AS 11

434 121 56
                                    

WARNING!!!
CERITA INI ASLI DARI IMAJINASI SENDIRI
MAAF KALAU ADA KESAMAAN PADA NAMA DAN TEMPAT
HANYA SEBUAH FIKSI DAN JANGAN DIBAWA KE KEHIDUPAN NYATA
JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN

Happy Reading♥︎♥︎

"Sejauh mana yang sudah kau tahu?"

"Mungkin semua?"

Naya menggeleng pelan. "Kau tidak akan pernah bisa mengorek masa lalu keluargaku, Guntur."

"Aku bisa melakukan apa pun untuk cintaku. Aku tidak mau menjadi orang bodoh seperti tiga tahun yang lalu, Naya."

"Lagi dan lagi kau mengatakan cinta. Apa maksudmu? Cinta yang mana?"

"Tenang, aku tidak mencintaimu lagi, tapi dia," tunjuk Guntur pada Rena yang saling berpunggungan dengan Naya.

"Jadi, orangnya adalah Rena?" tanya Naya menatap Guntur tak percaya.

Keduanya terdiam dengan Naya yang mengusap wajahnya frustrasi. Naya menghela napas, lalu membuangnya kasar.

"Apa yang sudah kau lakukan padanya."

Guntur terkekeh kecil. "Kami melakukan banyak hal."

"Bajingan! Jujur padaku! Apa kau memaksanya?"

"Oke, aku memaksanya. Tetapi saat aku mulai menyentuhnya, dia sama sekali tidak menolak. Bukankah itu termasuk keinginan masing-masing?" ujar Guntur dengan santai.

"Tidak, Rena tidak mungkin begitu. Dia-"

"Apa kau tahu? Sampai sekarang aku masih hafal suara desahannya saat aku menyentuhnya. Suara lembutnya memanggil namaku ketika aku tinggalkan beberapa tanda di tubuhnya. Jemari mungil itu pun ikut andil dalam permainan panas kami. Bibirnya yang-"

"Stop! Hentikan mulut kotormu itu!"

"Saudaramu yang kotor! Dia tidak ada bedanya dengan Bunda kalian yang jalang itu!" ujar Guntur memasang api kemarahan pada Naya.

"Dengarkan aku baik-baik. Saudara dan Bundamu adalah jalang. Jadi, berhenti mengatakan aku kotor. Nyatanya keluargamu yang kotor, Naya Rizkia Aditama."

"Hentikan, Guntur! Keluargaku tidak begitu! Ayah dan Bundaku resmi menikah dihadapan agama. Berhenti mengatakan omong kosong," ucap Naya berulang kali geleng kepala.

"Aku tidak beromong kosong, Naya," ucap Guntur, lalu mengambil ponselnya diatas meja dan mengirimkan sebuah video pada Naya.

"Aku sudah mengirim videonya padamu. Kau bisa melihatnya langsung kalau tak percaya," ucap Guntur, lalu terdiam sejenak.

"Kau tidak perlu takut. Aku akan tetap bertanggung jawab, karena aku sangat mencintainya. Maaf, kalau caraku salah untuk membuatnya mencintaiku."

"Aku pergi," ucap Guntur berlalu setelah menggunakan masker hitamnya.

♡♡♡

"Bunda hamil diluar nikah, Na."

"Aku hancur mendengarnya. Aku anak yang dilahirkan dari seorang jalang."

"Saudaramu yang kotor! Dia tidak ada bedanya dengan Bunda kalian yang jalang itu!"

"Dengarkan aku baik-baik. Saudara dan Bundamu adalah jalang. Jadi, berhenti mengatakan aku kotor. Nyatanya keluargamu yang kotor, Naya Rizkia Aditama."

Naya memeluk lututnya erat dengan air mata yang mengalir deras. Ia berusaha mungkin menahan isak, namun nyatanya Naya tak sekuat itu.

"Hiks, Bunda tidak mungkin begitu. Ayah dan Bunda sangat bahagia sebelum Bunda memergoki Ayah selingkuh. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa semuanya serumit ini? Hikshiks!"

Assalamu'alaikum (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang