05.

5K 406 200
                                    

Happy reading!
🎮💘🎮

"Lo kok gak bilang kalau lo ada hubungan spesial sama putra bungsu Darkara?"

"Bahkan lo udah nikah!"

"Parah bet! Nikah gak ngundang bestie."

"Gimana sih jalan ceritanya kalian bisa sampe nikah?"

Rusma menjauhkan ponselnya ketika mendengar empat suara berbeda dengan intonasi keras masuk kedalam indra pendengaran. Saatnya sesi introgasi yang sangat di hindari olehnya.

"Kita kaget banget waktu di datengin para om om gede baju item." Ira memberi tahu, suara gadis itu seperti ketakutan. "Mereka ngambilin barang barang punya lo tanpa izin dari gue sama Anjeli yang notabenya lagi ada di rumah!" Lanjut gadis itu menggebu gebu.

"Sumpah ye, waktu rumah kita di kepung gue mikirnya salah satu dari kita ada yang punya utang sama raintenir, gue pikir rumah kita bakal disita sebagi ganti bayar utangnya." Anjeli terdengar terkekeh mengingat pikiran konyolnya saat itu. "Eh, taunya ada yang nikah diem diem, mana gak ngundang ngundang lagi."

"Kalian diem dulu!" Suara Maria terdengar, membuat suasana di sebrang sana seketika senyap. "Lo di sanakan? Jangan bilang kita semua ngomong sama angin dari tadi."

Rusma tersenyum tipis, jujur saja perasaannya agak membaik begitu mendengar suara sahabat sahabatnya. "Gue disini kok, lagi dengerin kalian ngoceh."

"Gimana rasanya nikah? Enak pasti." Suara Maria kembali terdengar, namun kali ini Rusma merasa tidak enak menunggu kalimat cewek itu selanjutnya. "Mulai dari kapan lo ngerancanain pernikahan lo sama si gamers itu? Atau," Maria menggantungkan kalimatnya membuat Rusma was was.

"Pernikahan itu sama sekali gak pernah lo rencanain sebelumnya?" Tepat sasaran.

Wajah Rusma berubah pias, dia menelan ludah dengan susah payah. Sebenarnya dia ingin memberitahu apa yang terjadi padanya secara keseluruhan, namun mengingat ancaman tuan besar Darkara semalam membuat gadis itu berpikir seribu kali untuk memberitahukan para sahabatnya.

"Terbuka memang tidak ada salahnya. Namun ada beberapa hal yang tidak bisa kita beritahukan kepada orang lain, termasuk teman dekat sekalipun. Kita dengan orang tua saja membutuhkan privasi, apa lagi dengan orang asing yang tidak punya ikatan darah apapun dengan kita." Wajah tua itu kembali mengerut saat dia kembali tersenyum dengan mata yang menyipit penuh ancaman. "Saya harap kamu dapat membedakan mana hal yang dapat di ceritakan dengan hal yang tidak sepantasnya kamu umbar ke publik."

Rusma menarik napas dalam sebelum mengucapkan kalimat penuh tipuan kepada sahabatnya. "Gue sama dia udah ngerencanain dari lama pernikahan ini." Decakan penuh tidak  kepercayaan membuat Rusma meremas kain seprei yang sedang dia tiduri. "Cuma, lo tahukan gimana kelurga Darkara? Sebelum pernikahan itu benar benar terjadi, semuanya harus dirahasiakan terlebih dahulu."

"Terus?"

"Tentang gue yang gak ngundang kalian," Rusma kehabisan kata, dia terdiam untuk mencari alasan yang logis dan tepat yang dapat di terima para sahabatnya dengan baik. "Acaranya private, hanya orang orang tertentu dan yang di izinkan oleh kelurga Darkara aja yang dapet undangan."

"Maksud lo kita gak termasuk dalam orang orang tertentu itu?! Wah, wah. Gue merasa terhina, dasar Darkara brengsek!" Anjeli mengumpat dengan kesal, tidak terima dengan keputusan pihak laki laki yang sulit cewek itu terima.

GAUN PENGANTIN ITU TAKDIRKU💘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang