03.

4.9K 391 11
                                    

🎮❤🎮

Suara detak jam menemani Rusma, dia menatap jam yang masih menunjukkan pukul 12:30. Masih ada dua jam lagi waktu yang dia punya untuk pergi latihan tari. Dia menutup mata menggunakan sebelah tangan, pikirannya agak kacau.

Drrt... Drrt...

Suara getaran ponsel membuat perhatian gadis itu teralihkan, dia meraih ponselnya dan melihat nama si pemanggil.

"Apa?"

"Datang ke rumah gue, sekarang."

Tut-

Rusma berdecak, dia meraih jaket dan memakainya dengan asal. Tak lupa memakai masker dan kaca mata hitam. Matanya bengkak parah, dia tidak mau keadaan menyedihkannya di ketahui siapapun dan tidak ingin ada yang mengetahui jika dirinya adalah anak yang tidak di harapkan.

Saat keluar dari kamar rumah tampak kosong. Gendis pergi jalan bersama Zidan, Ira dan Enjel juga tidak ada bedanya. Sementara Maria sudah tinggal di rumah mas suami.

Setelah mengunci pintu, Rusma menaiki motor maticnya dan melaju membelah jalanan. Menuju ke rumah seseorang yang berani memerintahnya dengan seenak jidat dan tentu tidak bisa dia tolak.

Di pertengahan jalan Rusma berpapasan dengan berbagai macam jenis hantu. Kali ini tidak ada gidikan ngeri dan tatapan ketakutan. Gadis itu hanya fokus mengendara dengan sorot kosong. Jiwanya seperti menghilang tertiup angin, begitu sampai di depan rumah minimalis yang biasa membuatnya heboh sendiri Rusma tetap diam.

"Antarin paket ini ke hotel Darkara." Perintah mutlak seorang laki laki yang tak lain adalah Alidra.

"Lion badannya panas. Maria lagi di rumah sakit, gue mau nyusul. Tolong, cuma lo yang bisa gue andelin sekarang."

Penjelasan laki laki itu tidak dia indahkan, matanya fokus menatap paperbag besar berisi gaun yang Rusma tebak adalah gaun pengantin.

Alidra pergi setelah mengunci pintu, meninggalkan Rusma yang masih terpaku menatap gaun itu. Perasaannya tidak enak, memang hal hal yang bersangkutan dengan ibunya Alidra pasti tidak pernah berakhir baik. Karena nenek sihir itu pasti selalu membawa malapetaka untuk siapa saja yang berurusan dengan wanita tua itu.

Ini adalah paket gaun milik butik ibunya Alidra, tidak ada yang salah memang. Butik milik ibunya Alidra sudah sangat terkenal dengan kualitas kain dan rancangan baju yang tak pernah mengecewakan. Tapi hatinya merasa resah untuk hal yang tidak pasti.

Tidak ingin membuang waktu Rusma menaiki motor dan melaju dan berbaur dengan kendaraan lain. Menyetir dengan percaya diri karena dia sudah sangat tahu hotel Darkara itu ada dimana. Karena setiap hal yang menyangkut dengan nama Darkara pastilah sangat di kenal banyak orang.

Darkara adalah salah satu keluarga kolongmerat yang masih memiliki darah bangsawan yang kental. Bisnis keluarga itu sudah terbentang di berbagai benua. Keluarga yang di segani banyak orang karena kuasa keluarga itu yang tidak main main. Rusma hanya tahu sebatas itu, oh satu lagi! Darkara adalah keluarga yang memiliki perusahaan terbesar memiliki pencapaian yang sangat fantasi. Rusma sendiri tidak berani membayangkan seberapa besar penghasilan dari keluarga itu per hari.

"Berhenti."

Di depan gerbang hotel Rusma di tahan. Dia memberhentikan motor dan menatap dua pria berpakaian hitam yang Rusma tebak adalah seorang bodyguard.

GAUN PENGANTIN ITU TAKDIRKU💘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang