'j

3.8K 386 23
                                    






Jaemin dan renjun masih berada di ruang rahasia itu, bahkan jaemin masih menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher renjun untuk menghirup aroma yang hanya dimiliki oleh istri mungilnya itu. Tapi, semuanya tidak berlangsung lama karena jaemin mendengar dengkuran halus tanda renjun yang telah tertidur lalu diapun mengangkat kepalanya dan mengendurkan pelukannya pada sih mungil hingga kepala renjun langsung bersandar dengan apik di dada jaemin bahkan nafasnya sangat teratur saat tidur seperti itu. Jaemin tersenyum dan diapun membelai pipi chubby istrinya itu.

"Kau sangat menggemaskan bahkan saat tertidur seperti ini sayang." Monolog jaemin lalu diapun memutuskan untuk menutup matanya dan menyelami dunia mimpi untuk menyusul istri mungilnya itu.









Sementara itu di Castle terlihat Luhan yang berada didalam kamarnya untuk menjaga sehun, sang suami yang tak kunjung bangun dari komanya.

"Sayang? Kapan kau akan bangun? Apa kau tau? Xingxing kita belum tiada sayang. Dia berada di dekat kita selama ini. Dia sudah kembali, dia sudah berada di posisinya sayang. Kau harus segera bangun. Kau harus melihat betapa bahagianya anak kita sayang." Ucap Luhan sembari meneteskan airmatanya.

"Aku mohon bangunlah sehun. Aku tidak ada artinya jika tanpamu." Ucap Luhan kembali lalu menangis sembari menggenggam tangan suaminya itu.



Di tempat berbeda terlihat Doyoung tengah menghirup aroma segar yang ntah kenapa baru bisa dia hirup sekarang. Dia merasa sangat lega sekali.

"Dokter Kim?" Sontak saja doyoungpun melihat kearah orang yang berdiri disebelahnya.

"Aaa, jaehyun-ssi? Ada apa?" Ucap Doyoung ramah pada salah satu bodyguard ratu mereka sekaligus sepupu ratu mereka itu.

"Tidak ada. Hanya saja saya merasa kau sangat lega saat ini. Berbeda dari sebelumnya." Ucap jaehyun.

"Kau benar jaehyun-ssi. Aku juga merasa bingung. Aku merasa sangat lega sekali setelah semua yang terjadi." Ucap Doyoung.

"Saya juga sama." Ucap jaehyun melihat kearah yang sama dengan apa yang dilihat oleh Doyoung.

"Saya bersyukur karena yang mulia ratu masih hidup. Saya rasa itu yang membuat saya lega." Ucap Doyoung.

"Saya juga sama. Saya sangat lega saat tau adik kecil saya masih hidup setelah sekian lama berpisah." Ucap jaehyun.

"Kau benar." Ucap Doyoung.

"Dokter Kim. Atau doyoung-ssi?"

"Ada apa?" Ucap Doyoung sembari melihat kearah jaehyun.

"Ada sesuatu yang ingin saya katakan padamu." Ucap jaehyun setelah mengumpulkan banyak sekali keberaniannya.

"Katakan saja. Kalau bisa cepat, karena saya harus segera mengecek keadaan yang mulia ratu." Ucap Doyoung.

"Saya....saya....sa---"

"Maaf dokter Kim, yang mulia raja memanggil Anda untuk segera kekamar mereka dan memeriksa keadaan yang mulia ratu." Ucap taeyong yang membuat ucapan jaehyun terhenti di tengah jalan.

"Bagaimana ini jaehyun-ssi?" Ucap Doyoung menatap jaehyun.

"Tidak masalah. Kita bicara lain waktu saja." Ucap jaehyun dan doyoungpun langsung pergi meninggalkan dua orang itu.

"Kau sudah mengatakannya jaehyun?" Ucap taeyong yang tau bagaimana perasaan jaehyun pada Doyoung dan orang yang memendam perasaannya pada jaehyun sekian lama.

"Belum. Aku sangat gugup sekali." Ucap jaehyun memegang dadanya dimana jantungnya berdetak sangat kencang.

"Segera katakan sebelum kau menyesali semuanya. Aku pergi dulu." Ucap taeyong lalu diapun pergi untuk menenangkan hatinya sendiri.























At. Kamar jaemren.

Doyoung masuk setelah winwin yang kebetulan berada diluar mengatakan aba-aba untuknya menggantikan jaehyun yang ntah kemana.

"Maaf yang mulia saya membuatmu menunggu." Ucap Doyoung membungkuk.

"Tidak masalah. Kau bisa memeriksa istri saya." Ucap jaemin dan doyoungpun mengerti lalu mendekat untuk memeriksa renjun yang tertidur dengan sangat nyenyak bahkan dia tidak bangun saat jaemin menggendongnya untuk pindah kekamar mereka dari ruangan rahasia itu.

"Bagaimana keadaannya?" Ucap jaemin.

"Yang mulia ratu sudah jauh lebih baik yang mulia. Kau tenang saja, kondisinya akan benar-benar segera pulih." Ucap Doyoung.

"Baiklah kau bisa pergi. Ah, satu lagi kau pergilah ke ruangan menteri Moon sekarang juga." Ucap jaemin.

"Baik yang mulia." Ucap Doyoung yang tidak mengerti kenapa dia harus datang kesana tapi dia tidak berani bertanya makanya dia hanya menuruti perintah saja.

Setelah keluarnya Doyoung. Jaeminpun memutuskan untuk membersihkan tubuhnya lebih dulu baru membangunkan istri mungilnya itu.



























At. Ruangan menteri Moon.

Doyoung masuk setelah mengetuk pintu dan melihat menteri bernama Moon Taeil yang tengah menggenggam sebuket bunga mawar merah.

"Ah, apa saya mengganggu menteri Moon? Tapi saya disuruh oleh yang mulia raja kemari." Ucap Doyoung bingung.

"Kau tidak mengganggu saya. Saya memang telah menunggumu. Ini." Ucap taeil memberikan bunga itu pada Doyoung yang langsung diterima olehnya.

"Untuk saya?" Bingung Doyoung.

"Hmm." Ucap taeil mengangguk.

"Tapi kenapa menteri Moon?" Ucap Doyoung yang merasakan detak jantungnya bekerja dua kali lipat.

"Kim Doyoung aku sebagai Moon Taeil berdiri dihadapanmu saat ini. Apakah kau mau menjadi istriku?" Ucap taeil sembari berjongkok dan mengulurkan kotak cincin yang terbuka membuat Doyoung kaget sampai menutup mulutnya sendiri.

"A...apa ini serius?" Ucap Doyoung tak percaya.

"Hmm. Saya tidak akan bercanda pada orang yang saya cintai." Ucap taeil.

"Hmm. Aku mau Hyung." Ucap Doyoung dengan sangat senang dan yakin karena perasaannya bersambut dengan baik bahkan sampai akan menikah.

Taeil yang mendengar hal itu langsung berdiri dan memasangkan cincin itu pada tangan Doyoung begitu pula sebaliknya lalu merekapun berpelukan dengan rasa bahagia satu sama lainnya.













































🌠🌠🌠

Neo Castel (jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang