Brakk
Pintu rooftop didobrak tiga orang lelaki yang tak lain adalah teman teman Altha.
"Bos" teriak Kenan orang yang mendobrak pintu.
"Ngapain diem disitu sialan! Cepet bantuin gue!" Teriak Aretha membuat ketiga orang itu langsung berlari kearah Aretha.
Ketiga lelaki itu berusaha menarik tangan Altha dengan Kenan dan Andrew berusaha mengapa tangan kanan Altha yang tadinya terlepas. Aretha masih menarik tangan kiri Altha sedangkan Bayu menarik tubuh Kenan "Lo ngapain narik gue njir" teriak Kenan.
"Lah terus gue narik apaan kalau gitu? Gak mungkin kan gue narik Bu bos" ucap Bayu mendapat tatapan peringatan dari Altha "nah tu pawangnya serem! nyenggol dikit aja langsung beda alam." Gumam Bayu yang masih bisa didengar mereka.
"Lo diem aja deh dari pada nambah beban!" ucap Kenan
"Tega kamu mas" ucap Bayu seolah-olah menangis 'memang tidak tau tempat padahan merek sedang berada di situasi darurat terapi malah bercanda.
"Cepet Ken" teriakan Aretha membuat Kenan dan Andrew tersadar langsung cepat-cepat menarik tangan bosnya.
Altha? Ia hanya menatap mereka dengan ekspresi santainya, dan malah tersenyum tipis saat melihat wajah khawatir Aretha "gemes" gumamnya pelan. Perlahan lahan tubuh Altha terangkan hingga naik keatas roofop.
"Kok Lo bisa jatuh gitu sih bos" tanya Kenan saat sudah berhasil menarik tubuh Altha.
"Thanks" ucap Altha tanpa memperdulikan pertanyaan Kenan.
"Sayang tangan kamu" panik Altha saat tersadar akan Luka ditangan Aretha.
Aretha tidak mengubis perkataan Altha dan malah langsung pergi meninggalkan roptof. Altha yang melihatnya pun langsung menyusul gadisnya.
Sementara teriga temannya saling tatap dan langsung pergi meninggalkan tempat itu.
____๑_๑____
"Oh ya soal pacarnya bos Evan gimana Lan?" Tanya Vero.
"Belum ada perkembangan." Jawabnya.
Vero menghela nafas "sampai kapan kita kaya gini terus."
"Iya apalagi yang tau mukanya cuma Lo lan, fotonya juga gk punya."
"Gue heran bisa-bisanya bos Evan pacaran tapi gak pernah nyimpen foto cewek nya gimana ceritanya dah."
"Nah bener! Gimana kalau Lo lupa mukanya?"
"Apa lagi ini udah 2 Tahun lebih! Gimana kalau mukanya berubah" Ucap Riko sambil memasukkan Snack kedalam mulutnya.
"Just calm down gue gak akan pernah lupa sama orang yang udah buat Evan bahagia."
"Namanya siapa gue lupa" tanya Riko.
"Aretha! gue gak tau nama panjangnya."
____๑_๑____Altha berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Aretha "Sayang! aku gendong aja ya" Ucap sembari memperhatikan langkah Aretha.
"Yang sakit tangan gue bukan kaki" Jawab sinis Aretha terus berjalan menuruni tangga.
"Ya kan gak papa" katanya melemas.
"Jongkok!" perintahnya.
"Kenapa?"
"Katanya mau gendong" ucap Aretha sedikit bernada.
"Ah iya."
Altha menarik sudut bibirnya langsung berjongkok di depan Aretha dan disambut baik oleh sang empu. Tanpa mereka sadari tiga orang lelaki memperhatikan mereka sendari tadi.
"Kok gue gemes sama mereka ya." Ucap Bayu.
"Iya! kapan ya gue bisa kayak gitu sama My Laura." Balasnya meratapi nasib.
"Yeeh malah curhat." ucap Bayu mengeplak kepala Kenan.
"Sakit bego." umpat Kenan tangannya sudah bersiap untuk membalas Bayu.
"Udah?" Tanya Andrew.
Kenan menurunkan tangannya "Huft, jadi kita mau kemana sekarang?" tanyanya."Kita ikuti mereka aja." saran Bayu.
"Males lah nanti jadi nyamuk." ucap Kenan.
"Pulang!" Ucap Andrew langsung pergi meninggalkan kedua orang itu.
____๑_๑____
Altha menurut satu persatu anak tangga dengan Aretha yang di gendong belakang. Saat sudah sampai di anak tangga terakhir bertepatan dengan bel pulang yang baru saja berbunyi mengalihkan intens murid-murid yang ingin pulang.
"Al." panggil Aretha pelan.
"Kenapa sayang?" Tanya Altha.
"Pulang aja Al." balas Aretha.
"Gak! kita obati tangan kamu dulu." ucap Altha melangkah kearah UKS.
"Gue obatin di rumah aja."
"Gak!"
Aretha berdecak mengalihkan pandangannya ke sekeliling, menatap tajam pada murid yang terus menatap mereka sendari tadi seolah menjadikannya objek tontonan.
Tatapan tajam Aretha membuat mereka semua menunduk, entah lah kenapa mudah sekali bagi Aretha untuk mengintimidasi sekitarnya.
To be continued
See you next time :)