part3

3.6K 274 10
                                    

Selamat membaca~~~~~


🌻🌻🌻




Satu minggu telah berlalu.
Park Sunoo, si pemuda malang dengan terpaksa harus melanjutkan hidup sebagai tawanan oleh ayahnya sendiri.

Hari hari yang ia lewati di dalam sana terasa sangat lambat.
Bahkan dirinya sudah tidak tahu persis pukul berapa saat ini.
Yang ia tahu tubuh serta pikirannya terasa berat. Hawa dingin dan lembab ia biarkan memeluk tubuh ringkihnya, meskipun selimut tebal telah tersedia.

Mungkin menurutnya mati lebih baik dari pada harus hidup di tempat seperti ini.
Tidak ada apapun dan siapapun yang membuat dirinya memiliki alasan untuk tetap bernafas.
Terkecuali cuplikan indah memorinya bersama Jay tempo hari.
Perasaan bahagia yang naasnya tinggal kenangan.

Entah sudah keberapa kalinya dalam seminggu ini Sunghoon datang mengunjungi dirinya yang terlihat mengenaskan.

Sunoo sedikit memasrahkan hidupnya, namun tetap enggan untuk berbicara pada ayahnya.

Lagi pula selama Sunoo tidak melakukan tindakan bodoh seperti awal awal hari sialnya, Sunghoon juga tidak memberikan perlakuan buruk padanya.

Saat ini, si surai pink entah mendapat keberanian dari mana. Ia menerobos tubuh tegap sang ayah, mendorongnya sekuat tenaga lalu menggedor pintu besi dengan di barengi teriakan frustasinya.

"MOM, HELP ME!!!"
"MOM, PLEASE HELP ME OUT!!"
"MOMMMMMM!!"

Setelahnya Sunoo memojokan tubuhnya kala mendapati Sunghoon berjalan mendekat.
Dengan tatapan jengah dari balik kaca mata, Sunghoon menghela nafas sejenak.

Memperhatikan kelakuan Sunoo yang seperti itu entah kenapa membuat darahnya mendidih.

Diseretnya kembali tubuh mungil Sunoo.
Sunoo jelas ketakutan, namun coba ia sembunyikan.
Ia terlihat jelas gemetar saat bersidekap menghadapi geraman ayahnya.

"Sunoo, please just stop it. Jangan membuatku semakin pusing" ujarnya sembari mengurut pelan pelipisnya.

"So, please let me out"

"NO!"

"KENAPA? APA YANG SALAH DENGANKU? KENAPA AYAH MELAKUKAN INI?"

Keduanya saling beradu mulut dengan nada tinggi. Membuat keadaan tampak sangat kacau, meskipun hanya dengan diisi dua orang.

"STOP YELLING AT ME!!"

"I DO, IF YOU GET ME OUT OF HERE"

Kemarahan Sunghoon memuncak. Di cengkramnya kedua rahang Sunoo. Lalu memutar paksa tubuhnya hingga berbenturan dengan pintu besi yang dingin.

Sunghoon mengukungnya dengan tubuh tegapnya.
Memberontakpun rasanya mustahil bagi Sunoo, apalagi dengan posisi dirinya yang terhimpit antara pintu juga tubuh Sunghoon.

Di raihnya kembali rahang Sunoo agar sedikit menghadapnya, lalu di raup paksa bibir sedikit pucat milik putranya.

Sunoo membelalakan netra rubahnya, tidak percaya akan hal yang ayahnya lakukan saat ini.
Secara naluriah air mata jatuh menetes begitu saja. Ia takut, marah, kecewa, juga sedih.
Berbagai perasaan campur aduk membuatnya menjadi emosional.

Sunoo mencoba memundurkan kepalanya agar terlepas dari pagutan Sunghoon.
Namun Sunghoon menggunakan sebelah tangannya yang bebas untuk menahannya.

"Tidak, ini salah. Dad, please. Ini salah, ini tidak boleh"

Batinnya memberontak, namun tubuhnya hanya bisa menerima segala perlakuan sang ayah.

Kini Sunghoon tidak hanya menodai bibir Sunoo, ciumannya menurun ke leher.
Menjilat serta menghisapnya kuat meninggalkan warna merah yang terlihat sangat kontras dengan kulit Sunoo yang putih.

Sunoo sekuat yang ia bisa mencoba menahan agar suara desahan tidak lolos dari belah bibirnya.
Entah kenapa kedua kakinya melemas, otak serta hatinya yang berontak menguar. Sekarang dirinya di dominasi oleh rasa aneh yang baru pertama kali ia rasakan.

Merasa tidak ada perlawanan lagi, Sunghoon melepas cengkramannya pada rahang Sunoo.

Dilihatnya wajah cantik didepannya yang tengah memejamkan mata sembari menggigit kecil bibir yang kini membengkak.

"Good boy. Cukup diam dan nikmati hukumanmu"

Sunoo menggeleng ribut kala telapak besar Sunghoon mengelus paha mulusnya.
Sial baginya karna hanya mengenakan celana pendek disaat seperti ini.

Di kecupinya telinga hingga tengkuk Sunoo, mencoba mencari titik lemah sang putra.
Sunghoon menarik sudut bibirnya setelah mendapati Sunoo menggeliat saat ujung lidahnya menyapa cuping telinga Sunoo.

Sunghoon membalik tubuh lemas si pemuda Park agar kembali menghadapnya.
Tatapan sayu serta keringat di dahi Sunoo tampak seperti pemandangan indah bagi Sunghoon.
Ibu jarinya terangkat untuk menyeka bibir bengkak Sunoo.

Dengan segera Sunghoon merobek paksa kaos oversize yang Sunoo kenakan. Hingga menampilkan tubuh mulus tanpa luka sedikitpun.

Sunoo mencoba menahan tangan ayahnya yang hendak menyentuhnya.
Namun sia sia, tenaga Sunghoon tidak sebanding denganya yang sudah sangat lemas.

Untuk kedua kalinya di raupnya bibir Sunoo, lalu menyelipkan sebelah tangan besarnya pada belakang kepala sang putra.

Dalam hati Sunoo berdoa, memohon maaf karna dirinya tidak bisa melakukan hal benar di kejadian ini.
Mengucap maaf pada sang ibu meskipun tidak ada yang mendengarnya.

Ciuman Sunghoon semakin tak terkendali, ia mendorong paksa lidahnya membuat mulut Sunoo terbuka.
Suara kecapan kini mendominasi ruangan kedap suara itu.

Sunoo memejamkan rapat matanya ketika merasakan telapak dingin meraih kejantanannya.

Lagi lagi ia berusaha mendorong Sunghoon menjauh. Namun yang terjadi malah sang ayah telah berhasil melucuti celana pendek serta celana dalamnya.

Tidak ada lagi kain yang melingkupi tubuh Sunoo.
Dirinya marah serta malu, dilecehkan oleh ayah kandungnya sendiri.

Selanjutnya Sunghoon membuka resleting celananya, mengeluarkan kejantanannya yang sudah berdiri tegak.

Mengangkat sebelah kaki Sunoo, agar dirinya bisa dengan mudah menasukkan miliknya pada lubang Sunoo.

Air mata kembali menetes, rasa sakit seperti badannya di robek dengan paksa mebuat Sunoo berteriak. Di cakarnya lengan Sunghoon yang tengah menumpu kakinya.

Selama sekitar satu jam, ruangan pengap tersebut hanya di isi oleh suara desahan erangan serta teriakan dari keduanya.


..................................................................................

Sempetin pencet vote & komen sebelum keluar ya gaes
Thnk kyuuu ❤

Man in the basemant [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang