'o

3K 283 4
                                    

Renjun saat ini tengah berjalan-jalan dengan Luhan disekitaran mansion dengan jaehyun yang menemani mereka sekaligus menjaga sang ratu yang merupakan adik sepupunya itu dalam perasaan kalut karena mengetahui orang yang dia cintai akan segera menikah. Itu tandanya dia benar-benar sudah terlambat dan menjadi seorang pecundang.

"Kau tau renjun, saat itu yang mulia sangat terluka sekali bahkan menutup dirinya karena mengetahui kau telah tiada." Ucap Luhan.

"Aku merasa bersalah untuk itu ibu." Ucap renjun.

"Tidak perlu merasa bersalah. Lagian semuanya telah berakhir dan sekarang kau sudah ada disini. Berjanjilah padaku, kalau kau tidak akan meninggalkan anakku sama sekali. Dia benar-benar hancur tanpamu." Ucap Luhan.

"Aku berjanji ibu. Aku tidak akan meninggalkan yang mulia hingga nafas terakhirku." Ucap renjun tersenyum lalu merekapun berakhir di salah satu taman bunga yang merupakan taman bunga kesukaan renjun, taman bunga mawar putih.

Tak lama setelah itu, mereka berdua melihat jaemin yang mendekat.

"Ibu ternyata disini bersama dengan renjun." Ucap jaemin.

"Hmm. Kau pasti merindukannya sampai mencari kemari. Yasudah, ibu akan kembali untuk menemani ayah. Kalian nikmati saja waktu berdua." Ucap Luhan tersenyum lalu pergi bahkan memerintah jaehyun untuk ikut agar pasusu itu bisa berdua.

"Ada apa yang mulia?" Ucap renjun bingung karena suaminya itu hanya menatapnya sembari tersenyum. Jaemin langsung mendekat dan diapun memeluk erat istri mungilnya itu. Renjun yang mendapatkan pelukan itu langsung membalas pelukannya.

"Aku sangat merindukanmu istriku " Ucap jaemin.

"Aku juga." Ucap renjun.

"Apa bagian bawahmu sudah tidak sakit lagi?" Ucap jaemin sembari melonggarkan pelukan mereka untuk saling menatap wajah satu sama lainnya.

"Sedikit, tapi tidak sesakit tadi." Ucap renjun tersenyum dengan wajah merona karena teringat kegiatan mereka malam tadi.

"Kau sangat cantik sekali " Ucap jaemin tersenyum.

"Kau juga sangat tampan yang mulia." Ucap renjun tesenyum.

"Ayo kita ke ruang rahasia saja. Aku ingin menghabiskan waktu denganmu." Ucap jaemin yang langsung menggendong istrinya itu ala koala dengan sangat mudah.

"Aku bisa jalan sendiri yang mulia."

"Tidak masalah. Kau bilang masih sedikit sakit bukan? Itulah kenapa aku melakukan ini. Diam saja sayang." Ucap jaemin lalu merekapun pergi keruangan rahasia.

Di ruang rahasia...

Renjun dan jaemin duduk bersama di tempat duduk yang sangat nyaman dengan jaemin yang memeluk dan mengelus kepalanya.

"Aku menyesal mengatakan ini sayang, sepertinya kita akan sangat jarang bertemu nantinya " Ucap jaemin.

"Memang Nana mau kemana?" Ucap renjun dengan tatapan bingung.

"Aku tidak kemana-mana sayang. Aku hanya banyak pekerjaan karena menteri Moon yang cuti untuk mengurus pernikahannya dan sepertinya aku akan pupang larut. Jadi, jangan menungguku nantinya mengerti?" Ucap jaemin tersenyum.

"Bagaimana kalau nanti aku merindukan Nana?" Ucap renjun dengan nada manjanya.

"Mau bagaimana lagi, tapi aku janji akan membereskan semua pekerjannya dengan sangat cepat hingga kita bisa menghabiskan banyak waktu lagi bersama. Lagian, kita harus segera memiliki anak bukan?" Ucap jaemin setengah menggoda walaupun dalam hati jaemin juga tidak terima kalau dia harus lama berpisah dari istri mungilnya ini. Karena dia pasti tidak akan tahan.

"Nana." Rengek renjun dan jaemin hanya tertawa kecil sembari mengecupi pucuk kepala renjun.

"Ingat ini, janji padaku untuk makan tepat waktu. Mengerti?" Ucap renjun dan jaeminpun mengangguk.

"Apa Nana akan sendirian nantinya?" Cemas renjun karena dia tidak mau suaminya itu sakit.

"Tidak aku bersama dengan jeno."

"Hmm baguslah. Dengan begitu pasti pekerjaan akan cepat selesai." Ucap renjun sembari memeluk jaemin erat.

"Hmm."

"Hari ini aku akan seperti ini dengan Nana sepuasnya." Ucap renjun.

"Apapun untuk istriku." Ucap jaemin balas memeluk renjun lebih erat.



























































🌠🌠🌠

Neo Castel (jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang