• 08 •

85 12 14
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


|| Tandai ya kalo masih ada typo 🐝

 
  Siang ini di sebuah gedung terlihat riuh hilir mudik beberapa orang yang tengah bersuka ria. Pasalnya hari ini adalah hari pernikahan Arengga dan Aruna. Tak banyak tamu yang datang, hanya keluarga dekat Rengga dan Runa saja. Sebenarnya ini kemauan kedua mempelai agar tidak mengundang banyak tamu.

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Aruna Ambarsari  binti Abraham Aditya dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai!" Arengga melantunkan ijab kabul dengan sekali tarikan nafas.

"Bagaimana para saksi?!"
"SAHHHH!!"
"Alhamdulillah."


Beberapa orang yang hadir disana tersenyum bahagia, tapi terkecuali Arengga. Pria itu terdiam, ia sudah menjadi seorang suami dari wanita yang tidak ia cintai.

Setelah beberapa rangkaian pernikahan pada umumnya, kini hanya tinggal keluarga Kedua mempelai saja. Karena para sanak saudara sudah pulang setelah acara resepsi tadi.

"Nah kalian sudah menikah, selamat ya sayang." Ucap Erlina sambil tersenyum dan memeluk Aruna dari samping.

"Rengga, ibu titip Runa ya. Tolong jaga putri sulung ibu." Ucap Wina.

Arengga hanya tersenyum dan mengangguk.

"Rengga, ngga usah malu-malu gitu. Santai aja." Ucap Dilla sambil menaik-turunkan alisnya.

Rengga hanya memutar bola matanya jengah, sejak kemarin kakak perempuannya itu memang gemar menggodanya.

Setelah merasa tidak ada yang perlu dilakukan lagi, Wina dan Alula pun pamit pulang.

"Bu--"
"Panggil Erlina saja Win, biar lebih akrab. Kan besan sekarang." Gurau Erlina.

Wina tersenyum, "Erlina, pak Arifin saya dan Alula pamit pulang dulu saja. Karena hari sudah sore lagipula acara juga sudah selesai." Ucap Wina.

"Loh tidak mau ikut menginap di sini saja Win?" Tanya Arifin.

Pasalnya pernikahan Rengga dan Runa dilaksanakan di ballroom hotel milik Keluarga Pranaja.

"Tidak usah, kami pulang saja." Balas Wina.

"Kalau begitu biar diantar supir ya Win." Ucap Erlina.

"Ngga usah Lin, biar Lula pesen taksi online aja." Tolak Wina.
"Udah gapapa Wina, biar supir kami yang antar." Putus Arifin.

Sepertiga Malam [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang