part9

2.2K 202 18
                                    

Selamat membaca~~~

🌻🌻🌻

Keadaan rumah sepi.
Sunghoon sedikit dilanda keanehan ketika tidak didapati Jiwoon maupun Jungwon yang menyambut kepulangannya sehabis bekerja seharian.

Namun tidak terlalu perduli.
Tanpa pikir panjang langkah kakinya ia bawa menuju ruangan bawah tanah, setelah meletakkan asal tas kerjanya tanpa berniat berganti pakaian lebih dulu.


Sesaat setelah pintu besi kedua terbuka, Sunoo dengan langkah lebar menghampiri Sunghoon. Tangannya terayun untuk memberikan sebuah tamparan keras sebanyak dua kali pada pipi kiri dan kanan Sunghoon.

Yang di beri perlakuan tersebut terkejut, melakukan gerakan mengelus bekas tamparan yang terasa cukup perih.

Nafas Sunoo naik turun, kepalan tangannya menguat tidak perduli jika sehabis ini ayahnya akan memberi pembalasan lebih.

"Hey, what's wrong?"

Ujar Sunghoon lembut, ia tahu kondisi Sunoo sedang tidak baik pasca melahirkan.
Jadi ia tidak ingin memperburuk keadaan dengan melakukan perlawanan balik.

Diraihnya kedua bahu Sunoo, diusapnya pelan dengan memberikan tatapan teduh penuh pengertian.

Si surai soft pink jatuh bersimpuh dan mulai terisak.
Sunghoon merengkuh tubuh mungil milik putranya dalam sebuah dekapan. Berharap Sunoo dapat sedikit meredakan emosinya.
Merelakan kemeja kerjanya basah oleh lelehan air mata.
Telapak besarnya menepuk punggung Sunoo mencoba memberi afeksi penenang.

"G-grace.." ucap Sunoo lirih di sela tangisnya.

"Who's grace?.."
"Ahh, ur baby?" Sunoo mengangguk.

"Wow, such a beautiful name. Like you"

"But she's gone"

Sunghoon gelagapan, dihampirinya sang bayi yang masih berada di kamar.
Di sentuhnya dengan penuh hati hati wajah mungil yang mirip paras Sunoo tersebut.

Suhu tubuh bayinya dingin, juga bibir yang kini membiru.
Sunghoon mengepal tangannya, penyesalan datang untuk kali kedua.
Kepalanya menunduk dalam ingin ikut menangis seperti Sunoo, tapi masih bisa ia tahan dengan menggit bibir bawahnya.

"Oh god, apa yang sudah aku lakukan..aku membunuh darah dagingku sendiri" monolognya dalam hati.
Sepasang matanya memejam beberapa saat.

Sunghoon menggendong tubuh bayinya dengan gontai, membawanya keluar dari sana.

Sunoo dengan sigap menghadang langkah Sunghoon.
Dirinya hendak merebut grace, tetapi tidak bisa.

"Biarkan aku menguburnya dengan layak Sunoo. Aku minta maaf, karena sikapku yang acuh kita kehilangan Grace yang cantik"

Sunoo dapat melihat ketulusan dalam binar mata Sunghoon.
Maka dari itu sebelum mempersilahkan Sunghoon melanjutkan tujuannya, Sunoo mendekat untuk memberikan kecupan terakhir pada Grace.

"Selamat jalan nak, semoga kamu bahagia disisi Tuhan"

Sunoo berbisik di samping telinga bayinya, menatap sayang paras cantik yang tetap setia memejamkan matanya.
Di elusnya pipi dingin Grace sebagai tanda perpisahan.

Man in the basemant [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang