HAPPY READING
Bukannya pulang Aretha malah menyuruh Andrew menghentikan laju motornya di taman yang terlihat sepi entahlah bagaimana bisa ada taman yang sangat sepi tanpa ada seorang pun yang berlalu lalang seakan semua itu sudah terencana.
"Mau ngapain?" Tanya Andrew dengan nada tak suka.
Aretha hanya mengangkat bahu lalu berjala mendahului Andrew dan jangan lupa seringainya yang tidak dapat dilihat lelaki dibelakangnya itu.
"Lo mau ngapain disini? Cepet! gue ada urusan!" Tanya Andrew dengan nada tak santai.
Aretha menghentikan langkahnya "Wait! wait! wait!" Berbalik menghadap Andrew kemudian menyandarkan punggungnya pada pohon yang berada tepat di samping ia berdiri "Andrew Xander teman masa kecil Altha benar?" Tanyanya sedikit kekehan.
Andrew mengangkat sebelah alisnya "ya" jawabnya walaupun sedikit bingung.
"Teman?" Tanya Aretha sekali lagi .
"Ya kita udah temenan dari kecil! Apa mau Lo?" Tanyanya to the point.
"Wow santai.." Aretha mengeluarkan seringainya "gue cuma mau tanya soal Altha tapi sebelum itu gue mau pastiin Lo beneran temen Altha?" Tanyanya dengan seringai yang tak pernah luntur.
"Apa yang Lo raguin?"
Aretha menghentikan senyumnya wajahnya berubah datar "teman atau rival?" Tanyanya menatap manik Andrew yang tersirat keterkejutan namun hanya bertahan beberapa detik kemudian kambali seperti semula.
"Kayanya kita harus pulang.sekarang" Ucap Andrew terdengar seperti perintah saat baru saja berbalik suara Aretha membuatnya berhenti menagkah.
"Mau bunuh gue" kata Aretha berjalan mendekati Andrew yang masih memunggunginya "atau..mau buat Altha menderita"
"Kayaknya Lo buat istirahat omong Lo aneh" andrwe melanjutkan langkahnya namun suara Aretha kembali menghentika nya.
"Pembunuh!" Ucap Aretha "itu kan yang ada di otak Lo?" Tanyanya tepat sasaran.
Andrew berbalik matanya menatap tajam Aretha tangannya bergerak mencekik leher Aretha "Lo emang bukan cewek biasa, seharusnya dari awal gue udah bunuh Lo"
Cekikan yang cukup kuat membuat Aretha kesulitan bernapas namun bukannya takut ia malah memberikan senyum mengejek "So musuh dalam selimut" kakinya bergerak menendang bagian perut Andrew membuat mundur beberapa langkah sambil memegangi perutnya membuat cekikan nya terlepas.
Aretha memegang lehernya yang memerah akibat cekikkan Andrew yang cukup kuat "lumayan" katanya tak lupa senyum mengejek.
Andrew mengeluarkan pisau dari saku celananya "Lo harus mati! Cowok Lo harus ngerasain rasanya kehilangan orang yang dia sayang sama kaya gue" ucapnya berjalan mendekati Aretha.
"Wait! Wait!" Ucap Aretha menghentikan "Lo yakin Altha pelakunya?"
"Siapa lagi? cuma Altha yang ada di tempat itu dan lagi dari kecil dia emang dididik jadi pembunuh" ucap Andrew dengan rahang mengeras tangannya terkepal sebelah kanannya menggenggam erat gagang pisau.
"Bodoh" Umpatnya membuat Andrew semakin mengeram menaikkan hasrat membunuhnya. Dengan tidak tahu situasinya Aretha malah mengeluarkan handphonenya dam mengotak-atik layar tanpa memperdulikan Andrew.
Saat Andrew sudah mengambil ancang-ancang untuk menyerangnya Aretha membalikkan layar handphonenya mengarah tepat didepan mata Andrew memutarkan video CCTV disalah satu tempat bermain 12 tahun lalu.
Pisau yang sendari tadi terangkat mengarah pada Aretha terjatuh dengan sendirinya jantungnya berdetak kencang tubuhnya terasa lemas ia terjatuh dengan lutut yang menopang tubuhnya.
"J-jadi selama ini g-gue salah sangka" ucap Andrew tidak pencaya dengan apa yang ia lihat.
Aretha memasukan kembali handphonenya kedalam saku roknya "So..you're so stupid" kata Aretha mengejek. Ia mendatarkan raut wajahnya kemudian berjalan mendekati Andrew.
"So.. selama ini Lo salah orang Andrew" ucapnya saat sudah berada di depan Andrew "Lo mau bunuh gue untuk balas dendam tapi ternyata Altha bukan orang yang bunuh adek Lo. Gimana rasanya?"
"G-gue gak tau" bentaknya
Aretha berdehem singkat menundukkan wajahnya berbisik tepat di samping telinga Andrew "gimana reaksi adek lo saat liat kebodohan Lo ini, Dia pasti bertanya-tanya kenapa Lo malah temenan sama orang yang udah bunuh dia dan kenapa Lo mana nyakitin Altha orang yang udah dia anggap sebagai kakaknya, lo itu sosok kakak yang buruk" Aretha menutup mulutnya seolah syok.
"Kaka jahat'
'Fira benci Kaka'
'Kenapa kakak sakiin kak Al'
'Kakak seneng liat fira mati
'Kak Al baik, kak Al gak pernah sakiti fira'
'Fira benci Kakak'
'Fira gak mau punya Kakak kaya kamu'
'Kamu bukan Kakak fira'
'Kakak Fira gak jahat'
'Fira gak mau liat kakak lagi'
'Fira benci kakak'
'Fira Benci Kak Andrew"Ya semua itu kata-kata Aretha. Ia memutari Andrew dengan ekspresi yang berubah-ubah melontarkan kata-kata benci seolah ia adalah adik Andrew yang sudah mati belasan tahun lalu, Angap saja ini cara untuk menjatuhkan mental Lawan. Diakhiri katanya ia tertawa tawa yang terdengar menyeramkan.
"Engak! Engak! Fira gak boleh benci kakak, maafin Kakak fira maafin Kakak" katanya sambil menutup kedua telinganya, ia seperti mendengar bisikan kata-kata kebencian dari adiknya.
"Balaskan dendamku kakak hahaha" kata Aretha sambi tertawa 'Ah ini sangat menyenangkan.
Andrew mendongka denga air mata yang terus menetes rambut yang acak-acakan pakaianya yang terlihat berantakan ia menatap Aretha di dalam penglihatannya ia melihat Aretha seperti melihat Fira Adik kandung Andrew yang sudah meningal belasan tahun lalu. Ia berdiri langsung memeluk tubuh Aretha yang dimatanya terlihat seperti sosok Fira.
"Ugh janga memelukku sialan" kata Aretha mencoba mendorong tubuh Andrew.
"Maafin Kakak Fira" katanya dengan tubuh yang bergetar.
"Hei sadar sialan! Akh pakaian ku kotor" teriak Aretha.
Plak!
Aretha mendorong tubuh Andrew dengan kuat dan memberinya tamparan untuk menyadarkannya "Oh hei sadar! sadar sialan" mulutnya tak henti hentinya mengeluarkan umpatan.
"Aretha" Kata Andrew mulai tersadar, ia sudah tidak mendengar lagi bisikan-bisikan dari adiknya.
"Udah sadar?" Tanya Aretha dengan senyum mengejek.
"Gue--"
"Jadi bawahanku maka aku akan membantumu membalas dendam" katanya to the point "pikirkan baik-baik Andrew menjadi bawahan ku bukanlah sesuatu yang mudah. Gue bisa kasih waktu buat Lo mikir Yes or No"
"Yes! Apapun akan gue lakuin untuk adik gue" tegasnya tanpa pikir panjang.
"Ok, semoga kau tidak menyesali keputusanmu Andrew" Aretha menjentikkan jarinya dua kali dan para bodyguard nya langsung keluar dari tempat persembunyiannya tidak terlalu banyak hanya 15 orang mungkin.
Salah satu bodyguard memberinya kacamata hitam "Sampai jumpa Andrew" ucapnya sebelum berlalu meninggalkan Andrew sambil melambaikan tangan keatas tanpa menoleh.
Aretha Memasang kacamata hitamnya "Berhasil! ugh walaupun pakaianku sedikit kotor" katanya sambil berjalan meninggalkan taman diikuti bodyguard nya dibelakang.
Jangan tanyakan bagaimana Aretha bisa mengetahui tentang adik Andrew karna itu hanya membuang buang waktu, and nama adiknya Zafira Rey Xander Video yang Aretha tunjukan itu adalah video dimana Fira dibunuh dan Andrew menyalahkan Altha karna pada saat itu ia melihat Altha berdiri di depan mayat adiknya.
Sungguh mengejutkan ternyata Altha bukan pelakunya.
To be continued
See you next time:)