15.

4.9K 408 32
                                    

Happy reading!

🦋

"Sepi banget gak sih?"

Ira menguap pelan, dia cemberut menatap satu kursi kosong yang berada di sebelahnya. Hari ini mereka berempat berkumpul melakukan kegiatan rutin mereka yang setiap sebulan sekali berkumpul dan menghabiskan waktu bersama hingga larut malam.

"Biasanya kita berlima." Ira sudah menahannya sejak lama. Semuanya terasa tidak benar setelah mereka kehilangan salah satu personil mereka. "Semenjak di nyatakan dikeluarkan dari Vagos, Rusma jadi gak bisa di hubungi."

"Gue nanya sama temen satu sekolahannya, katanya Rusma udah gak masuk selama dua minggu." Kini Anjeli menimpali, dia tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi di lingkup pertemanan mereka yang sudah terjalin sedari sekolah dasar.

"Terjadi sesuatu gak sama dia?" Ira berujar cemas, jujur saja dia tidak bisa fokus akhir akhir ini karena memikirkan keadaan sahabatnya itu. Bahkan saat tawuran dia sampai mendapat sabetan panjang di pundak kirinya karena tidak bisa berkonsentrasi.

"Kita udah hilang kontak sama dia selama sebulan. Gue juga udah coba ngehubungin, gue juga sempet lacak keberadaan dia sama Alidra. Keamanan keluarga Darkara gak bisa di bobol." Maria berujar lirih, sebagai orang yang lebih dekat dengan perempuan berambut pirang itu, tentu Maria cemas.

Bahkan wanita beranak satu itu memaksa suaminya Alidra untuk mencari keberadaan sang sahabat. Walaupun tidak membuahkan hasil.

Ira memoles selai coklat keatas rotinya dan mengunyah pelan. "Gue sama Gendis kemaren coba mampir ke mansion Darkara." Akunya mencicit pelan.

"Terus? Rusmanya ada?" Anjeli bertanya tidak sabaran.

"Gak tau, orang kita gak dibolehin masuk." Gendis menyahut dengan nada sebal. "Gue masih sensi sama om om sok kegantengan itu! Cuma penjaga aja gayanya belagu banget."

Ira tertawa pelan, dia mengusap usap pundak Gendis yang sedang dilahap emosi. Masih tidak bisa menahan tawa mengingat kejadian tak terduga itu.

"Kalian tahu gak siapa om om sok kegantengan yang di maksud Gendis?" Ira bertanya sembari cekikikan.

Anjeli mengerutkan alisnya penasaran. Begitu juga Maria yang ikut mencondongkan tubuh kearah Ira.

"Mulai deh." Gendis berdisis sebal, pipinya memerah menahan malu.

"Salah satu kandidat yang mau di jodohin sama Gendis."

Maria menahan kedutan di kedua bibirnya. "Jodoh kali."

"Enggak ya! Gue udah punya pacar! Gak mau di jodoh jodohin!"

"Terima aja kali Dis, duitnya banyak loh itu."

"Gue colok juga mata lo ya Ira!"

Mereka tertawa bersama melihat wajah malu malu Gendis, Anjeli mengusap air mata yang terjatuh di sudut matanya karena terlalu banyak tertawa. Setidaknya mereka bisa melupakan masalah hilangnya salah satu personil mereka untuk sejenak.

🦋

Sementara itu, terdapat seorang wanita berambut pirang yang sedang sibuk mengunyah apel di balkon kamarnya. Dia menatap suasana asri taman bunga mawar yang terpampang indah didepannya.

GAUN PENGANTIN ITU TAKDIRKU💘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang