Kesembilan

18K 816 73
                                    

Cup~

Gracia melumat bibir shani dengan perlahan, shani masih memejamkan matanya menikmati apa yang dilakukan suaminya pada bibirnya.

Shani meringis akibat gracia mengigit bibir bawahnya, mulut shani sedikit terbuka. Dengan cepat gracia memasukan lidahnya kedalam mulut shani.

Ciuman yang sangat intim dan dalam itu sesaat di balas oleh shani, shani menghisap bibir gracia pelan. Sedangkan gracia tersenyum tipis di sela ciumannya.

Beberapa menit suara kecapan itu terdengar dengan lumatan dan gigitan yang semakin panas, kini gracia melepaskan ciumannya karena merasa shani kehabisan nafas.

Dengan nafas yang tersengkal-sengkal mata keduanya bertatapan.

Pipi shani memerah, gracia mengelus bibir shani yang bengkak dan sedikit berdarah itu dengan ibu jarinya. "sakit ya?" tanya gracia kepada shani.

Shani mengangguk "sedikit"

"maaf udah buat bibir kamu berdarah" setelah kalimat itu keluar dari bibir gracia, ia mengecup bibir shani yang berdarah akibat perbuatannya.

"shan, malam ini apa boleh?" shani mengangguk pelan dengan malu.

Gracia terduduk di sebelah shani, dengan telaten ia menanggalkan semua kancing baju tidur shani dengan perlahan.

Sentuhan gracia, dapat di rasakan oleh shani pada kulitnya. Rasanya seperti setruman.

"wow, aku hampir lupa dengan  bentuknya" ucap gracia dengan penuh napsu ketika melihat payudara milik shani yang tertutup oleh bra.

"jadi selama ini kamu kalo tidur sama aku pake bra?" tanya gracia tiba-tiba.

"emang kenapa?"

"sayang, kamu kan tau gak baik pake bra pas kamu tidur. Mulai sekarang jangan pernah pake ya kalo mau tidur" pengait bra shani terbuka bersamaan dengan kalimat yang keluar dari mulut gracia.

Shani mengangguk pasrah, kini gracia menurunkan tali bra milik shani dengan sentuhan sensual.

Gracia melempar bra shani kebawah ranjang, "lohh kok di tutup?" tanya gracia ketika shani dengan cepat menyilangkan tanganya pada payudaranya.

"aku malu gee" gracia menggenggam tangan shani yang sedang menyilang itu.

Tidak perlu memaksa shani untuk membuka silangan tanganya, gracia kembali tengkurap kini wajahnya ia taruh di sela leher milih shani.

Mencium aroma tubuh shani dengan dalam, mengecup bahu milik shani dan sedikit menggigitnya.

Nghh lenguh shani ketika merasakan sakit di bahunya.

kecupan itu berpindah pindah hingga ke tulang selangka milik shani. Bagian favorite gue batin gracia.

Shani mendongakkan kepalanya agar gracia lebih leluasa bermain di area leher dan tulang selangkanya, lemas itu lah yang di rasakan shani.

Sehingga kedua tangan yang menutupi payudaranya terkulai kebawah, payudara shani tidak tertutup lagi.

Gracia membawa tubuh shani untuk berbaring, sedangkan shani pasrah menikmati kecupan-kecupan gracia pada tubuhnya.

Kini kecupan itu sudah turun berada tepat di payudara shani yang bulat sempurna itu.

Gracia melirik shani sejenak, shani yang sedang memejamkan matanya tidak menyadari tatapan gracia.

Gracia kembali mengecup area korpus yang kenyal dan bulat itu, gracia mengeluarkan lidahnya dan mulai menjilat nipple milik shani.

Ashhh desah shani ketika merasakan payudaranya seperti tersengat sesuatu, desahan shani yang tiba-tiba itu membuat nafsu gracia makin menggebu.

HYPER(GreShan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang