Point Of View
• Sanako Uchiha •"Sanako, apakah kau merindukan pamanmu yang tampan ini?" Aku kembali mendengus mendengar suara berat menggelegar didalam ruangan medis khusus milikku ini. Siapa lagi kalau bukan suara paman Uzumaki Naruto yang menyebalkan dan sok tampan itu?
Aku kembali fokus berpura-pura tidur dalam ranjang rumah sakit ini. Hari ini adalah jadwal dimana aku akan menjalani serangkaian kegiatan dan proses kesehatan yang dilakukan secara langsung oleh Tsunade seharian, dan dapat kupastikan ini adalah serangkaian tes kesehatan yang paling lama kulakukan. Sejak tadi malam aku kembali merasakan getaran kecil dalam dadaku dan mengadukannya pada Bibi Shizune aku tidak dibiarkan bergerak keluar dari dalam kamar membosankan ini.
Sudah cukup aku mengalami kebosanan setidaknya aku mendapatkan rasa nyaman tanpa adanya bisikkan dan pemandangan keluarga bahagia di sekeliling rumah. Tetapi semua itu sirna sekarang, aku kembali merasakan rasa kesal saat mendengar suara narsis dari seorang Hokage Konoha saat ini.
Suara langkah kaki mulai mendekat di sebelah tempat tidurku dan itu membuatku memejamkan mataku dengan erat, berharap bahwa Paman Naruto menganggap aku sedang tidur dan tidak ingin diganggu. Yang tanpa kusadari perilaku ku yang seperti itu hanya akan mengundang tawa dari Paman Naruto.
"Apakah aku sedang menyaksikan pertunjukan sirkus yang dimana seorang pegawainya sedang berpura-pura tertidur dan boom ia hilang dalam sekejap!"
Aku mendengarnya, Paman berisik itu sedang mengejekku. Aku mengepalkan tanganku dalam diam dan tetap menutup kedua mataku dengan erat tanpa mendengar ocehannya yang tidak jelas. Biarlah dianggap tidak sopan, aku tidak peduli.
Paman Naruto terkekeh sejenak, ia lalu duduk tepat disebelah kananku dan membuka selimutku yang awalnya menutupi sampai bagian dada, sontak tanganku yang mengepal terpaksa ku lepaskan agar rencanaku tidak terungkap walau aku tahu rencanaku gagal total. Terlihatlah bagian dadaku yang saat ini ada alat medis yang bahkan aku sendiri tidak mengetahui namanya.
Kudengar paman Naruto menghela nafasnya, tangan kekar itu membelai dengan sangat pelan di dadaku, aku merasakan seperti chakra hijau yang mirip dengan Nenek Tsunade mengalir di dadaku, aku merasakan kehangatan. Dia mengalirkan chakranya di dadaku, Agar debaran itu menghilang, dan aku sedikit kecewa dan senang diwaktu bersamaan.
Senang ada yang memperhatikan ku dan memperlakukan seperti anaknya,
Dan sedih karna yang melakukan itu adala Paman Naruto bukan, Ayah...
Lamunanku terhenti sesaat setelah Paman Naruto kembali mengeluarkan suaranya. "Hei Sanako, apa kau mengingat hari ini?" Tanyanya dengan nada kembali ceria dan menyebalkan seperti biasanya.
Aku memilih untuk tidak menjawab, walau aku cukup penasaran dengan pertanyaannya. Dan kuyakin Paman Naruto sepertinya paham dengan sifat gengsiku yang entah menurun dari siapa.
Paman Naruto tertawa. "Ayolah, kau yakin ingin melewatkan hari ini? Hari ini adalah hari yang spesial kau tahu?" Ucapnya sembari mengambil sesuatu, karna aku mendengar suara gresek di dekatnya. Mendengar ucapannya membuat penasaranku semakin menjadi-jadi.
"Kau benar-benar keras kepala ya..."
"Baiklah kupikir Sanako tidak menginginkan hadiah hari ini, Shizune-san. Aku berfikir untuk memberikan kado ini kepada Orang lain sa-,"
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOBIA; SASUSAKU
Mystery / ThrillerUchiha Sanako, seorang bocah laki-laki yang hanya bisa menatap keramaian dan kehangatan keluarga dari dalam kaca rumah. ia dibatasi, untuk alasan tertentu. Sampai suatu hari, ia menemukan hal mengapa orang-orang melakukanya berbeda dengan manusia bi...