'd

3.9K 508 3
                                    

Haechan yang masih menangis akhirnya mengambil kertas dan stempel kerajaan yang dia juga miliki itu. Lalu membuat surat pernyataan kalau haechan bersedia menjadikan renjun sebagai istri kedua raja dengan airmata yang terus mengalir. Setelah membuatnya, haechan memasukkan kedalam laci lalu menghapus airmatanya dan memanggil Johnny.

"Iya yang mulia, ada yang bisa saya bantu?"Ucap Johnny.

"Bisa tolong panggilkan bodyguard Lee?" Ucap haechan.

"Baik yang mulia." Ucap Johnny lalu pergi untuk memanggil jeno.

Beberapa menit kemudian, jeno masuk dan menghampiri haechan lalu membungkuk.

"Jeno-ya." Ucap haechan.

"Iya yang mulia ada apa?" Ucap jeno yang jujur saja merasa sangat sakit sekali melihat sang pujaan hatinya dulu menjadi selemah ini.

"Tolong jangan panggil aku yang mulia jeno." Ucap haechan.

"Tidak bisa yang mulia." Ucap jeno.

"Ini perintah jeno. Jangan memanggilku yang mulia." Ucap haechan.

"Baik." Ucap jeno.

"Kemarilah jeno. Duduk disebelah ku." Ucap haechan lalu jenopun menurut dan duduk disebelah haechan. Setelahnya haechan langsung menyandarkan kepalanya pada bahu jeno sembari menangis dalam diam. Jeno tau kalau haechan sangat terluka tapi dia tetap tidak bisa melakukan apapun.

"Ada apa haechan? Apa ada yang sakit? Mau aku panggilkan dokter Kim?" Ucap jeno.

"Pasti sangat menyenangkan kalau aku menikah denganmu kan jeno." Ucap haechan. Jeno hanya diam membiarkan haechan meneruskan perkataannya.

"Jeno-ya. Aku tidak bisa memberikan jaemin anak karena penyakit ini. Aku benar-benar tidak berguna jeno. Apa kau akan setuju jika aku menyuruh jaemin menikah lagi dengan surat titah yang tidak akan bisa di ganggu gugat oleh siapapun?" Ucap haechan.

"Tidak Haechan. Aku tidak akan setuju. Kau tau haechan. Yang mulia raja sangat menyayangimu bagaimana mungkin kau mau membuat surat titah untuk raja itu." Ucap jeno.

"Kau tau jeno. Aku tidak bisa egois. Aku juga harus mengingat kesembuhan tuan Na, dia harus sembuh dan mungkin akan sembuh jika ada seorang calon putra mahkota. Aku hanya ingin mengabulkannya jeno. Walaupun bukan dari rahimku." Ucap haechan.

"Kau tau haechan. Aku kesakitan melihatmu seperti ini, dan apa kau juga tau, aku mendengar semua perkataan Paman Lee pada renjun. dia sudah menjaga jarak pada renjun. Bahkan tidak Sudi mengakui renjun sebagai anak angkatnya. Aku benar-benar merasakan renjun sangat sedih sekarang haechan." Ucap jeno. Dan haechan yang mendengarkan itu tau kalau sebenarnya jeno sudah menaruh perasaan lebih pada saudaranya itu.

"Jeno. Apa kau jatuh cinta pada renjun?" Ucap haechan.

"Bohong jika aku mengatakan tidak Haechan. Aku sempat sangat mencintaimu lalu merelakanmu. Lalu apa yang salah setelahnya? Apa aku harus merelakan lagi." Ucap jeno.

"Jeno-ya, aku harap kau nanti akan setuju dengan perkataanku. Maaf karena membuatmu menderita. Tapi, aku juga ingin melakukan yang aku mau." Ucap haechan.

"Haechan-ah. Kau hanya perlu ingat ini. Kau tidak sendirian karena kau punya aku, renjun, dan yang mulia raja." Ucap jeno.

"Tapi renjun kesepian. Aku ingin dia juga tidak kesepian, dengan cara menikahkannya dengan yang mulia." Lanjut haechan dalam batinnya.

"Arra. Dia juga punya kita." Ucap jeno sembari mengelus kepala haechan.




























____________

























Sedangkan renjun masih menangis seorang diri di salah satu balkon Castle itu. Dia benar-benar merasakan dunianya runtuh seketika.

"Kenapa Paman Lee, kenapa kau jahat sekali padaku kenapa? Hiksss...hiksss....hiksss..." Ucap renjun menangis sampai sesegukan. Jaemin yang melihat ingin sekali menghampirinya ntah karena apa tapi tetap terus mengurungkan niatnya sebisa mungkin hingga kilasan tentang xingxing muncul.

"Hikss...hikss...hikss... Nana dimana hikss... Hikss.. kenapa meninggalkanku."

"Hei Nana tadi bersembunyi disini xingxing. Jangan menangis lagi."

"Jangan meninggalkanku lagi Nana. Ak tidak suka."

"Iya Nana janji pada xingxing."

Teringat hal itu, jaeminpun kembali menyadarkan diri dan mengatakan kalau renjun bukanlah xingxing. Lalu kembali melihat kearah renjun dan menyadari Doyoung berada disana.

"Renjun?" Ucap Doyoung. Renjunpun mengangkat kepalanya melihat Doyoung dengan airmata yang terus mengalir.

"Ada apa renjun? Apa kepalamu sangat sakit sampai kau menangis?" Ucap Doyoung cemas seketika lalu berjongkok.

"Hikss...hikss....hikss.... Aku benar-benar sendiri sekarang dokter Kim." Ucap renjun menangis dan itu membuat Doyoung merasa tidak kuasa dan membawa renjun kedalam pelukannya.

"Hei apa yang kau katakan. Kau bisa menganggap ku keluargamu. Kau tidak sendirian renjun." Ucap Doyoung sembari mengelus punggung sempit itu. Renjun hanya diam dan menangis terus menerus. Hanya itu yang ingin dan bisa dilakukan renjun untuk meringankan bebannya saat ini.

"Siapa kau sebenarnya renjun? Siapa?" Ucap jaemin pada angin sembari melihat dua orang yang berpelukan itu.

"Mungkin dia xingxing kita jaemin." Ucap pelayan Kun yang memang selalu bersikap seperti biasa tanpa embel-embel yang mulia jika hanya berdua. Dan sekarang hanya ada mereka berdua di lorong itu.

"Apa maksudmu?" Ucap jaemin setengah kaget.

"Aku merasa dia xingxingmu. Xingxing kita yang kembali hidup dengan raga orang lain." Ucap kun yang juga merasakan kesedihan renjun walaupun tidak tau kesedihannya karena apa.


































🌠🌠🌠

Neo Castel (jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang