PART 14 Reveelix?

4.5K 331 12
                                    

Happy Reading

"Sekarang gue gak masalah Lo deketin Altha." Ucap Laura dengan nada serius.

"Wah lo mau gue mati ditangan tu Psychopath" Ucap Aretha dengan nada bercanda.

"Ngaca ta!! Lo sendiri apa?" Kesal laura.

"Ck iya"

"Gak tau kenapa ya, gue Liat dia beneran sayang sama Lo"

"I know but gue gak suka"

"Bukan! Bukan gak suka tapi belum" ralat Laura.

"Mungkin"

"Lo juga harus move on, jangan terjebak dalam masa lalu"

"Kalau itu susah"

"Ck sadgirl, Lo bisa jadiin Altha sebagai tameng dia Kuat, dan juga pasti bakal lindungi Lo walaupun sfatnya tempramen dan kasar"

"Dia gk pernah kasar sama gue" Ucap Aretha melupakan kejadian dimana tangannya tergores pisau karena ulah lelaki itu.

"Iya cuman Lo, kalau sama yang lain sengol dikit bacok"

"Iya juga sih waktu itu gue pernah suruh dia beliin makan, dia nurut aja tu Terus gue juga pernah gak sengaja nampar"

"Wait! Wait! Lo nampar dia terus Lo diapain?"

"Gak di apa apain sih" ucap Aretha santai.

"Kayaknya dia emang udah terjetrat dalam permainan Lo "

"Atau mungkin memang sengaja"

"Ya yang pasti Lo bisa gunain dia dan setidaknya dia bakal lindingi lo"

Aretha mengangguk "Kapan lo berangkat?"

"Besok!"

"Lo udah bilang sama Nadia, Sheila, Syerlin?" Tanya Aretha

"Ntar gue telfon" Ucapnya Laura dengan nada dingin.

"Ok."

Aretha mengalihkan pandangannya menatap dua makam di sisi kanan kiri nya "Kita pulang dulu ya, gue bakal sering dateng jenguk kalian berdua."

"Gue juga pamit, gue bakal langsung kesini setelah pulang dari pertukaran pelajar" Pamit Laura pada kedua makam itu.

"Yaudah ayo pulang" Ajaknya langsung beranjak pergi disusul Laura.

Saat berjalan Aretha kembali membuka suaranya "terus gimana soal Kenan?"

"Ya gak gimana-gimana" Jawabnya masih terus berjalan.

"Gak ada niatan buat bales cintanya gitu"

"Gue gak ada waktu buat gituan"

"Ya ya ya" mereka masih terus berjalan meninggalkan makan sambil berbincang.

Tak lama setelah mereka berdua pergi seseorang berkunjung ke makam Evan. Orang itu mengerutkan dahinya "kok ada bunga? Masih baru lagi apa ada yang kesini tadi, Ah paling mereka" Ucapnya menepis kebingungannya.

"Hai bos, gimana kabar Lo?" Sapanya.

"Markas sepi gak ada Lo bos! ya walaupun Lo cuman diem kalau lagi kumpul, gue maklum lah Lo kan kulkas" Ucapnya sambil terkekeh.

"Gue bingung bos, udah 2 tahun Reveelix gak ada yang mimpin, Reveelix berantakan setelah Lo pergi bos sekarang kita bukan lagi yang terkuat.

Lo tenang aja gue bakal nepatin wasiat Lo buat cari cewek Lo sampai ketemu ya walaupun susah sih tapi gue gak akan nyerah, gue yakin cewek Lo bukan orang sembarangan gak mungkin kan kulkas kaya Lo jatuh cinta sama sembarang orang, dan gue rasa dia bisa gantiin posisi Lo yg udah lama kosong, Reveelix Geng dipimpin seorang perempuan pasti keren kan bos, Lo tenang aja gue sama anak-anak lainnya juga janji bakal jagain Bu ketu kita. Gak ada yang boleh lukain Ratu dari Reveelix"

"Gue pulang dulu ya bos, biasa nongkrong bareng anak-anak" pamitnya.

__________

Malam ini Aretha tengah berada di sebuah cafe yang lumayan terkenal, ia hanya ingin menikmati hari harinya disini di negara yang sudah lama ia tinggalkan, sekaligus makan malam tidak ada hal kejadian aneh hanya makan malam biasa dan menikmati hidup.

Setelah menyelesaikan makan malamnya ia berjalan keluar cafe niatnya ingin pulang. Namun saat di parkiran ia melihat seseorang yang tidak asaing dimatanya, ia mengikuti orang tersebut Hinga sampai disebuah gang sempit yang jarang orang lewati. Aretha melihat apa yang dilakukan lelaki itu dari balik dinding tak jauh dari orang itu.

Orang itu sedang menyiksa seorang gadis, Ah ternyata benar kata Laura dia psyco juga, setelahnya Aretha pergi menjauh dari tempat itu! sebelum orang itu menyadari keberadaannya.

Aretha kembali ke parkiran dan melajukan mobilnya ke arah mansion nya.

__________

Aretha membuang nafas kasar "sepertinya banyak orang gila disini" ucapnya sembari terkekeh mengingat kembali kejadian saat ia membuntuti orang tadi.

"Andrew Xander" gumamnya

"Arghhh" raungnya sembari menjambak rambutnya dengan kedua tangan. Sial.Sial.Sial karena melihat secara langsung Andrew menguliti korbannya membangkitkan hasrat membunuh yang berusaha dipendam Aretha, ia mengambil jarum yang terletak di dekatnya menusuk-nusukan di pergelangan tangannya "Ah ini lebih baik"

To be continued

ARETHA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang