part10

1.9K 178 4
                                    

Selamat membaca~~

🌻🌻🌻

Netra serupa rubah milik Sunoo terbuka perlahan.
Entah bagaimana caranya ia bisa terbaring di pesisir pantai yang terbentang luas.

Pemandangan pertaman yang menyambut manik kilaunya adalah sebuah hamparan luas langit orange dengan semu pink yang tampak cantik.

Sunoo mengerjap beberapa kali.
Seakan tidak percaya dengan apa yang ia pandang saat ini, tangannya yang bebas terayun untuk memberikan beberapa usapan pada matanya.

Si pemuda tampak terkejut, spontan ia bangun untuk mendudukkan diri.
Sekelilingnya sepi, hanya ada dirinya disana.
Kepalanya ia tolehkan ke sekitar, mencoba mencerna situasi yang tengah ia alami.

Beberapa saat fokusnya terpaku pada sinar yang terpantul atas tenggelamnya matahari secara perlahan.
Indah, namun juga sedikit mencekam.

Menyadari petang mulai mengambil alih, Sunoo berdiri kemudian berjalan tanpa arah.

Telapak kakinya terasa dingin, membuat langkahnya terhenti.
Dirinya menunduk, hingga menemukan sepasang kakinya bebas tanpa alas.

"Ibuuuuu!!"
"Ibu kamu dimana!!"

Sunoo berseru lantang, tidak perlu memperdulikan keadaan sekitar yang nyatanya sepi.

Kini sepasang kakinya ia langkahkan lebih lebar, membawa tempo sedikit lebih cepat pada setiap tapak kakinya.

Terus meneriakkan kata 'ibu' yang tak kunjung mendapatkan sahutan.
Tubuhnya melemas, hingga jalannya terseok.
Sepasang netra rubahnya memanas, siap menumpahkan lelehan air mata yang membendung di pelupuk mata.

Ia kesal serta marah. Tapi pada siapa?

Hatinya ngilu, merasa sakit yang tidak bisa di identifikasikan oleh ucapan. Hingga air mata turun sebagai pelampiasan.
Ia remat bagian dadanya di sertai isakan yang terdengar pilu.

Langit seutuhnya telah berubah menjadi gelap.

Isakan juga teriakan dari Sunoo menguar terbawa hembusan angin cukup kencang.

"Ibu tolong aku, hiks"

Sebuah kalimat sarat akan inginnya kehadiran seseorang tersebut terucap lirih.
Sang empu masih terus menangis dengan kepala yang ia tundukkan dalam.
Indra penglihatnya ia pejamkan, berfikir bahwa dengan cara tersebut lelehan air mata akan berhenti jatuh.

Saat larut dalam segala macam perasaan yang mendera, Sunoo menyadari ada sebuah langkah kecil menghampiri keberadaannya.

Kepalanya mendongak, dirinya menemukan seorang gadis kecil cantik berpakaian bak ibu peri berjalan pelan kearahnya.
Kedua tangan mungilnya tampak kesusahan dalam menyangga sebuah kotak berisi lampu temaram.

Sunoo tertegun, wajah si gadis tampak tidak asing.
Apalagi saat tersenyum, ia seakan melihat dirinya dalam versi perempuan.

"G-grace?" Panggil Sunoo sedikit terbata.

Tidak yakin, namun ia mencoba untuk memastikan.

Man in the basemant [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang