Point Of View
• Sanako Uchiha •"Sanako?"
Aku merasakan tepukan pelan di pipiku.
"Sanako sayang, bangun."
Sekali lagi aku mengindahkannya, aku menggeliat memalingkan wajah ke arah kanan dan menutup wajahku menggunakan bantal guling berseprai coklat susu. Aku masih ingin tidur. Aku merasa melakukan perjalanan yang panjang tadi malam mengingat tadi malam banyak hal-hal yang kukakui bersama peri cantik itu. Diriku ingin melanjutkan mimpi itu dan ingin menanyakan apa maksud ucapannya yang masih teringat dengan jelas di kepalaku.
Pancaran matahari dari sela-sela jendela membuatku sedikit risih. Ku ambil selimut bergambar Uchiha dan menariknya hingga menutupi kepalaku, menahannya supaya bibi Shizune tidak membukanya jika tidak aku akan mogok makan.
"Astaga, pakai cara apa lagi aku membangunkanmu." Gerutu bibi Shizune. Aku yakin gayanya sudah berkacak pinggang seperti kemarin disaat mencari sepatuku yang kusembunyikan.
"Lima menit lagi bi!" Ucapku didalam selimut, aku masih memejamkan mata supaya jika bibi Shizune melihatnya ia pasti akan percaya jika aku masih mengantuk. Dan lagipula ini masih pagi, dan aku masih ingin tidur.
Kudengar bibi Shizune menghela nafas kasar. Pasti ia berfikir jika aku sudah membantahnya lagi padahal aku hanya mengumumkan pendapatku saja.
Apakah bibi Shizune tidak pernah merasakan perjalanan yang panjang dengan peri cantik?
Aku terus bergelung didalam selimut selama beberapa menit mengabaikan celotehan bibi Shizune yang mengatakan jika aku tidak imut lagi seperti dulu, tidak manis lagi seperti dulu, tidak sayang lagi kepadanya.
Padahal semua itu salah besar, aku tidak imut tapi tampan! Nenek Tsunade selalu mengatakan hal itu. Aku tidak manis tapi aku suka tomat. Aku sayang kepadanya, apakah bibi Shizune tidak melihat rasa sayangku kepadanya?
Suara bibi Shizune sudah tidak terdengar lagi. Sepertinya ia sudah menyerah dan keluar dari kamarku, aku tidak mendengar langkah kakinya keluar dari kamarku mulutnya yang selalu menggumamkan ku sedikit membuat pendengaran ku terganggu dibuatnya.
Akhirnya dengan inisiatif sendiri, aku membuka mata didalam selimut dan mulai menyelinap keluar dari selimut itu. Aku mengintip sedikit untuk melihat apakah bibi Shizune benar-benar sudah pergi. Kualihkan semua pandanganku keseluruh juru kamarku, aku tak melihatnya. Apakah ia benar-benar sudah pergi? Kalau begitu baguslah! Aku tidak ingin mandi pagi hari ini dan juga aku tidak ingin bertemu dengan Shino sensei yang mengajar secara private di rumah.
Aku mulai menuruni kasur, berjalan mengendap-endap menuju pintu kamar. Aku yakin, sangat yakin Bibi Shizune tidak dapat mendengarku karna aku mendengar suara dari bawah. Tangan mungilku tidak sampai untuk membuka kenop pintu kamar, maka dari itu aku menggeser kursi kecilku supaya bisa berdiri dan membukanya. Aku menggeser kursi itu secara perlahan supaya tidak menimbulkan kecurigaan bibi Shizune.
Klik!
Berhasil!
Aku berhasil membukanya, sekarang aku menuruni kursi milikku dan menggesernya kembali ketempat semula, aku mengulang lagi berjalan mengendap-endap keluar tanpa ada rasa curiga sama sekali. Tapi, sepertinya sesuatu akan terjadi. Karna aku dapat merasakan kehadiran seseorang tepat disebelah ku.
'oh tidak!' batinku membulatkan mata, aku segera mempercepat langkahku tak peduli dengan aku ketahuan atau tidak.
Dan rencanaku untuk bolos mandi dan belajar sepertinya sia-sia. Paman kuning ini menggendongku kembali!

KAMU SEDANG MEMBACA
PHOBIA; SASUSAKU
Misterio / SuspensoUchiha Sanako, seorang bocah laki-laki yang hanya bisa menatap keramaian dan kehangatan keluarga dari dalam kaca rumah. ia dibatasi, untuk alasan tertentu. Sampai suatu hari, ia menemukan hal mengapa orang-orang melakukanya berbeda dengan manusia bi...