Tiga hari kemudian, Qia mendapat panggilan wawancara dari salah satu kafe yang dikiriminya berkas lamaran. Karena kafe tersebut sedang membutuhkan karyawan baru secepatnya, mereka langsung menerima Qia setelah wawancara 30 menit. Tutur kata Qia membuat pewawancara terpukau. Seorang pelayan memang harus bertutur kata baik kepada siapa pun nantinya.
“Kamu bisa kerja mulai besok, ya. Nanti sekalian ngatur jadwal kerja dan jadwal kuliah kamu,” ujar pewawancara pria yang berada di hadapan Qia.
Qia tersenyum dengan ramah. “Siap, Pak. Besok saya datang sore, sepulang kuliah.”
“Baik, terima kasih, Qia. Semoga betah kerja bersama kami.”
Pewawancara itu berdiri, diikuti Qia. Keduanya berjabat tangan setelah semua kontrak disetujui dan ditandatangani oleh Qia. Gadis itu akan memulai kegiatan barunya di Kafe Error ini.
Kata pewawancara, asal-usul nama kafe karena pemilik seorang programmer dan sering menemukan eror dalam kodenya. Kafe ini didesain dengan arsitektur yang berbau pemrograman. Pengunjung pun dominan dari kalangan mahasiswa IT karena sering mendapat diskon setelah membantu menyelesaikan kode eror dari pengunjung lain yang sengaja dipajang di papan source code.
Qia merasa senang karena diterima di Kafe Error. Kafenya tidak terlalu jauh dari kosan dan kampus. Meski terbilang lama, kafe tersebut tidak pernah sepi pengunjung. Qia sendiri sempat beberapa kali datang ke Kafe Error bersama Alkana.
Kabar baik ini tidak bisa dipendam lama-lama oleh Qia. Dia harus memberi tahu kekasih dan para sahabatnya. Gadis itu sempat mengajak Alkana bertemu di kantin, tetapi ditolak karena kekasihnya sedang sibuk berorganisasi. Akhirnya, Qia menemui para sahabatnya saja di kantin.
“Cie, cie, ada yang baru keterima kerja, nih. Lumayan, lah, ya buat jalan-jalan ke Lembang,” ujar Reina yang memang paling heboh di antara sahabat lainnya.
Qia hanya tersenyum bahagia. “Alhamdulillah. Eh, Farida ke mana?” tanya Qia saat menghitung sahabatnya kurang satu.
“Nggak tau, lagi ada urusan dulu katanya. Nanti ketemu di kelas aja,” jawab Jessi.
“Oh. Kalian lagi pesen makanan?” tanya Qia.
“Iya, kamu mau juga?” jawab Lyra sekaligus melempar pertanyaan lagi.
“Enggak, deh. Nanti aja. Belum terlalu laper dan lagi hemat.” Jawaban Qia selalu saja begitu saat di akhir bulan.
“Paling juga entar siang kalap beli kebab sama ayam geprek,” canda Reina.
Semua hanya tertawa. Selain Qia, Reina pun pemecah keheningan. Jika keduanya digabung, obrolan akan makin pecah. Apalagi dua-duanya asli Sunda yang dipandang sering bercanda.
***
Hari pertama Qia mulai bekerja. Sepulang kuliah, gadis itu pulang ke kosan untuk mengganti pakaian, kemudian langsung menuju tempat kerjanya. Dia berjalan kaki selama lima menit di bawah matahari yang mulai terbenam di ufuk barat.
Gadis itu disambut ramah oleh para pekerja lain di Kafe Error. Mereka sangat baik kepada Qia yang merupakan pegawai baru. Mereka pun dengan sabar mengajari Qia caranya melayani pelanggan.
Ada rasa senang dalam diri Qia saat melayani pelanggan. Terutama pelanggan yang ramah juga. Ternyata, bekerja sebagai pelayan tidak terlalu susah bagi Qia.
Beberapa hari kemudian, Qia terus bekerja dari sore hingga malam. Biasanya, gadis itu pulang sekitar pukul sepuluh atau sebelas malam. Baiknya, para pegawai di sana begitu peduli satu sama lain. Mereka saling mengabari di grup WhatsApp jika sudah sampai rumah dengan selamat. Qia pun harus melakukan hal tersebut setiap pulang.
Hari ketiga gadis yang sering menggunakan hijab persegi itu bekerja. Kali ini tinggal satu pelanggan yang harus Qia antar makanannya. Seorang pria yang terlihat serius sedang menatap layar laptopnya.
“Permisi, ini makanannya, ya, Kak,” ujar Qia ramah sambil menyimpan dua porsi makanan.
“Tunggu-tunggu. Kamu masih ada kerjaan abis ini?” tanya pria itu sebelum Qia berlalu pergi dari hadapannya.
Qia bingung. Dia berpikir sejenak. “Emm, udah beres, sih. Kenapa, ya, Kak?”
“Boleh bantu habiskan makanan saya?” tanya pria itu.
Pria dengan kaus hitam polos, rambut hitam pendek, dan tubuh yang gagah itu seakan sedang patah hati. Karena merasa kasihan, Qia pun menyetujui. Lagi pula, perutnya memang sedang lapar.
“Sebentar, saya izin dulu sambil nyimpen nampan,” ujar Qia dan mendapat anggukkan dari pria itu.
Dengan tergesa, gadis itu kembali ke dapur. Dia izin kepada pegawai lain bahwa dirinya sudah jam pulang, tetapi ingin menemani seseorang untuk makan. Qia membuka celemeknya dan sedikit merapikan baju serta kerudungnya.
Qia kembali ke meja pria itu. Makanan di meja terlihat belum berubah posisi. Pasti pria itu belum memakan ataupun meminum pesanannya.
“Makasih, ya, udah mau makan bareng. Sayang aja makanannya satu porsi,” ujar pria itu membereskan peralatan elektroniknya, kemudian memasukkannya ke tas.
Sebelum makan, Qia sedikit bertanya-tanya dahulu. “Maaf kalau lancang. Emang harusnya makanan ini buat siapa? Buat temen Kakak yang enggak datang?”
Pria itu tersenyum. “Harusnya buat seseorang yang saya idamkan, tapi kalo sekarang, buat seseorang yang udah semangat kerja aja.”
Mendengar jawaban tersebut, Qia ikut tersenyum. Bukan tersipu, dia hanya merasa senang karena ada yang mengapresiasi lelahnya. Tiba-tiba saja Qia ingat dengan Alkana yang sampai hari ini belum tahu jika kekasihnya sudah bekerja.
Terima kasih sudah membaca! Semoga bisa menikmati dan betah dengan cerita Error ini, ya!
⚠️
Cerita Error hanya dipublikasikan di akun Wattpad dheisyaadhya.
***
Sabtu, 2 Juli 2022
Dheisya Adhya
KAMU SEDANG MEMBACA
ERROR
RomanceAqila Intan Zevana atau Qia, mahasiswi Universitas ternama di Bandung dengan segala keramahan dan kebaikannya. Gadis itu sudah dikenal banyak orang karena berpacaran dengan ketua organisasi. Dia pun memiliki teman satu geng yang terkenal positif vib...