Bibir gracia mendarat dengan sempurna dibibir shani, shani terdiam tidak bergerak.
Tangan shani masih di genggam oleh gracia. Sedangkan tangan gracia yang satunya melingkar dipinggang istrinya.
"OMG mata papa" ucap papa shani yang baru keluar dari kamarnya.
Gracia yang belum sempat mengulum bibir shani, segera melepaskan tautan mereka.
Wajah shani memerah, sedangkan gracia hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"maaf papa ganggu kalian, papa ga jadi ke kamar mandi deh"
"pakai aja pa kamar mandinya, maaf buat papa nggak nyaman" ucap gracia.
Papanya shani tersenyum jahil melihatnya, sedangkan shani kembali ke kasur lipatnya.
"kalo mau gituan jangan di depan kamar mandi, gracia" bisik papanya shani ketika melewati gracia.
Padahal hati gracia sangat dongkol, baru saja berciuman sudah di ganggu.
**
"Gre kamu mau langsung berangkat ngantor?" Tanya keenan.
"Aku anter shani ke kampus dulu pa, baru berangkat ke kantor"
"Setiap senin-jumat kamu selalu telat ngantor apa gakpapa gre?" Tanya ibunya shani.
"Gapapa ma nggak ganggu kerjaan juga"
"Tapi pasti kamu capek gre bulak-balik kaya gitu" -keenan
"Demi istri tercinta apapun gracia lakuin pa"
"Idi idi najis" Batin shani.
"Papa emang ga salah pilih mantu" Bangga keenan kepada gracia. Diliat liat pintar juga ya gracia mengambil hati mertua. Hiyak.
**
"Gimana shan hari ini, you good?" Tanya gracia setelah ia keluar dari kamar mandi. Shani yang sedang menonton televisi hanya mengangguk kan kepalanya.
Gracia mendekati shani, ia mengelus rambut halus shani. "Kamu cantik banget shan" Ucap gracia sambil memandang wajah samping shani.
"Stop gre, turunin tangan lo" Gracia menuruni tangannya pada paha shani.
"Apasih gre" Shani menepis tangan gracia.
Gracia tersenyum melihat shani, "sampai kapan shan?"
"Maksud lo?" "Gue mau ke kamar. Lo ganggu acara menonton gue" Lanjut shani, ia segera beranjak dari sofa dan menuju kamar.
Sedangkan gracia mengikuti shani dari belakang. "Ngapain lo ikut? Lo kan tidur di ruang tamu"
"Hari ini aku capek banget, mau tidur di kasur ini" Gracia merebahkan tubuhnya di ranjang milik shani.
"Shan, aku boleh cium kamu ga?" Izin gracia.
"Lo tau jawabannya gracia"
"Gak boleh?"
"Kalo aku maksa gimana?" Lanjut gracia.
Gracia mendekat ke arah shani, shani yang sedang berdiri di dekat ranjang langsung di tarik oleh gracia sampai jatuh ke ranjang.
Cup~ gracia menempelkan bibirnya pada bibir shani, mengulum bibir itu dengan lembut. Bibirnya terasa kenyal, manis, dan candu. Dada gracia berdegup kencang, sedangkan shani mencoba memejamkan matanya.
Shani tidak membalas ciuman gracia, tetapi matanya sudah tertutup. Menikmati? Hampir 2 menit gracia mulai mengulum bibir shani dengan penuh napsu.
Tangan gracia berjalan di tubuh shani, tepat pada payudara shani. Mata shani terbuka, shani memalingkan wajahnya sampai ciuman mereka terlepas.