ERROR | 13

6 0 0
                                    

Malam kedua di kampung halaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam kedua di kampung halaman. Sejak pagi hingga sore, dirinya hanya membantu ibu dan ayahnya di sawah. Sekadar ikut ke gubuk untuk membantu membuat gula merah. Ayahnya seorang petani dan ibunya seorang pedagang yang terkadang juga membuat gula merah. Bagaimana tidak menjadi bahan perbincangan saat anak gadis itu tiba-tiba melanjutkan kuliah di kota. Beberapa ada yang ikut bangga, beberapa ada yang iri. Qia tak pernah ambil pusing perihal ucapan para tetangga.

Asyik memainkan ponsel di kamar, pintu kamar Qia ada yang mengetuk. Ternyata adik laki-lakinya. Qia langsung bertanya ada apa adiknya mengetuk pintu.

"Teh, hayu ah nyanyanyian di luar. Rek ngadamel SW jangeun manasan mantan," ajak Krisna tiba-tiba agar Qia mau bernyanyi bersamanya untuk diunggah di status WhatsApp. Remaja itu menenteng gitar kesayangannya.

Mata Qia melotot seketika. Adiknya benar-benar sudah beranjak dewasa. Bisa-bisanya Qia dijadikan bahan untuk memanas-manasi mantan adiknya itu. Karena Qia juga tidak tahu harus berbuat apa lagi, dia menyetujui ajakan Krisna. Mereka duduk di teras depan rumah dan memulai untuk bernyanyi.

Malam belum begitu larut, masih ada beberapa orang yang lalu lalang sekadar pergi ke warung. Dengan perlengkapan tripod kecil dan gitar milik Krisna, kakak beradik itu menyanyikan lagu Dewa 19 berjudul Kangen. Meski tidak terlalu bagus, suara Qia mampu menghangatkan malam dingin itu.

"Wih, keren pisan. Upload, ah," ujar Krisna sambil mencopot ponselnya dari tripod.

Krisna dan Qia menonton ulang penampilannya. Sang kakak hanya senyum-senyum melihat wajah cantiknya yang gelap. Untuk suara, masih terdengar baik di telinga.

"Kuduna pake ring light atuh, Na. Ari kieu mah jadi ngabelegbeg we poek." Qia tak mampu lagi mehan tawanya. Dia menyarankan Krisna agar pakai ring light agar tidak gelap.

"Sok atuh pang meserkeun ku Teteh," jawab Krisna malah meminta dibelikan oleh kakaknya.

"Nabung atuh. Kamu teh bagus main gitarnya, bisa gera bikin konten buat YouTube atau Tiktok," saran Qia. 

Dia ingin adiknya bisa berkembang di bidang yang disukai. Krisna sudah sering juga mengikuti perlombaan seni dan musik hingga tingkat provinsi. Baru sampai situ saja Qia sudah merasa bangga. Apalagi jika adiknya sukses.

Bukannya mendengarkan ucapan Qia, Krisna malah fokus pada ponselnya. Hingga beberapa detik kemudian dia tertawa sendiri. "Teh, tingali gera seeur nu ngomen. Pajarkeun teh kabogoh anyar." Krisna masih tertawa. Dia bilang jika banyak yang mengomentari dan menebak bahwa perempuan yang ada di video itu pacar barunya.

"Heuuh, dasar bocil! Teteh ka kamar tipayun, ah." Qia pamit untuk pergi ke kamar duluan.

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Ponsel Qia sejak tadi memang dicas di kamar, tidak dibawa keluar. Beberapa pesan sudah memenuhi notifikasinya. Pesan-pesannya masih dari Lyra dan Ezra.

Lyra
[ Qia, aku udah pulang ke rumah ]
[ Baru aja nyampe. Cape banget hadeh ]

Aqila

[ Alhamdulillah, nyampe dengan sehat wal afiat kan? ]

Qia hanya mampu membalas seperti itu. Lyra tak membalas lagi karena pesannya pun dikirim setengah jam lalu. Mungkin gadis itu lelah dengan perjalanannya dari Bandung ke Jawa Tengah.

Beralih ke pesan Ezra. Qia sudah tidak malas membalas pesan pria itu. Sejak bertukar cerita kemarin, gadis itu seakan menemukan sisi lain dari Ezra. Ada rasa nyaman saat berbincang dengan pria itu.

Ezra
[ Gimana Qila? Udah bilang tentang kerjaannya? ]

Aqila

[ Belum A, masih bingung. Besok aja we ]

Ezra

[ Ya udah atuh, semangat ya. Insya Allah ada jalannya kalo tentang kebaikan mah ]

Baru satu menit Qia membalas, Ezra langsung membalasnya lagi. Sebuah pesan yang terasa bijak bagi Qia. Dia benar-benar baru menemukan sosok pria yang mampu memberi tahu sesuatu yang dia sendiri pun tidak tahu.

Jika dibandingkan dengan masa lalunya, Qia malah yang terlihat bijak dan dewasa. Mungkin karena Qia anak pertama sedangkan mantannya anak terakhir. Meski sudah menjalin hubungan dua tahun pun tidak menuntut komunikasinya baik-baik saja.

Terima kasih sudah membaca! Semoga bisa menikmati dan betah dengan cerita Error ini, ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih sudah membaca! Semoga bisa menikmati dan betah dengan cerita Error ini, ya!

⚠️

Cerita Error hanya dipublikasikan di akun Wattpad dheisyaadhya.

***

Senin, 22 Agustus 2022


Dheisya Adhya

ERRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang