Bab:32

182K 17.2K 1.7K
                                    

Selamat tahun baru, sebagai hadiah tahun baru untuk kalian saya kasih bonus doubel up nih hehe😁 seneng kan☺️

Tapi sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dahulu ya 🌟

⚠️ Banyak typo berseberan, di mohon untuk hati-hati dalam membaca ⚠️

HAPPY READING!

3 bulan kemudian

Benjolan di perut rata Eliza sudah terlihat, tak terasa usia kandungan nya saat ini juga telah memasuki bulan keempat membuat nya setiap saat berharap waktu akan cepat berlalu agar ia bisa dengan cepat bertemu dengan buah hatinya saat ini.

Tapi anehnya, meskipun telah memasuki bulan keempat tapi sampai sekarang Eliza tidak pernah merasakan yang namanya ngidam maupun Erland sendiri sehingga membuat Eliza cukup khawatir dengan janinnya ini.

Kata Celine, mungkin bayi Eliza itu perhatian sehingga tak ingin membuat ibunya tersiksa dengan berbagai permintaan nya. Periksa ke dokter pun, dokter mengatakan bayi Eliza baik-baik saja dan tumbuh dengan sehat di dalam sana.

Untuk Erland sendiri, ia juga cukup khawatir dengan keadaan bayi mereka tapi ia lebih khawatir dengan keadaan Eliza karena entah mengapa makin hari wajah Eliza makin pucat dan tak seperti ibu-ibu hamil lainnya yang berat badannya makin naik tapi Eliza justru keterbalikannya meskipun tak terlihat signifikan tapi di itu semua bisa tertangkap di mata Erland.

Seperti saat ini yang sudah menunjukkan pukul 12 malam, Eliza sudah tertidur lelap tapi Erland masih setia membuka matanya dan menatap wajah istrinya lekat.

Melihat Eliza yang tertidur lelap seperti ini entah mengapa membuat dada Erland sesak, wajah tidur Eliza terlihat sangat damai dan tenang tapi membuat Erland langsung bergerak mendekatkan tubuhnya ke Eliza dan ketika merasakan nafas istrinya ia menghela nafas lega dan langsung terbaring di dekat Eliza dan memeluk tubuh Eliza erat.

Entah ini mulai sejak kapan,tapi Erland benar-benar tidak bisa memejamkan matanya seakan jika ia memejamkan matanya sedetik saja Eliza bisa hilang dari genggamannya.

Pikiran Erland kacau, seperti saat ini pikiran Erland telah melayar kemana-mana. Ia membayangkan bagaimana jika Eliza benar-benar meninggalkan nya, apa yang harus ia lakukan? Bagaimana kehidupannya setelah itu? Dan-

"Er, kamu belum tidur?" Suara lembut menyadarkan Erland dari lamunannya.

Erland menatap Eliza intens, ia langsung memeluk tubuh Eliza dengan lembut.

"Apa aku membangunkan mu?" Bisik Erland.

"Bukan, bukan kamu yang membangunkan."

Erland mengangkat wajahnya menatap Eliza serius.

"Ada yang menganggu mu?"

"Iya." Ucap Eliza tersenyum manis sambil mengambil lembut telapak Erland dan meletakkan nya di perutnya.

"Kamu merasakannya?" Tanya Eliza tersenyum manis menatap Erland yang kini membelalakkan matanya.

The Antagonist's Perfect Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang