v. averis stone

930 201 30
                                    

Setiap orang di belahan bumi juga tau kalau Avernus jadi kota yang paling maju dari kota manapun, mengedepankan budaya tetapi diam-diam memodernkan teknologi.

Tak hanya di bumi, bahkan sepertinya makhluk diluar bumi nampaknya cukup tertarik dengan sebuah energi yang dihasilkan salah satu rakyat kota tersebut.

"Shan, kamu dipanggil raja, bisa kesana sekarang?" Panggil salah satu prajurit yang menjaga lab dimana pemuda bernama Shan itu bekerja. "Bisa Kak Rian." Balas lelaki itu, ia pun beranjak dari duduknya, melepaskan jas khusus yang ia pakai ketika di lab lalu berjalan mengikuti Darian.

Iya Darian, Damian versi universe nya Hansel.

"Hmmm, aku kenapa ya dipanggil?" Gumam Shan, lelaki yang selalu mengukir senyum itu lah sang pembuat energi yang dicari-cari oleh semua orang. Mereka semua heran, mengapa dia bisa sepintar itu untuk menciptakan sebuah materi berkilauan cantik yang dapat menjadi sumber daya listrik, panas, dan ketahanan nya yang tidak bisa dihancurkan.

Bagaimana Shan bisa membuat itu? Rahasia dong.

"Saya kurang tau juga, biasanya Raja hanya menyampaikan pesan melalui saya. Tapi kali ini beliau ingin bertemu langsung, pasti penting." Ucap Darian, cara bicaranya memang kaku seperti itu. Kepada siapapun, apalagi Hansel.

Shan pun menampakkan raut wajah berpikir, perkataan Darian sepertinya benar. Ia jadi makin gugup untuk bertemu sang pimpinan, walaupun ia bekerja di lab kerajaan, tetap saja bertemu sang Raja akan sangat sulit baginya.

"Jangan takut, saya disana nanti." Baiklah, kalimat tersebut cukup untuk Shan yang khawatir menjadi sedikit lebih rileks.

Sampailah mereka di depan pintu yang besar, bermotif emas tetapi memberikan kesan mewah. Mengetahui dua orang tersebut telah berdiri di ambang pintu, penjaga disitu langsung membukakannya.

Nampaklah sebuah altar yang sangat besar, Shan tak pernah tak kagum melihat pemandangan ini, karena ia kesini masih bisa dihitung oleh jari. Berbeda dengan Darian si panglima yang tiap hari kesini untuk melaporkan segala sesuatu yang janggal.

Shan beruntung tau bisa berteman dengan tangan kanan Raja. Minus nya si tangan kanan ini kaku, jutek, galak lagi.

"Oh! Darian! Shan! Selamat datang, apa kabar kalian?" Sapa Raja yang kini tengah berdiri berbincang-bincang dengan penasehat. Apakah ini jauh dari ekspektasi kalian mengenai citra sang raja?

Memang terdengar unik, tapi beliau menganggap semua nya teman, meskipun ia pemimpin negara, menjaga hubungan persaudaraan tetap penting. Itu lah mengapa rakyat disini sangat harmonis dan makmur, jadi siapa yang tidak tergoda untuk tinggal disini?

"Baik, selalu baik, dan saya harap anda juga." Balas Darian mewakili Shan. "Jadi apa alasan anda memanggil saya, Tuan?" Kata Shan dengan sopan.

"Saya langsung saja pada intinya, materi yang kamu buat itu berbahaya untuk rakyat. Bukan dalam penggunaannya tetapi keinginan orang luar yang berambisi untuk memilikinya," Kata Raja, Shan nampak merasa bersalah tapi sang pemimpin melanjutkan perkataannya.

"Tidak perlu sedih begitu, saya sudah ada solusinya," Ucap Raja dengan nada bangganya, ia menyunggingkan senyuman miringnya. Shan seperti mendapatkan secercah harapan, kini ia menjadi antusias.

"Benarkah? Apa itu?" Ucap Shan dengan mata yang berbinar-binar. "Lubang cacing, kamu harusnya tau, kita harus membawa benda ciptaan mu itu pergi dari sini ke tempat yang jauh." Lagi-lagi Shan dibuat bingung.

"Jauh? Jauh sampai mana tuan? Sampai memerlukan portal lubang cacing?" Tanyanya. "Jauh, ke semesta lain."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Paradox || EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang