Rencana

3 3 0
                                    

"LARI SEMUANYA, LARI!" Semua penduduk beramai-ramai keluar dari rumah yang sudah setengah terbakar, beberapa orang sudah hangus tak bersisa menjadi abu akibat lemparan api dari Yuxeros.

Yuxeros, raja iblis yang saat ini tengah memporak-porandakan desa Trefernic, tertawa lebar saat melihat satu per satu manusia terbakar.

Gaun putih milih Priya sudah kotor, beberapa kulitnya sudah terluka akibat tergores duri di tanah. Mata Priya menyapu seisi perdesaan, berusaha mencari kakak kembarnya, Yuu.

"Kak Yuu!!" Mata Priya membulat saat melihat gadis berkepang dua yang tengah berlarian menuju ke arahnya. Priya memeluk Yuu dengan erat, lantas menarik tangannya menuju berlari menghindari serangan api.

Yuu menunjuk sebuah batu besar. "Kita sembunyi di sana sebentar, ya. Kakak sudah tidak kuat lagi."

Priya mengikuti Sang Kakak berlari meski ia tak yakin kalau batu itu bisa melindungi mereka sepenuhnya.

Napas Priya terpotong-potong, dilihatnya wajah  Yuxeros yang penuh dengan kebahagiaan, dia menghancurkan seluruh desa, tidak ada lagi ladang dandelion, tidak ada lagi bau roti di sepanjang jalan, semua hangus terbakar. Yuxeros mengayunkan tongkat hitamnya, bola-bola api kembali berjatuhan.

Kenapa? Gadis 12 tahun itu bertanya-tanya.  Dan saat itu pula jari Yuu menyentuh telapak tangannya. Yuu memasang tatapan yang menyiratkan rasa sakit dan juga perasaan gundah.

"Sepertinya Ibu ada di sana." Tangannya menunjuk sebuah area yang padat oleh orang-orang. Sebenarnya mustahil untuk melihat siapa saja yang ada di sana.

Priya langsung menoleh ke sana. "Tidak ada, Kak."

"Ada. Aku sesak napas. Kakak sepertinya sudah tidak—" Napasnya terhenti sejenak. "Ibu punya obat Kakak."

Priya memandang sekilas lagi. Mungkin kakaknya benar, mungkin kakaknya tadi melihat wanita bersanggul di antara lautan manusia itu. Saat itu juga ia beranjak perlahan, dengan langkah terseret-seret ia pergi ke area yang ditunjuk Yuu.

Boom!

Sebuah lemparan api jatuh tepat di tempat Priya berdiri. Dan gadis kecil itu tewas seketika. Sebuah seringaian muncul di atas wajah Yuu.

Bagus, tidak akan ada lagi beban.

Yuu sudah membenci saudara kembar yang selalu dibandingkan dengannya, dari segi mana pun. Yuu tidak berharap untuk punya saudara, Yuu tidak ingin menerima hujatan setiap hari hanya karena adiknya. Mereka sudah berpisah rumah, namun tetap saja saudara kembarnya yang polos itu tetap diagung-agungkan, dan Yuu muak dengan semua itu.

Rasa dengki ini terlalu besar untuk ditahan lagi, hari ini adalah hari yang tepat untuk menghapusnya dari hidup Yuu.

Yuu beranjak, lantas berlari lagi ke tempat lain yang lebih aman, di saat itu lemparan api mendadak berhenti. Sang Iblis tidak lagi menjatuhkan serangan, mendadak pergi menghilang, terbang entah kemana.

Kebingungan muncul dalam benak semua orang, namun mereka semua bersyukur bahwa semua ini sudah selesai. Banyak korban yang berjatuhan, tapi setidaknya mereka bisa membangun semuanya dari awal lagi. Mereka tidak peduli alasan sang iblis raib, yang penting tragedi ini sudah berakhir.

Saat bertemu dengan orang tuanya, Yuu menangis tersedu-sedu, bercerita mengenai bagaimana adiknya terlempar bola api. Yuu berlutut, pura-pura menyesal, tak lupa ia mengucapkan kata-kata bahwa ia akan merindukan Priya.

Dua bulan berlalu, kota sudah mulai kembali ke keadaan semula, dan saat itu juga ada sebuah paket misterius yang diterima oleh Yuu.

Sebuah tongkat hitam milik Yuxeros, iblis kedengkian.

Sepertinya sang iblis memang sudah punya rencana khusus untuk desa ini.

- Fin -

Tales of Life (KUMCER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang