Satu pekan berlalu tanpa masalah. Minggu ini, Ezra mengajak Qia jalan-jalan ke daerah Lembang. Hubungan keduanya sudah mulai dekat. Terlebih saat Qia di kampung halaman, Ezra selalu mengirimi pesan dan bertukar cerita.
Rasa nyaman tumbuh begitu saja di antara dua insan. Mencoba ditolak pun akan susah karena datang dengan sendirinya. Terbiasa bersama membuat semua hal menjadi ketergantungan.
"Ke Lembang Park Zoo, mau?" tanya Ezra di mobil saat baru berangkat dari kosan Qia.
"Mau!" seru Qia semangat.
Mereka berangkat dari pukul delapan karena pukul dua harus sudah pulang. Qia harus bekerja siang nanti. Sementara Ezra hanya nongkrong di Kafe Error sambil melihat gadis yang kini mulai disukainya.
"Qila, bisa tolong cariin lokasinya di Maps?" Ezra memberikan gawainya yang sudah terbuka aplikasi Maps.
Qia dengan senang hati mengetik lokasi yang akan ditujunya. Namun, matanya tidak sengaja membaca pop-up notifikasi yang muncul di bagian atas layar. Beberapa pesan dikirim berentetan dari seseorang.
Bukannya tidak sopan, tetapi Qia tak sengaja dan malah penasaran. Dia terus membaca beberapa pesan yang dikirim tersebut sambil mencari lokasi tujuan. Ezra sendiri tidak menyadari ada pesan masuk karena notifikasinya hanya digetarkan saja.
Cupcake Coklat 🧁
[ Zra, bales dong ]
[ Please, kali ini aja ]
[ Kamu udah diemin aku berapa minggu coba? ]
[ Aku minta maaf, Zra ]Entah siapa yang mengirimi pesan tersebut. Yang jelas, Qia sedikit risih. Terutama saat membaca nama kontaknya.
Apaan, sih. Cupcake cokelat, kok, emotnya strawberry, ujar Qia dalam hati.
Setelah selesai dengan urusannya mencari lokasi, ponsel Ezra disimpan di dashboard mobil agar dapat dilihat rutenya. Qia tidak berbicara apa-apa setelah itu. Bahkan, dia tidak bilang jika ada pesan masuk ke ponsel Ezra.
"Qila mau cemilan, nggak?" tanya Ezra tiba-tiba saat hening mulai merasuki suasana mobilnya.
Sebenarnya, Qia masih sedikit sebal. Namun, jika ditanya seperti itu, sudah pasti kepalanya mengangguk pelan. Ezra hanya tersenyum melihat gadis itu sekilas.
Ezra menoleh ke jok belakang sekejap. Dia melihat kantong kresek putih di bangku belakang. "Qila ambil sendiri kresek yang di belakang, ya. Aku susah ngambilnya," ujarnya lembut.
Qia langsung sedikit membalikkan badannya untuk mengambil kantong kresek berisi makanan ringan dan beberapa botol minuman. Satu kresek berukuran sedang itu penuh diisi bekal jajanan. Biasanya, satu kresek seperti itu untuk jajan Qia satu minggu.
"Banyak banget, A. Mau piknik?" tanya Qia meledek.
"Iya, dong. Biar Qila enggak kelaperan. Masa aku ajak main anak orang enggak dikasih makan," jawab Ezra sambil menyetir.
"Ya nggak apa-apa atuh. Kan, nanti bisa beli masing-masing."
"Engga, dong. Hari ini aku traktir Qila full dari jalan-jalan sampe makan."
Qia merasa tidak enak jika Ezra inginnya seperti itu. Takutnya, di akhir nanti malah ditagih seperti laki-laki lain di Tiktok yang sering Qia lihat. Namun, jika dipaksa dan tidak berkewajiban untuk mengembalikan, sangat tidak apa-apa.
Sesampainya di lokasi tujuan, Ezra dan Qia langsung memasuki kawasan kebun binatang. Beberapa binatang bisa diberi makan langsung oleh pengunjung. Sesekali, Ezra memotret Qia tanpa diminta. Sungguh pria idaman. Apalagi jika hasilnya bagus.
Keduanya menikmati akhir pekan dengan hati gembira. Qia pun sudah lupa dengan notifikasi yang membuatnya sedikit bertanya-tanya. Kini, senyumnya terus merekah.
Sedang asyik-asyiknya bercanda, tiba-tiba Qia melihat sesosok mantan dari kejauhan. Dilihatnya lelaki itu bersama perempuan. Namun, bukan yang dikenal oleh Qia. Entah perempuan mana lagi yang kali ini dibawa jalan oleh Alkana.
"Pindah tempat, yuk," ajak Qia yang saat itu berada di dekat kumpulan rusa.
"Iya, ayo. Mau naik gajah?" tanya Ezra di luar ekspektasi.
"Emang bisa dinaikin gajahnya?"
Ezra tak kalah terkejutnya saat pertanyaan acak darinya ditanggapi oleh Qia. Baru kali ini dia menemukan gadis yang jika diajak berbicara apa pun selalu nyambung. Meskipun kadang pertanyaan acak seperti tadi, Qia selalu menanggapi. Seakan keduanya satu frekuensi.
"Enggak tahu, sih. Nanti aku coba tanya penjaganya," jawab Ezra yang malah kebingungan sendiri.
Qia tertawa. "Enggak usah, ah. Aku bercanda, kok."
"Iya da kalo serius mah bakal mau aku ajak bersama." Selalu saja, Ezra melontarkan kata-kata yang membuat Qia bingung menjawabnya.
Gadis itu sebenarnya peka jika Ezra ingin menjadi kekasihnya. Namun, di balik semua bahagianya, dia masih menyimpan sejuta luka dan trauma dengan pendekatan yang manis di awal seperti ini. Sudah berkali-kali dia dipatahkan ekspektasi. Nyatanya, laki-laki yang ditemuinya selalu manis di awal, kecut lama kelamaan.
Terima kasih sudah membaca! Semoga bisa menikmati dan betah dengan cerita Error ini, ya!
⚠️
Cerita Error hanya dipublikasikan di akun Wattpad dheisyaadhya.
***
Jumat, 26 Agustus 2022
Dheisya Adhya
KAMU SEDANG MEMBACA
ERROR
RomanceAqila Intan Zevana atau Qia, mahasiswi Universitas ternama di Bandung dengan segala keramahan dan kebaikannya. Gadis itu sudah dikenal banyak orang karena berpacaran dengan ketua organisasi. Dia pun memiliki teman satu geng yang terkenal positif vib...