02.

5.5K 389 6
                                    

Happy reading⚡

"Kembali aksi tawuran terjadi di jalan Manggala, di temukan tiga korban yang mengalami luka serius akibat aksi tawuran tersebut. Dua korban masih dalam kondisi kritis, sementara satu korban sudah di pindahkan keruang rawat inap. Para war-"

"Kau ambik yang tu, aku ambik yang ni."

Siaran yang tadinya menayangkan berita terkini berganti menjadi film si kembar botak. Rusma memutar mata begitu melihat Gendis yang sudah duduk anteng menonton sambil memakan mie goreng.

"Tawuran gak ngajak ngajak." Cewek berhijab itu tampak mengerucutkan bibir.

Rusma tidak mengindahkan perkataan cewek itu, yang menjadi bahan perhatiannya kali ini ialah tentang keberadaan cewek berhijab itu di sini. "Kok lo di sini?"

Gendis menaikkan sebelah alisnya. "Lo gak suka gue disini?"

"Biasalah, tuh anak kabur lagi dari acara perjodohannya." Gadis tinggi dengan tubuh yang agak berisi duduk di sebelah Rusma, dengan santai dia mencomot mie milik Gendis.

Gendis tampak memberenggut. "Yaiyalah, lagian gue udah punya pacar. Gila aja di jodohin sama om om pedofil."

"Ganteng gitu lo bilang om om." Ira gadis bertubuh tinggi itu berceletuk, agak meragukan penglihatan sahabatnya ini.

Rusma ikut membenarkan, lagian pria yang di jodohkan dengan Gendis terlihat seperti pria baik baik. Rusma lebih mendukung pria yang di jodohkan dengan Gendis ketimbang pacar Gendis yang menurut Rusma bukan cowok baik baik.

"Lo bayangin aja anjir! Umur dia udah dua puluh enam tahun, beda delapan tahun sama gue. Gila aja gue mau nikah sama om om." Gendis bersedekap dada, dia memalingkan wajah dengan wajah kesal. Kenapa orang tuanya tidak bisa mengerti dengan perasaannya? Mengapa harus dia yang terus mengalah dan menuruti semua permintaan orang tuanya yang kadang terkesan tidak masuk akal.

"Gakpapa kali, Maria aja udah nikah. Malah udah punya anak." Rusma berujar santai, dia menguap pelan sambil melirik cuaca diluar yang tampak mendung dari balik jendela kaca yang tirainya belum di tutup. "Kayaknya Anjeli bakal nyusul nikah juga. Ira kayaknya udah punya rencana nikah, yakan?"

Ira tampak malu malu memalingkan wajah, dia berdeham pelan menghilangkan rasa gugup. "Sotoy lo." Elaknya dengan pipi bersemu. Gendis memberikan gelagat ingin muntah sebagai respon malu malu dari Ira.

"Come on, kita udah kelas dua belas, satu semester lagi bakal lulus. Apa salahnya merencanakan semuanya sedari awal?" Rusma memberi pendapat, mengundang dengusan dari Gendis.

"Gue bakal mau nikah kalau mempelai laki lakinya Zidan pacar gue. Bukan om om umur dua puluh enam tahun." Gendis masih tidak ingin menerima perjodohan itu, menurutnya dia bebas memilih pasangannya sendiri, tentunya pasangan yang dia cintai. "Lagian berhenti ngebahas percintaan orang lain, lo sendiri apa kabar?"

"Aduh gue ngantuk." Rusma pura pura menguap dan cepat cepat berdiri, melirik jam yang menunjukkan pukul 20:32, dia merengangkan otot ototnya yang kaku. "Besok mana masih sekolah."

"Jangan banyak alasan lo kutil badak. Dulu aja sok sok triak bilang, liat aja gue bakal cari pacar yang lebih woah dari kalian semua. Sampe sekarang batang hidung pacar yang lo bilang gak pernah keliatan sama sekali." Anjeli datang dengan sekaleng soda di tangannya, dia memperlihatkan wajah mengejek yang sangat memancing emosi Rusma.

GAUN PENGANTIN ITU TAKDIRKU💘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang