#3 - Fireworks

239 13 2
                                    

A/N:
Sudut pandang Mingi atau bisa juga Yunho. Bebas. Sesuaikan dengan selera masing-masing.

🎨Tema: Momen yang Indah, Waktunya Jatuh Cinta

.
.
.

Sendirian aku menyambut pagi ini.

Hari biasa dengan keresahan yang sama. Lagi-lagi dibangunkan oleh mimpi yang tak berbeda dengan malam sebelumnya.

Ponsel bergetar di atas nakas, alarm berdering tiga menit lebih lambat dari terjagaku. Selalu seperti itu.

Mengusap kasar wajahku. Sekarang malah teringat akan mimpi semalam. Bagaimana bisa semua itu berulang persis sama seperti malam kemarin dan yang lalu-lalu? Apakah artinya?

Seingatku, di sana, aku sedang berada di bawah langit malam dengan angin yang sejuk. Melihat keriuhan angkasa yang dihiasi kilatan bunga api penuh suka cita. Sangat bagus. Oh, aku tidak mungkin melupakan yang satu ini. Sebuah ungkapan cinta darinya.

Aku berdebas berat. Rasanya mimpi itu sangat nyata.

.
.
.

Kembali menghabiskan waktu di Kelas Menjahit. Tidak ada yang istimewa selain menggambar sketsa dan mempelajari teknik-teknik baru.

Semua berjalan sebagaimana hari-hari sebelumnya. Tidak ada yang berbeda.

Termasuk orang itu. Dia masih bersikap sama. Sering menyapaku dengan ramah. Seperti kemarin, bahkan hari-hari sebelumnya. Mungkin tidak jauh berbeda dari sewaktu kami bertemu pertama kali. Tidak ada yang berubah darinya, dariku, dari hubungan di antara kami.

Masih sama saja.

Kami hanya dan selalu bertemu di Kelas Menjahit. Tak jarang kami duduk berdekatan. Ketika ada hal yang sukar, kami suka bertukar bantuan.

Hanya sebatas itu.

Setelah kelas selesai, kami kembali menjadi orang asing. Layaknya orang lalu, bahkan jika berpapasan di jalanan yang ramai, tidak mustahil untuk kami saling melewati begitu saja tanpa menyadari kehadiran masing-masing.

Rasanya memang sejauh itu. Tidak mungkin untukku bertemu dengannya di luar Kelas Menjahit ini.

Walau berada di lingkungan yang nyaris sama, ribuan orang berlalu lalang setiap harinya, datang dan pergi setiap jamnya. Terdengar mustahil bisa bertemu dengannya.

Rasanya memang begitu semestinya. Kami tidak perlu terlalu dekat.

Namun, mimpi-mimpi yang sama belakangan ini membuatku bertanya-tanya.

Di mimpi itu, aku melihatnya duduk di sisiku. Memandang antusias pada angkasa malam yang terang. Lalu, dia menjatuhkan kewarasanku dan tersenyum penuh arti.

"Kamu tahu? Sejujurnya, aku jatuh cinta padamu." Begitu kalimat yang menguar darinya.

Sisanya, aku tidak ingat lagi.

Meski aku memimpikannya berulang kali, aku tidak yakin apakah itu hanya sekadar bunga tidur belaka.

Di mimpi itu, aku merasa akrab dengannya.

Aku tidak paham.

Seolah aku akan berada di momen itu. Seakan dia memang akan berkata begitu.

Hatiku gelisah.

Aku tidak bisa berhenti memikirkannya.

Apa maksud dari mimpi tersebut? Terlebih, mimpi itu terkait dirinya, orang asing yang tak akan berbeda dengan mereka yang berpapasan denganku di jembatan penyeberangan. Saling melewati dan pada akhirnya, kami mungkin tidak akan pernah bertemu lagi di masa depan.

Couturier [YunGi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang