AS 2

1.2K 193 80
                                    

WARNING!!!
CERITA INI ASLI DARI IMAJINASI SENDIRI
MAAF KALAU ADA KESAMAAN PADA NAMA DAN TEMPAT
HANYA SEBUAH FIKSI DAN JANGAN DIBAWA KE KEHIDUPAN NYATA
JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN

♡♡♡

Kau terobsesi dan bukan mencintaiku. Untuk apa aku terima kalau didepan mata ada yang setia?

Happy Reading♥︎♥︎

Sudah dua hari Naya tidak mendapatkan kabar dari Jefri. Gadis itu juga beberapa kali menyepam ruang chatnya dengan Jefri, namun tak ada respons. Ia berinisiatif bertanya melalui Marvel. Naya langsung membuka ruang chat mereka.

Marvel🍉

[Kakak lagi bersama Jefri?] 10.39

[Aku menyepam chatnya dari semalam, tapi WhatsApp-nya centang satu] 10.40

[Aku tidak tau kenapa dia belum memberiku kabar] 10.40

[Tidak biasanya seperti ini] 10.40

[Apakah terjadi sesuatu?] 10.40

Naya membuang napasnya kasar. Berharap ia mendapatkan balasan secepatnya. Namun sudah 5 menit ia menunggu, tapi Marvel belum juga membacanya.

Sambil menunggu balasan dari Marvel, Naya keluar dari kamar dan turun ke bawah. Ia pun masuk ke dapur, lalu memeriksa kulkas yang sudah kosong.

"Aku lupa mengisinya," gumamnya sambil menutup kulkas dan mengecek sekali lagi Imes-nya. "Uhm, baiklah! Aku akan pergi ke Indomaret untuk membeli beberapa sayuran dan ikan. Semoga saja saat pulang dari Indomaret Marvel sudah membalasnya."

♡♡♡

Naya keluar dari Indomaret dengan beberapa kantung belanjaan yang ditenteng. Ia taruh kantung itu di sebelah bangku sopir. Ketika ia akan masuk, seseorang memanggil namanya.

Sosok itu berdiri dihadapan Naya yang menatapnya bingung. "Apa kau lupa dengan ku?"

♡♡♡

Kafe Pelangi...

"Jadi, bagaimana kau bisa sampai sini?" tanya Naya dengan segelas jus dihadapannya.

"Alasannya tetap sama seperti 3 tahun lalu."

Naya mengangguk singkat. "Uhm, patah hati lagi?"

"Ya, begitulah."

"Gadis mana lagi yang kau kencani?"

Pria itu memangku tangannya diatas meja. "Aku tidak tahu ini kebetulan atau bagaimana? Setiap aku menatap dirinya, aku selalu teringat kau."

Naya yang sedang minum jusnya pun tersedak. Ia ambil selembar tisu dari tempatnya untuk mengelap mulut yang basah.

"Ah, maaf. Aku membuatmu terkejut."

Naya mengangguk kecil, lalu ikutan memangku kedua tangan di meja. "Guntur Nashrul Widyatamaka, apa aku boleh tanya sesuatu?"

"Katakan saja. Aku akan menjawabnya sebisaku."

"Apakah kau masih mencintaiku?"

"Apa kau ingin jawaban jujur atau bohong?"

Gadis itu berdecak sebal. "Katakan yang sejujurnya Guntur."

Assalamu'alaikum (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang