Memaknai arti kehidupan hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang terpaksa menelan pil kekecewaan. Sejak dahulu sampai sekarang. Banyak hal-hal yang diluar kendali dan sulit diatasi. Hingga pada akhirnya kata patah, rapuh, retak sudah menjadi teman dekat di hati seseorang.
-
Dulu,
Sebenarnya Aleena hampir tidak pernah memiliki kisah indah dimasa kecilnya. Pola asuh orang tua yang kurang, lingkungan yang mengedepankan emosional, serta kurangnya sentuhan dari hati ke hati. Kesalahan kecil pun akan selalu mendapatkan bentakan atau bahkan hukuman fisik.-
Meski sudah berpacaran kurang lebih enam bulan Mahendra menikahi Marina. Mereka masih belum mengenal satu sama lain. Banyak latar belakang Mahendra yang belum Marina ketahui. Mereka memutuskan untuk menikah pada tahun 2001.
Beberapa minggu setelah pernikahan, masalah demi masalah pun muncul. Hal itu membuat marina kaget. Mulai dari rentenir yang sering kerumah untuk menagih uang, atau bahkan tetangga-tetangga yang datang kerumah untuk menanyakan pembayaran. Marina semakin bingung dan kesal karena persoalan yang tidak ia diketahui sebelumnya.-
Ditambah ketika ditanya, Mahendra selalu menjawab santai seolah itu hanya masalah kecil dan sering mengeluarkan kalimat penenang tanpa khawatir apa-apa. Rutinitas buruk Mahendra selanjutnya ialah keluar malam dan pulang sebelum subuh. Kegiatan malamnya itu yang menyulut emosi Marina. Mahendra hanya bisa menghabiskan uang yang sebenarnya dapat dipakai untuk keperluan keluarga.
-
Suatu malam,
Aleena kecil yang kala itu baru berumur 1 bulan menangis di tengahnya malam. Membuat marina kerepotan untuk menenangkannya. Seperti biasa papa nya tidak ada dirumah. Marina berinisiatif untuk mencari Mahendra keluar dengan menggendong Aleena di tangah malam. Bayi itu hanya ditutupi kain yang cukup untuk melindunginya udara malam.-
Setelah sekitar 15 menit Marina mencari dan berkeliling, dari kejauhan ia melihat segerombolan pemuda yang sedang berkumpul di pos ronda. Langkah demi langkah Marina mendekat. Matanya terbelalak melihat sosok pria yang ia kenal.
“kurang ajar kamu ya! Anak butuh kita tengah malam. Kamu malah disini!! Hah!” teriak marina
Mendengar teriakan Marina, sontak membuat orang-orang yang berada di pos ronda menoleh kearah sumber suara, begitupun Mahendra.
“pulang! Atau anakmu aku tinggal di tempat ini” lanjut Marina dengan nada yang masih tinggi
“tinggal ya tinggal aja, apa susahnya” sahut Mahendra dengan nada santai.
-
Orang-orang di tempat itu pun hanya bisa diam dan bingung. Mendengar jawaban Mahendra, tanpa pikir panjang Marina meletakkan Aleena kecil itu di lantai pos ronda yang dingin dan pergi meninggalkan tempat itu. Rupanya Mahendra sedang bermain kartu dengan teman-temannya. Nahasnya permainan tersebut melibatkan uang.
Tak lama Mahendra meletakkan kartu dan menghentikan permainannya. Beranjak ia dari duduknya dan menggendong Aleena kecil dari lantai sembari mengikuti Marina dari belakang hingga rumah.
-
Setibanya dirumah,
“kamu gila apa, anak disimpan seenaknya ditempat itu” ucap Mahendra dengan nada kesal sambil menunjuk ke arah Marina.“KAMU YANG GILA MAS” jawab marina.
-
Hati marina hancur mengingat dulu setelah ia melahirkan. Aleena tidak dapat beli baju karena ekonomi sedang benar-benar sulit. Beruntungnya ada tetangga yang memberikan beberapa perlengkapan bayi berupa jaket, selimut dan kaos mungil untuk ganti. Marina senang sekaligus malu. Seolah ia tidak memiliki suami, sampai tidak ada usaha untuk membelikan baju bayi.
-
Saat Aleena menginjak balita, sifat Mahendra belum berubah. Ia masih sering keluar malam, ditambah ia pun sering meminjam uang pada Marina dengan berbagai alasan. Salah satunya untuk ongkos berangkat proyek ke luar kota. Nyatanya tidak, uang habis berangkat pun tidak. Uang pemberian Marina ia pergunakan sebagai modal untuk berjudi.
-
Tentang orang yang sering kerumah untuk menagih pun belum menyusut. Bahkan ada beberapa orang baru yang belum pernah Marina lihat. Usaha demi usaha marina lakukan demi mencukupi kebutuhan Aleena juga dirinya. Asalkan halal marina tekuni. Mengandalkan suami adalah hal yang buruk saat itu menurut Marina.
-
Hingga pada waktu Aleena menginjak sekolah dasar. Meski Marina penuh tekanan batin dengan melihat suaminya belum berubah. Tidak hanya sakit hati oleh suami, marina juga sedih mengingat kenangan indah bersama abi (ayah marina) yang sudah wafat sejak ia berusia 13 tahun. Marina tidak punya lagi cinta pertamanya. Sosok lelaki yang ia sayangi dan ia cintai. Cinta yang Marina jalani saat ini sangat pahit dibandingkan perilaku manis abi semasa masih ada.
Umi (ibu marina),
Wanita yang menjadi tempat cerita dan seorang yang masih menenangkan Marina kala itu. Mungkin hanya umi yang Marina punya. Kedua kakak perempuanya pun sudah menikah, tidak enak kalau harus bercerita pada mereka. Ada pula satu lagi adik lelakinya, tapi Marina pikir lebih baik tidak bercerita padanya.-
Namun tak berselang lama. Orang terakhir yang ia percaya dan menjadi tempat Marina untuk mencurahkan segala kepedihannya, pergi meninggalkan dirinya. Itu adalah saat dimana Marina merasa jatuh dalam jurang gelap dan tak berujung. Ia sudah tidak punya tempat pulang. Penyemangatnya lagi-lagi hilang meninggalkan hidupnya.
-

KAMU SEDANG MEMBACA
ALEENA'S LIFE
Teen FictionKeluarga adalah rumah. Begitu menurut kebanyakan orang, ia bisa menjadi tempat bernaung dikala hati dan pikiran penuh dengan hiruk pikuk penatnya kehidupan dunia luar. Tempat dimana bisa membuat suasana diri menjadi damai terkendali. Tapi tidak menu...