19.

993 123 36
                                    

Happy reading!

"Aunty!"

Rusma yang baru saja menuruni tangga di kagetkan oleh panggilan Salen yang berlari dari arah ruang tamu. Tumben anak itu memanggilnya dengan embel embel aunty, biasanya dia memanggil kakak.

"Salen disuruh mami panggil kak Rusma dengan sebutan aunty. Karna kak Rusma istrinya om Dzaka." Tanpa bertanya anak itu sudah menjelaskan terlebih dahulu.

Rusma tersenyum saja, dia semakin dekat dengan Salen akhir akhir ini. Anak itu sering mengajaknya untuk menemani dirinya bermain.

"Aunty, Salen mau nunjukin ikan baru yang di beli kakek buyut!" Dia berseru dengan antusias. "Ikannya besar! Dia warna warni!"

Tanpa berlama lama Salen menarik tangan Rusma menuju ruang tamu, sepertinya ikan itu berada disana. Benar dugaannya, baru menginjakkan kaki di ambang pintu ruang tamu akuarium besar sudah memyambut mereka, akuarium itu ada di pojok bersebelahan dengan jendela besar yang menunjukkan kolam renang.

"Salen mau minta fotoin sama aunty, kayaknya keren kalau Salen foto di sini." Pria kecil itu memberikan hpnya kepada Rusma, lalu dia mengambil posisi di tengah tengah sisi akuarium tanpa menutupi ikan besar itu. "Cepat aunty! Salen mau jadi orang pertama yang foto disini sebelum orang lain."

Rusma terkekeh saja, dia mengambil beberapa foto sesekali mengarahkan Salen agar berganti gaya.

"Fotonya udah banyak nih." Dia memberikan hp pria kecil itu, lalu duduk di sofa ruang tamu karena dia sudah merasa sedikit lelah terus berdiri.

Salen masih sibuk melihat lihat hasil foto dirinya dengan ikan besar itu.

Rusma melihat sekeliling. "Gapapa kan kalau kaki gue di naikin satu ke meja gini?" Kakinya naik satu ke atas meja tamu, dia merasa kakinya keram.

Mata wanita itu sibuk menelisik setiap bagian dari ruang tamu ini. Awal datang kerumah ini Rusma tidak terlalu memperhatikan setiap detail rumah ini. Mungkin melihat lihat sedikit tidak papa.

"Aunty! Salen mau pergi tunjukin foto ini ke mami dulu ya! Dadah aunty!" Salen berlari hendak keluar dari ruag tamu, sebelum itu dia berhenti lagi dan berbalik.

Membungkukkan badan kearah Rusma dia kembali berseru. "Terimakasih aunty!"

Rusma tertawa saja, Salen terlihat sangat lucu. Walaupun keluarga ini kaku tetapi mereka tau bagaimana cara merawat anak kecil supaya mereka tidak kehilangan masa masa kecilnya. Mungkin Darkara memang keluarga yang terhormat, tetapi mereka tidak terlalu menuntut berlebihan kepada anaknya agar dapat menguasai suatu hal yang mereka inginkan, walaupun mereka menuntut tapi mereka memposisikan hal itu semua dengan umur anak itu juga. Mereka juga memperhatikan pertumbuhan mereka dengan baik. Rusma tidak terlalu khawatir ketika anaknya lahir dan akan tumbuh besar disini.

Rusma kembali sibuk melihat sekeliling hingga pandangannya menangkap sebuah buku yang terletak di sebelah kakinya, buku itu memiliki sampul yang unik.

"Cuma buku tentang bisnis." Rusma berdecak kecewa, dia kembali meletakkan buku itu tapi tidak sengaja menjatuhkannya.

Sesuatu terlihat jatuh dari buku itu dan Rusma mengutipnya. Ini adalah sebuah undangan pernikahan, dia membuka undangan itu membacanya dengan malas.

Undangan ini adalah undangan pernikahan Dzaka kemaren terbukti dari tanggal dan tahunnya yang sama, hingga matanya membaca nama yang tertera disana, jantungnya berdegup dengan cepat tidak mungkinkan mereka mencetak ulang sebuah undangan secepat itu.

"Dzaka dan Rusma?"

🦋🦋🦋

"Kak Zylan."

GAUN PENGANTIN ITU TAKDIRKU💘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang