lidahnya memasuki daerah tersensitif miliknya.

“Eunghhhh…. Jovannhhhh, lebih dalamhhh lagihhh….”

Ada sedikit terkejut tetapi tidak terlalu, kekasihnya memang jarang memintanya, namun kali ini Jovan senang karena akhirnya sang kekasih mengatakan hal demikian.

Jovan memasukkan dua jari kanannya seraya lidahnya tetap bermain di bagian klitoris meronanya. Kombinasi diantara keduanya mampu membuat Julia semakin bergeliat, melihat tangan sang kekasih menjambak rambutnya, Jovan pun lantas mendekati wajahnya lalu mengecup bibirnya kasar.

“Kamu sudah memancingku, dan inilah saatnya aku akan membuatmu tidak bisa berjalan, sayang.” bisiknya menggoda.

Diikatlah pergelangan tangan Julia menggunakan kain yang ada di sektarnya. Setelah memastikan sang kekasih tidak bisa menggerakan tangannya, barulah Jovan memainkan tubuhnya kembali.

Bibir Jovan menciumi setiap inci dari tubuh mungil yang dimiliki oleh Julia. Keharuman dari tubuhnya membuat Jovan sangat menyukainya, dia akan lebih banyak meluangkan waktu untuk memanjakan perut dan juga sessuatu kembar yang juga disukainya.

“Arrghhhh…. Eeeummhhhh…. Haahhhh…” Julia mendesah panjang saat Jovan kembali memasukkan lidahnya di dalam miliknya.

Baru beberapa saat Julia mendapatkan sensasi itu, sang kekasih tanpa memberi jeda langsung melesatkan miliknya yang terasa mengeras.
Hentakan demi hentakan Jovan lakukan tanpa henti, terlebih sang kekasih semakin mendesah dan memintanya untuk terus melakukannya lebih dalam, jelas membuat nafsu Jovan jauh lebih membara.

Permainan panas dan menggairahkan itu berlangsung hingga hampir menjelang jam 2 pagi, Jovan memang beberapa kali telah mendapatkan klimaksnya, tetapi nafsunya belum mereda karena Julia lagi dan lagi menggoda dirinya.

Kini giliran Julia-lah yang akan membuat Jovan menyukainya. Berbagai hal dilakukannya pada milik sang kekasih yang selama ini telah memanjakan miliknya. Perlakuan manis sekaligus menggoda itu membuat Jovan menikmatinya, dia selalu menanggapi apa yang diucapkan oleh kekasihnya.

“Aku yang sekarang memegang permainannya, jadi kamu harus tertap berbaring.”

Jovan hanya mengangguk pelan disertai kekehan pelannya. Dan ya, sesuai prediksinya, Julia terlihat begitu mahir melakukannya. Sepertinya Julia sendirilah yang ingin agar dirinya tidak bisa berjalan dengan baik, bukan sebaliknya.

Permainan itu berakhir di jam 3 pagi, Jovan membelai wajah cantik Julia yang kini tengah dibasahi oleh keringatnya.

“Aku tidak menduga bahwa aku akan berada di posisi ini. Mencintai seorang mafia yang pernah aku tafsirkan sebagai mafia kejam dan berbahaya.” tuturnya menatap wajah tampan Jovan.

“Bukankah hampir semua mafia seperti itu? Meski aku seperti itu, aku tidak akan pernah menunjukkannya di depan matamu. Kamu hanya akan mendapatkan cinta, kasih sayang dan perhatian dariku, itu saja.”

Julia tersenyum tipis, lalu bibirnya tiba-tiba mengucapkan permintaan maaf atas apa yang pernah dikatakan yang mungkin sempat membuat Jovan tidak nyaman.

Jovan menatap wajah sang kekasih sangat serius, dikecuplah hidung mancung lalu saat dia mengatakannya, hal itu sempat membuat Julia terkejut dan terdiam.

Secrets [EUNBO] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang