Happy reading!
🐝
"Akhirnya lo masuk juga!"
Baru saja menginjakkan kaki didalam kelas, telinganya sudah terkontaminasi suara cempreng Diana. Gadis itu dengan heboh berlari kearahnya yang berdiri diam di tengah pintu karena terkejut oleh teriakan Diana.
"Kemana aja sih lo selama dua minggu? Bulan madu lo sama Dzaka?" Tanpa malu Diana bertanya dengan suara keras didepan kelas, Rusma ngusap wajahnya malu melihat tingkah Diana.
Tanpa bersuara Rusma menarik tangan Diana untuk duduk di meja mereka. Dia kemudian melotot tajam pada gadis itu.
"Bisa kecilin gak suaranya? Lo mempermaluin gue di depan sana tau." Dia berbisik pelan didepan wajah Diana.
Mendengar perkataan Rusma, Diana menutup mulutnya yang menganga. "Berarti kalian beneran bulan madu?"
Rusma memutar bola matanya malas, dia berdecak pelan ketika Diana semakin melebarkan seringaian.
"Sebenernya gue gak mau ngecewain ekspektasi lo. Gue sama Dzaka gak bulan madu, cuma guenya aja yang lagi males masuk. Orang Dzaka masuk sekolah terus kok."
Diana semakin menganga. "Lo demam?" Dia memegang dahi Rusma dan langsung di tepis oleh sang empunya. "Tumben banget mau bicara panjang."
Rusma menaikkan alis. "Bukannya gue udah sering bicara panjang?"
"Dih perasaan banget lo. Enggak ya, lo paing males bicara tau gak. Mau bicarapun harus dipaksa ama gue." Dengus Diana menyanggah.
Tidak mau memperpanjang cerita, Rusma mengendikkan bahu tidak peduli dan membuka tasnya. Dia mengeluarkan sebungkus roti dan melahapnya kemudian.
"Tuhkan! Baru aja gue bilangin udah mulai lagi."
"Mau?" Rusma menawarkan separuh rotinya pada Diana yang terlihat kesal.
Diana menggeleng. "Engga, makasih."
Diam diam Rusma bersyukur dalam hati karena Diana menolak pemberiannya. Aksinya tadi hanya sekedar basa basi, tidak berniat untuk berbagi pada gadis itu. Antensinya berpindah ke arah pintu, dua orang siswi baru saja masuk dan tentunya langsung membuat moodnya hancur.
Rani dan Naila, keduanya melayangkan senyum ketika bersitatap dengannya. Rusma mengalihkan pandangan tanpa mau membalas senyum keduanya, hal serupa yang dilakukan Rusma ketika bertemu dua orang itu di mansion.
🐝
"Gue denger denger lo udah dikeluarin dari club tari?" Diana berbisik pelan pada Rusma yang ada di sebelahnya.
Perempuan itu menoleh sebentar dan mengangguk, dia kemudian mengedarkan mata menatap seluruh penjuru kantin. Saat ini adalah jam istirahat, tentunya mereka berdua harus mempergunakan dengan baik waktunya.
"Pantes aja gue ngerasain aura aura gak enak tadi." Diana melirih di sebelah Rusma. Tentu saja karena dia menyadari persetenggangan kedua belah pihak itu.
"Pesanannya neng."
"Oh, terimakasih bu." Rusma menerima pesanannya kemudian menatap pada Diana.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAUN PENGANTIN ITU TAKDIRKU💘
Roman pour AdolescentsRusma tidak menyangka, kebaikannya untuk mengantarkan baju pengantin yang harus di kirim suami dari sahabatnya malah membuat Rusma pulang dengan status yang sudah menjadi istri orang. "Gue pengennya punya pacar, bukan suami! Gue masih sma btw." 🎮❤...