"Bener bukan sih ini apartnya?" Gumam Julian, sesungguhnya dia juga gak yakin ini rumah si kakak tingkat apa bukan, jelas hal tersebut terdengar oleh Reaver dan pemuda itu mengernyit. "Lah kok gak yakin?" Katanya.
"Apartnya mewah, gue denger katanya kak Keenan bukan anak kandung, jadi—" Kalimat Julian langsung dipotong oleh Edgar, "Iya paham, jangan dilanjut itu masalah pribadinya, jugaan masih berdasarkan 'katanya'. Biar pasti mending langsung masuk aja kita tanya apa ada yang namanya Keenan disini." Ujaran Edgar pun mendapat anggukan dari keduanya.
"Permisi, ada yang namanya Keenan Cruz tinggal disini?" Tanya Julian kepada satpam disana. "Iya dia tinggal disini, ada kepentingan apa ya?" Tanya balik satpam itu dengan ramah.
"Ah kami temennya pak, mau kerja tugas bareng hehehe," Kata Edgar dengan cepat sebelum Julian menjawab dengan jujur. Kalau saja Julian jawab jujur, pasti gak akan dibolehin masuk, sudah keliatan dari luar apartemen ini mewah pasti keamanan nya sangat ketat.
"Sudah menghubungi Keenan terlebih dahulu?" Edgar sudah menebak pasti akan ditanya balik seperti ini, mereka jadi bingung harus menjawab apa. Tapi sepertinya semesta sedang berpihak pada mereka.
"Julian?" Tepat sekali Keenan yang baru pulang itu datang, "Ada apa nihh? Kok rame-rame?" Tanya Keenan, ia kenal dengan Julian tapi tidak dua orang lainnya. "Ini mereka kata nya mau ketemu kamu buat kerja tugas," Balas satpam tersebut.
Julian dengan sigap memberi kode untuk menjawab iya, Keenan menangkap sinyal itu dan kemudian menjawab pak satpam tersebut dengan kata iya. Setelahnya mereka dipersilahkan untuk masuk.
Tapi jujur saja deh, Keenan bahkan gak deket sama Julian—ralat lebih tepatnya semua orang, dan dia baru dapet temen kemarin alias Damian dan Haeden.
Omong-omong Keenan baru sampai ini karena baru pulang dari rumah Haeden, ya dia menginap sih soalnya jarak tempat tinggal Haeden agak jauh dengannya. Apalagi otaknya dibuat berpikir dan mencari jawaban, sebenarnya Averis itu apa?
Sepanjang perjalanan menuju unit milik Keenan, keadaan sangat canggung, tak ada yang berbicara. Lagi pula akan membicarakan apa, Keenan bukan tipe anak yang dapat memulai pembicaraan, dan sekali lagi Keenan gak kenal mereka.
Sampailah keempat orang itu di unit milik Keenan, ini sebenarnya Julian dan Reaver terkesan sedikit. Pasalnya ini apartemen kayak bukan sembarang apartemen, kalo diliat tiap lantainya hanya memiliki satu unit. Lalu desain interior nya yang mereka yakini dari desainer ternama, dan yang paling bikin takjub adalah pemandangan dari sini. Memang ketika masuk langsung disambut dengan ruang tamu dan kaca yang sangat besar menampakkan dunia luar. Jadi sekaya apa sebenarnya si Keenan ini?
Kalau Edgar sih biasa saja, apart nya hampir 11-12 lah sama milik Keenan. "Masuk yuk, maaf ya kayaknya agak berantakan, soalnya gue gak pake asisten hehe," Kata Keenan, ketika pintu terbuka Keenan langsung berjalan terburu-buru membersihkan beberapa buku dan tumpukan kertas di meja nya.
Tapi percuma, banyak buku berserakan disana, gimana bisa bersihinnya dalam waktu singkat. Untuk kali ini bukan hanya Julian dan Reaver yang kaget, tapi Edgar juga yang melihat tumpukan kertas dan buku di sofa, lantai, meja, dimana-mana. Okay, jadi selain kaya, Keenan ini pinter ya...
Edgar gak jadi menyombongkan diri, dia masuk kuliah aja hasil campur tangan uang.
"Gapapa kak santai aja," Kata Julian, dia gak sungguh-sungguh dengan ucapannya, jelas ini gak santai aja. Mereka nih duduk dimana jadinya, sedangkan Reaver mengedarkan pandangannya ke sekitar, mencari apakah ada tanda-tanda Sean disini. Dirasa tak ada, tanpa basa basi lelaki itu langsung bertanya.
"Kak Sean dimana?" Kaget lah si Julian dan Edgar, gak gini rencananya. "Sean siapa?" Balas Keenan, ia menampilkan raut wajah bingungnya. Ketiganya jadi ikut bingung, tapi entah kenapa Reaver tidak percaya ia memajukan langkahnya cepat menghampiri Keenan lalu mencengkeram kerah pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradox || Enhypen
Science Fiction𝘮𝘶𝘭𝘵𝘪𝘷𝘦𝘳𝘴𝘦 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘥𝘢, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘥𝘢𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢. - .... . -- 𝗘𝗻𝗵𝘆𝗽𝗲𝗻.