our end.

907 75 4
                                    









taehyung bersenandung kecil. kaki rampingnya terpacu pelan menuju kelas. perutnya sudah kenyang terisi, jadi walau waktu istirahat masih tersisa, ia memutuskan untuk meninggalkan kantin terlebih dahulu.

namun beberapa detik setelahnya ia berhenti. tiba-tiba saja teringat bahwa AC kelas sedang tidak berfungsi dengan baik. ia mendesah lelah.

"males banget ke kelas, pasti panas.. ngadem dulu apa ya?" ucapnya kepada dirinya sendiri. lantas tersenyum kecil kala mengingat bahwa ruang musik di lantai dua memiliki AC yang masih bagus. ia lanjutkan senandung dan langkahnya menuju lantai dua.

lantai dua cukup sepi, karena memang tidak ada ruang kelas. hanya beberapa ruang kosong, perpustakaan, ruang musik, dan ruang guru.

pintu ruang musik sudah berada dihadapannya, namun langkahnya terhenti dengan tiba-tiba. degup jantungnya perlahan terpacu lebih kencang dari yang seharusnya. taehyung terdiam, tubuhnya membeku, tak dapat lagi melanjutkan langkahnya walau ia hanya tinggal membuka pintu ruang musik tersebut.

"jeongguk..?" bibirnya berbisik pelan. ekspresinya tak dapat terbaca.

karena taehyung mendengar ia yang sedang bernyanyi. diiringi dengan gitar kesayangannya, taehyung hafal betul ia siapa. ia yang dulunya taehyung cintai selayaknya tak ada hari esok. ia, jeongguk.

taehyung jelas tahu suara nyanyian dan petikan gitar siapa itu. karena perpaduan dua hal tersebutlah yang menemaninya setiap ia sedang tidak baik-baik saja. dulu, jeongguk-nya akan selalu bernyanyi untuknya kala suasana hati sedang tidak berkawan. kala dunia membuat taehyung takut dan kecewa. jeongguk dan gitarnyalah segala hal yang taehyung butuhkan.

taehyung semakin tertegun kala ia sadar apa lagu yang jeongguk nyanyikan di dalam ruang musik tersebut.

kasih sayangmu membekas
redam kini sudah pijar istimewa
entah apa maksud dunia
tentang ujung cerita, kita tak bersama

semoga rindu ini menghilang
konon katanya waktu sembuhkan
akan adakah lagi yang sepertimu?

kukira kita akan bersama
begitu banyak yang sama
latarmu dan latarku

kukira takkan ada kendala
kukira ini 'kan mudah
kau, aku jadi kita

taehyung tak mengerti mengapa tubuhnya membeku. mengapa dirinya seperti kehilangan kendali untuk bergerak. mengapa dadanya terasa sesak, dan mengapa satu tetes air mata itu jatuh dari matanya.

tubuhnya menegang kala nyanyian tersebut berubah menjadi isakan kecil.

taehyung benci dirinya sendiri. ia membenci dirinya yang tak dapat berbuat apa-apa. rasanya ingin sekali ia membuka pintu tersebut dan memeluk jeongguk di dalam. ia ingin dekap punggung kokoh lelaki yang sangat ia cintai dulu. masihkan seperti itu sekarang? entah.

"aku kangen kita tae.."

taehyung dengar. jeongguk menangis, berkata rindu, dan ia tidak bodoh untuk tidak tahu untuk siapa itu tertuju.

jeongguk disana terlihat sangat rapuh dan taehyung tidak tahu bahwa pemandangan itu dapat membuatnya sesesak ini. andai jeongguk tahu sehancur apa taehyung sekarang. ingin berkata rindu dan memeluknya sekarang juga. ingin mengusap rambut juga air mata yang menodai wajahnya. ingin kecup keningnya dengan penuh hangat.

tapi taehyung tak bisa. sudah tidak akan pernah bisa.

karena kisah mereka telah usai, dan hal itu ialah mutlak.

taehyung harus melanjutkan perjalanannya sendiri, begitupun dengan jeongguk.

maka dari itu, taehyung dengan perlahan meninggalkan ruang musik. ia intip sesaat jeongguk dari jendela kecil di dekat pintu. jeongguk yang sedang menundukkan wajahnya, menangis.

taehyung tersenyum, senyum yang tidak memancarkan kebahagiaan sedikitpun.

"aku kangen kamu juga. kamu jaga diri gguk," ia berbisik.

lalu kali ini ia benar-benar meninggalkan ruang musik. berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengeluarkan suara. namun tangisnya tak dapat ia tahan, ia percepat pacuan kakinya.

ia terkekeh, konyol sekali ia menangis sederas ini sekarang.

parkiran belakang sekolah ialah tempat yang ia tuju sekarang. taehyung luapkan segala perasaannya di ujung parkiran. di sebelah pohon dan mobil yang entah milik siapa, ia benamkan wajahnya dikedua lipatan tangan, menangis sama kerasanya dengan jeongguk.

tangisnya perlahan berhenti. orang yang melihatnya sekarang pasti akan mengira ia sudah hilang akal karena tertawa sambil menangis. tawa miris akan betapa ia rindu jeongguk-nya, ah, jeongguk sudah bukan jeongguk-nya lagi.

karena sebagaimanapun taehyung rindu jeongguk, dan jeongguk rindu taehyung. perjalanan keduanya memang sudah tak akan pernah memiliki tujuan yang sama lagi. mereka sudah memiliki jalan masing-masing. jalan yang arahnya berlawanan.

karena sebagaimanapun seperti taehyunglah yang jeongguk cari, dan seperti jeongguklah yang taehyung cari, mereka tetap tak akan bisa bersama. jalan mereka sudah tidak sama lagi.

"hati-hati di jalanmu ya, jeongguk."

—end.

HIII LONG TIME NO SEE!!!😭
soooooooo, this is actually gonna be the last chapter of this book!🤧 yayyy!!
i wanna thank everyone yang udah baca buku ini, vote, comment, support book ini lah pokoknya!! it means a lot for me🥺💜

maaf banget kalo last chapter ini aneh dan ga jelas HAHAH karena ide ini terlintas di otak dan langsung aku tulis.

kalian jaga kesehatan selalu yaa! semoga banyak hal baik yang terjadi kedepannya buat kalian. i wish you a lot of good days ahead! see u in another time everyone.

💜

©shookyoon, 290622.
I'll Show You, End.

I'll show you • kv Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang