6

59 8 0
                                    

Beberapa bulan kemudian

Dikamar sahi

"sahi, maafin papah, papah lalai dengan ucapan papah dulu"

"gak papa, papah lebih baik tanggung jawab saja dari pada lari dari permasalahan, sahi bisa kok disini sendiri"

"papah khilaf melakukan 'itu' saat mabuk, maafkan papah" memeluk erat anaknya

Akhir akhir ini sang papah sering mabuk dan itu membuat sahi takut

Entah karena pekerjaan atau karena masalah lain sahi tidak tau

"sahi maafin papah, jangan khawatir pah,  sahi bisa hidup sendiri, ntar kalau sahi bosan, sahi bisa kok berangkat sekolah naik taxi atau g-car, sahi juga gak mungkin kayak gini terus, ada waktunya sahi untuk bangkit perlahan"

"papah minta maaf, karena kesalahan papah, kamu jadi harus tinggal sendirian di sini"

"gak masalah kok" mencoba tersenyum namun tipis tapi itu tidak membuat Tn. Gideon tau karena saking tipisnya

Skip

Setelah kepergian Tn. Gideon dari rumah, asahi hanya sendiri di rumah besar ini

"aahh jadi seperti ini rasanya tinggal sendirian"

Tring...

Mamah
Uang harian udah mamah transfer

Asahi
Iya mah
Makasih

Off

Hanya seperti itu yang bisa beliau kasih tanpa menjenguk dan bertanya kabar anaknya

Sahi? Dia sudah cukup senang, ia selalu berpikir positif jika mamahnya sibuk dan hanya bisa mentransfer uang

Sedangkan papahnya, setiap awal bulan akan mengirimkan sejumlah uang untuk keperluan anaknya, beliau tidak menjenguk anaknya terlalu sering, hanya disaat waktu senggang beliau menemui sahi di rumah

Sahi menonton tv untuk mengusir bosannya, ia hanya menonton kartun sambil nyemil snack favoritnya

Hanya itu yang ia lakukan, terkadang ia belajar memasak dari aplikasi hpnya agar ia tidak beli makan diluar jika masak sendiri kan hemat serta tidak perlu keluar rumah, untuk bahan bahan masakan ia bisa membeli lewat aplikasi juga

Skip

Beberapa bulan kemudian

Seperti biasa ia belajar dari rumah dengan guru perwakilan dari sekolahan

Hari ini jadwalnya belajar dengan pak Steve Hyunyeong Liem biasa dipanggil pak Hyunyeong

Sahi tak banyak bicara sang guru maklum dengan sifatnya

"nah udah selesai belajarnya, kamu hebat, semua nilaimu diatas rata rata, oiya sebentar lagi ujian kenaikan kelas, jika sahi ke sekolah boleh kok tapi kalau ingin ujian dirumah juga boleh, sahi bisa memilih sesuai keinginan, nanti biar saya yang bilang pada kepala sekolah"

"sahi ujiannya dirumah saja"

"iya nanti bapak yang urus"

Sahi mengangguk

"saya harus kembali ke sekolah, gak papa ya"

"iya pak"

Skip

Selesai membereskan peralatan belajar, sahi rebahan dikamar

"huuhh tidak punya teman tidak punya saudara tidak punya orang tua yang harmonis, benar benar menyedihkan sekali hidup ku, sebentar lagi ujian kenaikan kelas, apa aku ujiannya ke sekolah aja ya, ahh tapi aku belum siap keluar rumah, apa aku mencoba dulu keluar sendirian ya, tapi kemana? Ahhgg ini membingungkan"

"main game saja deh"

Sahi membuka laptop untuk bermain game

Drrtt drrtt

Papah call

"hallo pah"

"hallo sahi, gimana tadi sesi belajarnya, lancar kan?"

"iya pah, papah dimana?"

"digedung dewan, bentar lagi ada rapat, dari pada papah nggak ngapa ngapain mending papah telpon kamu, gimana kondisi mu sekarang? Baik baik aja kan?"

"iya pah sahi baik baik aja kok, kalau papah?"

"papah capek tapi setelah telpon kamu capek papah dah ilang, oiya sahi tadi pak hyungyeong memberi info ke papah, saat ujian kenaikan nanti kamu bisa ujian dirumah, minggu depan kan ujiannya?"

"iya pah, syukurlah kalau ujian dirumah, sahi malas ke sekolah"

"papah paham, ntar papah temenin masa ujiannya"

"gak usah pah, sahi bisa kok sendiri, papah kan harus nemenin tante Lisa"

Tanpa ia tau Tn. Gideon menitihkan air mata

"maafin papah yang gak bisa jadi contoh yang baik bagimu"

"bagi sahi papah udah yang terbaik kok, papah jangan merasa bersalah, sahi gak papa"

"udah dulu ya sahi, papah udah dikasih pengarahan, rapat mau dimulai"

"iya pah"

Pip...


















Tbc

why...?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang